Yours.

670 49 0
                                    

Jaemin POV

"Gomawo,"

"Nne?"

"Gomawo, mianhae, saranghae "
(Terimakasih,maaf, aku cinta padamu)

Aku tersenyum lega ketika mendengar Daera mengucapkan hal itu. Hal inilah yang kutunggu setelah sekian lamanya kami selalu bersama.

"Nne,"

Jujur,aku sangat bingung ingin menjawab apa. Karena situasi saat ini sedikit melelahkan, namun juga menyenangkan.

"Kita mau kemana?"

"Kerumahku, kita istirahat disana,"

"Mwo? Tapi, nanti orangtua mu melihatku, ottokhae? (Bagaimana?)"

"Gwenchanayo. Semuanya pasti akan baik baik saja."

****

Pintu rumahku terbuka. Didalam sangat sunyi. Aku meletakkan Daera di sofa lalu mengambilkannya segelas air putih.

"Gomawo, untuk air nya,"

"Hmm.. kau tidak berterimakasih lagi padaku?"

"Untuk apa lagi?"

"Aih.. tadi aku sangat lelah membawamu kesini, lihat! Punggungku sangat sakit,"

"Gomawo,"

Daera menjawabnya dengan singkat. Wajahnya menunjukkan ekspresi datar seolah olah tidak terjadi apa apa. Aku mengacak rambutnya yang membuatnya kesal. Entah kenapa ini akan menjadi sangat lucu ketika dia sedang marah.

"Yak! Kenapa kau sering sekali mengacak rambutku?"

"Aku hanya suka saja membuatmu kesal, karena kau kelihatan lucu,"

Daera sudah mengambil ancang ancang untuk memukulku. Namun,

"Daera sshi,"

Suara Eomma mengejutkan kami berdua. Daera yang berada di sebelahku langsung berdiri dengan susah payah lalu membungkuk kepada Eomma.

"Anyeong haesseyo Ahjumma,"

"Kakimu kenapa Daera?"

"Ah.. gwenchana. Tadi, aku hanya terjatuh saat berlari,"

Eomma terlihat khawatir kepada Daera yang sedang menutupi luka dikakinya. Eomma kemudian menatapku dan memberi isyarat 'apa yang terjadi?' . Namun,aku hanya menggeleng pelan.

"Jaemin, kenapa Daera bisa terluka?"

Eomma mengingtrogasiku sambil melihat kaki Daera. Daera berusaha untuk membelaku agar Eomma tidak terlalu khawatir.

"Aih.. Baiklah. Jika kau merasakan sakit, segera panggil aku. Jaemin, jaga dia,"

Eomma pergi ke kamarnya dan meninggalkan kami berdua. Daera menatapku kemudian menghela napasnya pelan.

"Kau ingin pulang? Aku bisa mengantarmu,"

Daera mengangguk pelan. Aku membantunya berdiri, namun kelihatannya sangat tidak mungkin baginya untuk berjalan dengan keadaan kaki nya yang seperti itu.
Akan tetapi, ketika aku memegangnya, Daera melepaskan tanganku dan terus berjalan. Tiap langkahnya dia meringis kesakitan, yang membuatku terus berusaha untuk memegangnya yang selalu ditolak olehnya.

Dia memberhentikan taksi didepan rumahku, lalu masuk dengan cepat tanpa mengucapkan selamat tinggal.

Aku mengehela napas pelan dan berjalan gontai masuk ke rumah

Just L.O.V.E. [ Na Jaemin ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang