A Little Confession.

520 52 0
                                    

♡♡♡♡
Suara suara sirine mobil telah meramaikan pagi hari ini. Mark masih tertidur disebelahku. Aku beranjak dari tempat tidurku dan pergi keluar kamar.
Bau masakan yang sangat lezat tercium ketika aku keluar kamar. Bukan hanya aku saja, di meja makan, ada Renjun, Chenle, Jeno, Haechan, dan Jisung sudah duduk rapi sambil menatap kearah dapur. Aku menggaruk kepala sambil berjalan kearah ruang makan.

"Hyung! Lihat, yeojachingu mu sedang memasak sesuatu untuk kami! Aihh.. dia sangat baik sekali,"

"Aigoo.. bahkan hanya dengan harum masakannya saja kami dapat bangun dan bisa duduk rapi disini.."

"Hmm.. aku sudah tidak sabar lagi.."

Ocehan dari mulut Haechan, Renjun dan Chenle membuat Daera yang sibuk memasak tersenyum menatap mereka.

Tunggu. Tersenyum? Mungkin ini agak aneh karena dia sudah lama tidak tersenyum. Kalaupun dia tersenyum, pasti sangat kecil kemungkinannya senyum diwajahnya dapat terlihat jelas.
Entah mengapa aku yakin kalau dia itu tersenyum walaupun tidak disadari oleh yang lain.

Aku ikut duduk di meja makan. Tak sampai lima menit, makanan itu langsung tersaji didepan kami. Dua buah Jjangmyeon berporsi besar dan kimchi beserta spagetti disajikan ditiap tiap piring.
Mark pun ikut mengambil bagian dan langsung duduk di sebelah Jeno. Daera mengambil posisi duduk disebelahku. Kami pun makan bersama.

"Wah! Sudah lama kita tidak makan masakan rumah seperti ini!"

"Yah, bisa dibilang aku sangat merindukan masakan seperti ini daripada terus memakan fastfood."

"Wah daebak! Kim Daera masakanmu sangat lezat. Wah, kau juga cantik sekali. Kau adalah yeoja idaman para namja,"

Seketika itu juga kepala Chenle langsung dipukul pelan oleh Jeno dan Haechan. Aku dan Daera menatap maknae itu terkejut. Terutama aku yang langsung menoleh saat ia berkata bahwa Daera adalah yeoja idaman.

Jeno menatapku lalu berbicara kepada Chenle.

"Yak! Kau belum pernah merasakan pukulan Jaemin ? Berbicaralah secara hati hati. Apalagi Daera sudah ada yang punya,"

Jeno hampir memukul kepala Chenle lagi. Tapi aku langsung mencegahnya.

"Hei! Sudah, biarkan Chenle. Tak apa, lagipula benar perkataan Chenle, Daera memang membuat masakan lezat pagi ini. Tidak ada salahnya bukan jika dia memuji?"

"Hmm, aku setuju dengan Na Jaemin. Tak apa, aku juga sangat senang mendapat pujian seperti itu,"

Jeno mengangguk pelan ketika aku menjelaskan yang dilanjutkan oleh Daera. Kami semua lalu kembali makan dengan tenang, yang diselingi oleh candaan.

♡♡♡♡

"Jaemin sshi, apa sebaiknya aku pulang sekarang?"

"Waeyo? Tak masalah juga jika kau masih disini,"

Handphoneku tiba tiba berdering.
Appa.

"Anyeong haesseyo Appa,"
"Anyeong Jaemin, kau ada dimana sekarang?"
"Ah, aku ada di dorm Appa. Maaf tidak memberitahukanmu semalam."
"Aih.. iya, tidak masalah bagiku. Apa Daera sudah pulang?"

Just L.O.V.E. [ Na Jaemin ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang