Always Here.

633 59 0
                                    

"Arra. Tapi, jujur, aku sangat jatuh hati kepada Daera. Mianhae Appa. Tapi ini yang kupendam selama ini, aku sangat menyayanginya, seperti aku menyayangi Appa dan Eomma,"

Appa terdiam lalu menghembuskan napasnya pelan. Dia mengelus pundakku. Aku tahu semua yang kulakukan ini lancang. Namun, jika aku menunggu lebih lama lagi, memendam hal ini lebih lama lagi, aku juga yang akan rugi. Jadi, kupikir ini adalah suatu kesempatan yang tepat untuk membicarakannya.

" Jaemin ah, apa kau serius? Bukankah kau melakukan ini agar Appa senang? Bukan itu persetujuan awalnya?"

"Awalnya memang seperti itu Appa. Aku memang sangat senang karena Appa. Tapi aku juga memendam hal yang lain selama aku menjalani hal itu. "

"Lalu, apa yang kau mau? Appa pasti akan membantu jika itu bagus,"

"Appa, mianhae sebelumnya. Bukannya aku lancang, namun, aku tak butuh bantuanmu. Aku hanya ingin kau mengerti bahwa anakmu ini sudah cukup dewasa untuk berjuang sendiri. Appa, gwenchana, aku bisa, jika aku yakin, pasti aku bisa bersama Kim Daera. Aku tidak akan mengecewakanmu Appa. Gomabseunida,"

Aku memeluk Appa dengan erat lalu membungkuk padanya. Dia hanya mengangguk pelan dan tersenyum lebar kepadaku.

♡♡♡♡

Drrt.. drrrt..

Getaran handphone membangunkanku di senja yang mendung ini. Aku menggaruk kepalaku lalu mengambil handphone.

Keluar dari dorm dan lihat lah!

Pengirim : nomor tidak dikenal.

Aku sedikit bingung. Jangan bilang jika ini dari fans ku. Kuhempaskan tubuhku diatas kasur, lalu mengetik sesuatu untuk membalas sms itu.

"Waeyo?"

Belum sampai lima detik, pesan kembali masuk.

Ppali..aku tidak suka menunggu. Disini mulai gerimis.

Aku berdecak pelan lalu berjalan keluar dorm sambil memakai mantel. Sekali lagi, aku menjadi pusat perhatian para member yang sedang duduk di sofa.

Tak kuhiraukan mereka, aku berjalan membuka pintu depan.

Ckreek.

Tidak siapa siapa di depan pintu.
Kenapa aku mudah percaya? Bahkan aku tidak berpikir dua kali jika sms itu adalah sms palsu.
Aku membalikkan badan lalu menutup pintu.

"Chakkaman! (Tunggu)"

Aku menoleh kearah luar. Mataku membulat dan badanku terdiam seketika.

"Sudah kubilang aku tidak suka menunggu. Bahkan kau tidak melihatku berdiri disini,"

Yeoja itu mengomel didepanku sambil memeluk badannya sendiri. Dia berjalan semakin mendekat dan sekarang tepat berada didepanku, yang hanya berjarak beberapa centi saja.

Jantungku berdegup kencang ketika wajahnya mendekati wajahku. Aku menelan ludah dan terus menatapnya.

"Apa.. apa yang kau lakukan?"

Dia berhenti tepat disamping pipiku. Tangannya bergerak mengelus wajahku pelan. Dia pun kembali menjauh dan berdiri dengan tenang.

"Mwo? Apa kau berpikir aku akan menciummu? Yak! Lain kali bersihkan wajahmu sebelum bertemu seseorang,"

Dia berbicara sambil memegang pinggiran bibirku. Aku yang awalnya tediam, langsung berbalik badan dan menggosok wajahku. Aku menoleh kearahnya sebentar, dan dia langsung memasang wajah heran.

Just L.O.V.E. [ Na Jaemin ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang