Dreams Come True

212 1 0
                                    

    Setelah sekolah ku kelar alias usai, aku langsung menuju kemari. Hri ini, Oliver telah masuk sken

dua puluh empat, adegan tiga. Di sekenario tertulis: Seena mengetahui bahwa ternyata Nickita adalah anak dari Michiko. Tetapi Seena tidak mengambil pusing, karena ia tetap menyukai, Nickita.

Tetapi bagi, Nickita: ia tak tinggal diam tuk merebut Oliver. Jalan apa saja ia lalui agar ia bisa mendapatkan kenginannya.

     " Wah seperti di sinetron saja kisahnya." Menggeleng-geleng sambil berbisik.

" Apakah aku harus seperti, Nickita yang tegas dan egois.?" Tanyaku sambil meletakkan buku sekenario itu di meja." Tapi aku takut merusak kebahagiannya." Aku hanya bisa bergumel kepada diri sendiri. " Aku bukan, Nickita, tapi aku adalah aku, Olivia." Tak terasa air mata ku jatuh membasahi kedua pipi ku. Dengan segera aku berlari-lari meninggal kan ruang syuting. Dengan cepat aku menaiki tangga. Dan tanpa kusadari tangan ku ada yang menarik oleh seseorang.

      " Ada apa, Livi.?" Ia beratanya sambil menatapku tapi tangannya masih berada di pergelangan tanganku." Kenapa kau berlari.?" Lanjutnya sambil melepaskan tangan ku. Aku menuju tangga teratas dan duduk disana, ia pun mengikutiku tapi ia duduk di tangga kedua. Air mataku terus saja mengalir.

" Katakanlah ada apa sebenarnya.?'  " Apakah kau mau mendengar keluhanku.?" Aku balik bertanya kepadanya. " Yah, kalau itu mau mu." Aku mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskannya.

Lalu aku pun menceritakan semuanya. Kemudian Ia menyimaknya dengan serius.

" Bagaimana, apakah aku harus menjadi seperti, Nickita.?" Tanyaku ketika aku berhenti menceritakan keluhanku. " Jadi kau terpukul hanya gara-gara soal ini saja." Kata-katanya seolah-olah penuh makna lain. Tapi aku hanya bisa menganggukkan kepalaku.

" Saranku ; kau harus menjadi diri mu sendiri."  Aku mengerti perkataan nya itu. Tapi aku harus kembali karena aku tak enak hati atau aku takut mekera mencariku.

        " Trimakasih sudah mau mendengar keluh-kesah ku ini dan trimakasih telah mendukungku."

Sebelum bangkit berdiri dan menepuk bokongku agar debu di rok ku hilang, aku mengucapkan terimakasihku kepada Eritoda Haruhiko.

" Hei.!" serunya dari belakangku. Aku sudah melangkah kira-kira sudah sepuluh langkah lebih.

" kalau ada masalah kau boleh mengatakan apa pun kepadaku." Sambil berjalan aku melambaikan tangan kiriku kearahnya.      

MY BOYFRIEND IS A SUPER STAR  Chapter 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang