Mentari menyambut gadis berambut hitam pekat dengan sinarnya. Dengan langkat perlahan demi menghindari nyeri yang menjalar dalam tubuhnya akibat luka dikedua kakinya.
Taman rumah yang luas menjadi tujuan utamanya berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari singgah sananya. Ranjang tidur yang berukuran queen size hampir saja membuatnya lupa diri. Bangku kayu yang terbuat dari kaju jati asli membuatnya nyaman duduk disana.
Jessica menyandarkan tubuhnya dengan tenang pada bahu bangku tersebut. Sesekali menghirup udara yang begitu asri karena neneknya sengaja menaruh banyak pepohonan dihalaman rumah agar tetap terjaga dari polusi. Ia memandangan kakinya yang terlapisi dengan lembaran kain putih.
Dirinya tak pernah merasakan hal begitu manis sebelumnya. Saat pria bernama donghae itu mengobati kakinya dengan lembut dan juga suara kekhawatiran yang terdengar dari mulutnya. Ia memang tak bisa mempungkiri kalau dirinya kagum pada pria tampan itu, tapi rasanya masih saja ada yang mengganjal seperti suatu ketakutan mungkin.
Mulai dari tatapan yang donghae berikan padanya sungguh membuat hati damai bahkan jauh sebelum acara makan malam itu tapi ia belum mau mengakuinya karena takut terlalu larut dan lupa dengan kepercayaannya.
" nouna diluar ada yang ingin menemuimu" ucap pelayan kim yang tiba-tiba saja datang menghadapnya sambil menunduk. Ia memang yang bertugas menjaga gerbang jadi jika ada yang bertamu harus menemui beliau terlebih dulu.
" siapa ?"
" namanya lee donghae, pria itu bilang ingin memberikan sesuatu dari bibi jinka" jessica menghela nafas. Bagaimana bisa dengan hari yang masih begitu pagi ia kembali harus bertemu dengan pria itu. Bagaimana dengan jantungnya nanti.
Tapi jika ini ada hubungannya dengan bibi jinka, mau bagaimana lagi ia tak ingin bibi jinka berfikir yang tak baik mengenai dirinya apa lagi menolak pemberiannya. Hhhmmm atau ini hanyalah sebuah alasan.
Alasan donghae untuk menemuinya ... Mungkin.
" bagaimana nouna ?"
" ohh persilakan saja dia masuk" pelayan kim mengangguk lalu kembali kearah gerbang.
Jessica melihat itu. Pria dengan pakaian casual di hari minggu tengah berjalan kearahnya dengan senyum yang merekah. Seperti bunga tulip yang baru mekar mungki. Ya jessica sangat menyukai bunga tulip.
Dan gadis ini akan membayar berapapun untuk membeli bibir tulip dengan warna terbaru. Bahkan ia berencana untuk memperlebar rumah kacanya yang hampir penih dengan berbagai jenis bunga tulup juga buah strawberry.
Donghae menatap gadis yang juga tengah melihat kearahnya dengan wajah datahnya. Dengan kaos oblong juga jens selutut, gadis itu duduk dengan begitu anggun. Oh tidak ... Sekarusnya ini terlihat biasa tapi tidak untuk jessica yang mengambil seluruh perhatiannya untuk sekedar melihat wajah tirus gadis ini.
" eommaku menitipkan ini untukmu supaya kakimu cepat sembuh" ucap donghae sambil memberika botol minuman yang ia bawa dari rumah.
Jessica menerimanya lalu meletakkan di atas meja tepay didepannya. " sampaikan terima kasihku ... Sebenarnya tak perlu sekhawatir itu. Lagi pula ini hanya luka kecil" ujar jessica sambil mengayunkan kedua kakinya.
" ya ... Luka kecil sampai kamu harus berusaha keras untuk keluar rumah"
" kau melihatnya ?"
" tadi aku mengintip sedikit saat beberapa pertanyaan yang penjaga gerbang itu berikan ... Dan itu membuktikan kalau kau belum pulih jessica"
Jessica mengangguk pasrah karna ia memang belum pulih dan ia berterima kasih karena banyak orang yang menyayanginya. Senyum donghae kembali terukir setelah kekhawatiran itu. Ia lega karena gadis ini tidak memandangnya sinis seperti dua hari itu. Mungkin ini awal yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Day [ Lee Donghae X Jung Jessica ]
RomanceJessica yang mempercayai kehidupan tanpa lelaki membuatnya menutup ruang lingkup bagi siapapun pria yang mendekatinya. Tapi suatu malah ia datang dengan baik memperkenalkan diri tanpa permisi jessica hiraukan begitu saja. Tapi takdir seolah memperma...