Sepertinya tuhan terlalu baik untuk mengabulkan permintaan wanita yang terduduk dengan tatapan kosong dilorong rumag sakit. Permintaan yang bahkan masih ia ingat setelah beberapa tahun kebelakang ia ucapkan dengan sangat lantang, yaitu. Ia ingin agar tuhan mengambil wanita yang melahirkannya dari pada harus hidup tapi sama sekali tidak pernah mengakuinya.Tapi kenapa harus sekarang. Disaat ia mau mencoba untuk mengembalikan situasi seperti awal. Dimana dirinya sudah mau menerima baik buruk wanita yang sudah tega menelantarkannya. Dan bukankah itu yang ia mau sejak awal.
Matanya tak teralih dari ruang berpintu putih penuh pengharapan. Sejak ia sampai dirumah sakit dan sampai detik ini hanya sebuah tangisan pilu dari wanita tua yang berada dalam pelukan kakeknya. Ya jessica sama sekali tidak menangis. Tapi tak tahukah kalau dihatinya terasa begitu sesak sekarang.
Sedangkan donghae sedang menenangkan ibunya yang juga hadir dan ikut andil dalam tangisan pilu dilorong berwarna putih. Ia sadar kalau ini akhir penderitaannya, bukankah ini yang ia mau. Lebih baik tidak memiliki seorang ibu sekalian.
Pintu putih itu terbuKa dan menampakkan satu sosok pria paruh baya berjas putih dengan satu tangan melepas masker diwajahnya. Saat itu juga boa dan lainnya langsung menghampiri dokter itu dan melayangkan pertanyaan bagaimana keadaan mereka.
Tapi dokter itu menggeleng lemah membuat semua yang ada disana seketika lemas melihat itu.
" ... Maaf tapi saya sudah berusaha semaksimal mungkin tapi mereka sama-sama mengeluarkan banyak darah juga salah satu mereka ada yang sudah mengidam penyakit HIV" sontak mereka terkejut mendengarnya. Sementara jessica masih saja menyandarkan tubuhnya tanpa mau tahu apa yang dokter itu katakan.
" si—siapa dokter ?" Tanya jinka masih dengan isak tangisnya.
" Nyonya eunso ..." Lagi-lagi tangis boa pecah dan terduduk lemas. Melihat itu yunho langsung membopong tubuh lemah istrinya untuk kembali duduk dikursi tunggu.
Sementara jinka langsung masuk kedalam ruangan itu setelah dokter memperbolehkan keluarga untuk masuk kedalam ruangan itu. Tapi tidak dengan donghae, ia masih bingung apa yang harus ia lakukan. Dihatinya menangis saat tahu kalau ayahnya kini sudah tiada bersama ibu tiri yang baru beberapa jam itu ia lihat dan sekarang mereka pergi membawa luka.
Donghae masih berdiri didepan pintu ruangan itu dengan pandangan kosong. Bisakan ia kembali melihat pria yang sudah menghianati ibu yang begitu ia cintai demi wanita yang ternyata adalah ibu dari wanita yang begitu ia ingin miliki. Bisakah tuhan.
Akhirnya donghae lebih memilih untuk menjauh dari ruangan itu dan matanya kembali tertuju pada wanita yang sedari tadi tak menunjukan pergerakan apapun sejak sampai dirumah sakit ini bersamanya. Pria itu memilih duduk disamping jessica sampai wanita itu akhirnya menoleh kearahnya dengan tatapan sendu. Tatapan yang bahkan sudah busa donghae pastikan hanya tunggal hitungan detik lagi air bening itu jatuh dari kelopaknya.
" aku bisa meminjamkan sebuah pelukkan hangat ... Saat eommaku banyak masalah ia pasti memintaku untuk memeluknya dan menangis dalam pelukkanku" ujar donghae sambil merentangkan tangannya dengan lebar.
Jessica tersenyum dengan begitu pahit. Pria ini sudah pernah berkata dengan kalimat ini sebelumnya. Tapi ia sendiri tak tahu perasaan apa yang sekarang ia rasakan, entah sakit atau bahkan perih sampai rasanya ia ingin mati. Padahal seharusnya ia senang dengan berita kematian wanita itu bukan.
Dengan gerak lambat jessica akhir masuk kedalan pelukan hangat itu. Pelukan yang ia rasa bisa melupakan sejenak apa yang berkecamuk dihatinya. Melupakan perasaan apa yang sekarang ia rasakan saat tahu wanita itu telah tak lagi bernyawa.
Boa dan yunho tak lagi disana. Mereka sudah masuk kedalam saat dirasa bosa sudah lebih tenang untuk melihat jasad anak pertamanya.
" kau sedih melihat eommamu tak lagi bernyawa ?" Tanya donghae tiba-tiba tanpa menghentikan usapan lembut dipunggung jessica setelah ia rasa wanita didalam dekapannya itu tak lagi terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Day [ Lee Donghae X Jung Jessica ]
RomanceJessica yang mempercayai kehidupan tanpa lelaki membuatnya menutup ruang lingkup bagi siapapun pria yang mendekatinya. Tapi suatu malah ia datang dengan baik memperkenalkan diri tanpa permisi jessica hiraukan begitu saja. Tapi takdir seolah memperma...