Seorang gadis berseragam putih abu-abu dan berjaket merah itu sedang duduk didepan sebuah toko dengan mendumel dan menampakkan raut wajah kesal yang kentara.
"Ayo cepet yah! Aku nanti terlambat, ini juga motor butut gue buang lo lama-lama," Ucapnya dengan nada marah-marah.
Sang ayah yang akhirnya bisa menstater motornya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan putri kesayangannya itu.
"Ayo naik, " ucap pria paruh baya itu. Sang anak dengan segera menaiki motor dengan gaya grusa grusu langsung menaiki motor itu.
Setelah ngebut 80 km/jam, perjalanan gadis itu ke sekolah hanya memakan waktu 4 menit, ia tersenyum bangga pada ayahnya sambil menepuk bahu ayahnya itu.
"Halah kamu ini, yasudah cepet masuk sana, "
Setelah salim dengan ayahnya gadis itu berlari kecil menuju kelas barunya yaitu kelas 11 IPS 2.
¤©i€¤"Akhirnya si kampang dateng juga," Sambut seorang gadis cantik bername tag Salma. Gadis berjaket merah itu menanggapinya dengan tertawa aneh.
"Yee gak ada alasan buat gak masuk," jawabnya sambil meletakkan tasnua dibangkunya.
Setelah meletakkan tasnya ia mengamati seluruh kelas ini, sebagian sibuk mengerjakan pr dan sebagian sibuk dengan candaan-candaan receh.
Tentu saja yang sedang sibuk mengerjakan pr itu anak-anak dari kelas 10 IPS 2 dulu sedangkan yang sibuk dengan candaan itu alumni 10 IPS 3. Semuanya terasa canggung bagi gadis berjaket merah, kelas ini adalah kelas mix antara 10 IPS 2 dan IPS 3 yang berarti setengah dari kelas ini teman barunya.
Kecuali Salma, dia sudah jenuh melihat mukanya sejak TK.
"Heh lia, cepetan ambil topi lo, ini mau upacara hari guru, gue gak mau ketinggalan serangkaian acaranya ya," Omel Salma. Ya, nama gadis itu adalah Lia. Panjangnya Nurlia. Gadis dengan tinggi 165 berbadan kurus tapi juga tidak kurus amat seperti tengkorak.
Saat ini Lia bersama salma sudah berada dilapangan, begitu pula semua penduduk kelas 11 IPS 2. Lalu mereka berbaris sesuai urutan kelas dilapangan. Tak menunggu lama upacara sudah dimulai.
Dimulai dari upacara biasa hingga penampilan-penampilan dari kakak-kakak kelas 12 yang bagus seperti band dan dance. Lia geleng-geleng sendiri memikirkan kenapa kakak kelasnya itu repot-repot mempersiapkan itu semua sedangkan Ujian dan Seleksi masuk perguruan tinggi negeri melambai menanti mereka.
"Itu udah tradisi kali," Sahut Salma disampingnya seolah tahu apa yang ia fikirkan. Lia langsung ber-O ria dan mengangguk mengerti.
Tak terasa perayaan hari guru sudah selesai. Seluruh peserta upacara membubarkan diri dan kembali kekelas masing-masing.
"Eh stop, kita foto dulu dong di photoboth, " Ucap gadis mungil berwajah cantik bernama Tina menghentikan jalan rombongan 11 IPS 2.
"Oh iyaa, ayo gais foto kita belum punya foto sekelas," Sahut gadis berkacamata Windi.
Semua penghuni 11 IPS 2 akhirnya berjalan menuju photoboth yang dekat dengan kelas mereka.
"Fotonya diunggah di instagram kelas kita ya," Teriak salma selaku admin dari instagram kelas.
"Posting aja,"
"Iya post aja daripada krik tuh akun,"
Sekira semua sudah menyatakan setuju Salma dengan cekatan memposting foto kami ke instagram.
Setelah memposting foto-foto hari guru tadi, Salma merasa kurang kerjaan lagi. Ia mendengus lalu melirik kearah bangku Lia yang sedang berwajah muram durja.
"pasti mikirin mantan," Gumam salma.
"Ah sudahlama tidak menjahili lia mulutku keram sekali," Batin Salma terkikik. Ia lalu bangkit dan mendudukan dirinya di kursi sebelah Lia.
Lia yang merasa salma tiba-tiba duduk disebelahnya merasa acuh karena salma akan selalu merusuhnya ketika ia merasa bosan.
"Lo lagi ngapain," Tanya salma seraya berusaha mengintip layar ponsel Lia. Lia yang mengetahui itu langsung menyembunyikan ponselnya. Ia tahu jika ketahuan memantau last seen mantannya lagi, salma pasti akan berkutbah.
"Apasih lo," Lia melirik garang pada Salma. Salma yang kesal tidak diberitahu seolah mempunyai ide yang berlian.
"Woyy gais, Katanya Lia Dava comel, daritadi ngezoom in foto kelas tadi," Teriak Salma dengan suara cemprengnya.
Lia yang tak pernah berucap seperti itu langsung membelalak.
'Hey apa-apaan itu' batinnya.
"Haaa Dava comel yaa?" Sahut gadis berperawakan tinggi bernama Belinda.
Lia mendengus, Belinda dengan Salma ini sama saja.
"Ya allah liaa, buka mata looo, comelnya darimana, astaghfirullah," Sahut Tina dengan tatapan menggoda.
"Gue gak nyangka selera lo turun dari mantan lo ke dava," Salma melanjutkan omongan tidak pentingnya tadi membuat Lia berdecak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You
Teen FictionNamaku Lia. Aku mencintai dava tapi dava enggak. Gimana dong? Kalau katanya hadi "Udahlah, sekarang jamannya emansipasi wanita, cepet tembak," [Based on true story, cerita cinlok fenomenal di kelas ips 2, selamat membaca]