5

31 0 0
                                    

Nurlia
Mau gue bantu?

Dava
Emang lo udah selse?

Nurlia
Udah dong, makanya gue nawarin lo

Dava
Gak ngerepotin?

Lia terkekeh, kenapa Dava basa basi sekali. Memang sih mereka tidak terlibat banyak interaksi sebelumnya mungkin itu yang menjadikan sikap Dava yang rada canggung padanya.

Nurlia
Gak kok, Gue mau bantu lo soalnya lo kan absen awal. Kalo belum siap bisa afk kita sekelas

Dava
Oke

Nurlia
Jadi lo udah sampai mana?

Dava
Nyari contoh kasus aja gue belum

Nurlia
Padahal di internet banyak, yaudah gue cariin.

Setelah itu lia sibuk mencarikan contoh kasus integrasi sosial di internet. Tak butuh waktu terlalu lama lia akhirnya mendapatkannya.

Nurlia
Tuh tinggal analisis aja

Setelah mengirim pesan tersebut lia berselancar ke instagram.

Ting!

Tangannya gatal sekali membuka notifikasi yang baru saja masuk. Sekali dua kali ia lirik. Tapi ia tetap pada pendirian.

Ting!

Hah? Cepat-cepat ia buka notifikasi itu.

Dava
Oke makasih ya

Eh gue minta tolong dong ini gimana format analisisnya.

Nurlia
Ini gue kirimin punya gue, setidaknya kaya gini.
▶Document◽

Niat otak mau mengakhiri percakapan sampai situ tapi hati berkelit ingin terus-terusan chating. Setelah beberapa menit pesan yang ia kirim di read, lia kembali mengirim pesan.

Nurlia
Ada yang bingung gak?

Dava
Gue bingung ini masuk ke karakteristik yang mana, mirip mirip semua
▶Picture◽

Oke sepertinya lia akan lembur demi mengejar cintanya yang baru. Alamat jadi budak cinta lagi.

                          __---____----___--

Jangan tanya bagaimana kelanjutan tugas dava, karena itu semua sudah selesai dengan 90 persennya Lia yang mengerjakan.

Hadi menghampiri Dava yang sedang mengedit tugasnya dibangkunya.

"Gimana bro? Udah selse tugas lo?" Tanya  Hadi sambil merangkul dava dari samping.

"Yaudah dong bos, cuma masalah ginian gampang," Jawab Dava sambil cengengesan.

Salma yang mendengar percakapan itu dari bangkunya memutar bolamatanya malas. Ia tau semua tentang tugas dava yang dikerjain lia karena kebucinan lia yang mulai timbul ke permukaan.

"Halah dikerjain Lia aja bangga," Ucap salma terus terang. Dava pun melihat salma dan hanya diam saja tidak berkomentar.

Lia berdecak mendengar celetukan Salma, ia pun memelototi salma dari bangkunya berharap tidak usah membongkar semuanya didepan anak kelas 11 IPS 2 ini.

Hadi pun bersiul. "Widih dikerjain Lia ternyata,"

"Gak, Dava ngerjain sendiri kok, cuma kemarin tanya gue dikit doang. Udah gausah banyak omong," Lia dengan cepat memberi klarifikasi karena mulut hadi ini lumayan berbahaya.

"Belain aja terus hihi," Salma pun ikut mensarkas. Bagi Salma bucin sampai mengerjakan tugas doi itu udah gak wajar dan gak ada pembenaran. Salma sedikit tidak srek dengan kelakuan lLia kali ini tapi apa daya kalau udah bucin dibilangin pun gak mempan.

"Heh gais cepet balik ke bangku kalian masing-masing, ada gurunya," Ucap abas yang mengakhiri perdebatan pagi ini.

                  -_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas lebih limabelas menit yang berarti bahwa jam ke 5-6 akan dimulai. Tentu saja seluruh anak kelas 11 IPS 2 sudah mulai spot jantung aka deg deg an gak karuan.

Terlihat seisi kelas sedang mempersiapkan presentasi mereka masing-masing. Di bangku paling depan terlihat muslifah sedang menghafalkan teori-teori dengan tampang seriusnya. Lalu ada Abas yang pusing memastikan apakah landasan teori yang digunakannya benar dan masih banyak lagi.

Tiba-tiba suara derap langkah terdengar jelas dari luar kelas 11 IPS 2. Semuanya tiba-tiba terdiam. Lalu pintu perlahan terbuka dan menampilkan sosok dibalik tegangnya kelas ini.

"Halo anak-anak bertemu kembali ya, sudah siap kan presentasinya," Ucap Bu Cimpli sambil berjalan ke meja guru. Entah kenapa seluruh anak dikelas kompak membisu tidak menjawab pertanyaan basa basi dari guru satu ini. Karena siap tidak siap tetap disuruh maju nantinya.

"Okay kalau gitu mulai dari absen awal yaa, tolong yang ada dikelas hanya yang presentasi, lainnya bisa keluar sebentar menunggu giliran," Perintah bu cimpli dengan nada suaranya yang khas. Seluruh kelaspun mengikuti instruksi dari guru satu ini meninggalkan kelas kecuali si absen awal yaitu Abas. Terlihat Abas misuh-misuh karena selalu saja dia duluan yang maju seperti bahan uji coba.

Jam sosiologi pun habis. Semua sudah menyampaikan kasus kasus apa yang dibahas. Lia tersenyum senang karena prsentasinya lancar tanpa uambatan karena memang dia sudah paham betul dengan bab ini. Lalu ia menghampiri salma yang sedang memakan jajan di depan kelas.

"Hoi gimana presentasi lo tadi?" Tanya Lia ke salma. Salma hanya bergumam tidak jelas sambil menguyah makanannya. Lia tentu sudah tau jawabannya karena tidak mungkin sekelas salma tidak lancar presentasinya.

"Kayanya presentasi anak kelas kita gaada yang bermasalah deh sampe gak bisa jawab pertanyaan bu cimpli," Ucap salma. Lia pun mengangguk setuju karena jika ada biasanya bu cimpli akan mengeluh terus-terusan dan diceritakan kesana kemari.

"Dava lancar gak ya presentasinya," Gumam lia sambil memandang dava yang sedang berjalan menuju kelas. Salma menggendikan bahunya pertanda tak tahu dan gak mau tau.

"Tanya aja ntar," Jawab salma pendek. Lia pun mengangguk menyetujui saran salma kali ini.

Tidak usah menunggu nanti, Lia langsung mengeluarkan ponselnya dari sakunya. Mencari kontak bernama Dava.

Nurlia
Gimana dap presentasinya tadi?Lancar gak?

Sent

Lia lalu mengalihkan pandangannya ke dava yang kini sedang memiringkan ponselnya pertanda sedang nge-game.

"Oh masih ngegame,"Gumam lia kecil, saat ingin menyimpan ponselnya ke saku terdengar notifikasi yang membuat lia mengurungkan niat untuk menyimpan ponselnya ke saku.

Dava
Lancarr, Makasih! Berkat bantuan lo ini.

dan setelah itu lia tidak bisa berhenti nyengir.

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang