Sudah 2 hari Raya dan Indra di rumah pak Bambang untuk memulihkan kesehatan mereka, walaupun sebenarnya mereka tidak mengalami luka yang serius hanya luka memar karena terbentur bagian mobil, Indra memutuskan untuk tinggal lebih lama lagi di rumah pak Bambang, ya alasannya sebenarnya bukan untuk istirahat tetapi agar ia bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama Raya, apalagi sejak kecelakaan kemarin Raya sudah mulai baik walaupun kadang-kadang sikap juteknya masih sering kambuh.
Huh, tak apalah yang penting bisa bersamanya saja hatiku sudah senang, tetapi kadang aku pun khawatir dengan kesehatan jantungku ini ,setiap kali berdekatan atau bersentuhan dengannya rasanya jantung ini akan melompat keluar dari tempatnya. Ya ampun, kasian sekali jantung ku ini, tapi bagaimana lagi jauh pun rasanya ada yang kurang saja.
00ooooo0000oooo0
Saat ini Raya yang sedang sibuk membantu bu Asti memasak, sedangkan Indra sedang ada di kebun pak Bambang untuk membantu pak Bambang memetik daun singkong untuk dimasak ntar malam, ya beginilah kehidupan pak Bambang dan bu Asti yang masih tinggal di kampung, hidup dengan kesederhanaan tetapi bahagia.
“Semoga setelah menikah, Raya bisa menjadi istri baik untukku dan anak-anakku,”doaku.
“Hahah...ntah apa yang kupikirkan tetapi hanya dengan memikirkan hal itu, membayangkan Raya sedang memasak di dapur sedangkan aku bermain dengan anak kami membuat ku tersenyum sendiri dan seperti ada desiran halus di hati ini,rasanya nyaman dan menyenangkan.”
“semoga saja”,ucapnya tanpa sadar.
“Semoga apa nak?”tanya Bambang heran.
“A..apanya pak?”ucap Indra kaget.
“Tadi sepertinya nak Indra ini berkata sesuatu? Emang apa yang nak Indra pikirkan tadi? Si neng Raya ya?”goda Bambang
“Iihh...si bapak ada-ada aja,”ucapnya malu-malu.
“Ndak usah malu-malu gitu lo nak Indra, bapak tahu kok kalian itu saling suka.”ucapnya yakin.
“Kok bapak bisa bilang gitu?ucapnya bingung”
“Haha..nak Indra ini lucu toh, masih gak sadar sama perasaannya sendiri, masih sama-sama malu-malu kucing. Kemarin neng Raya juga bilang kalau nak Indra ini hanya temen saja tetapi pas nak Indra sakit dan mengigau nama neng Raya, bapak bisa melihat bahwa betapa khawatirnya ia sama nak Indra ini, mau bukti apalagi toh nak? Bahkan neng Raya tidak memperhatikan kesehatan dan penampilannya yang saat itu juga baru sadar setelah kecelakaan tersebut dan lebih memilih menjaga dan merawat nak Indra,”jelas Bambang panjang lebar.
Indra hanya bisa tersenyum datar setelah mendengar cerita pak Bambang, malah hatinya sekarang yang kini diliputi galau badai. Pikirannya melayang-layang merekah kembali adengan-adengan yang diceritakan pak Bambang itu, tetapi bukan jawaban yang didapat malah sakit kepala.
aaaaarrrggghhhh!!!!
Kalau seperti ini mending mikirin bisnis deh daripada mikirin masalah hati yang gak pernah ada jawaban yang pasti,bantinnya.
“Ayo nak, kita pulang, ntar para ibu-ibu dirumah ngomel-ngomel”ucap Bambang.
“Iya pak,ayo...”memikirkan kata ibu, imajinasinya langsung berkeliaran menampilkan Raya yang menggunakan kebaya dan kain serta rambut yang disanggul rapi, “apakah Raya akan tambah cantik atau akan kelihatan seperti mbak-mbak jamu ya???” memikirkan itu senyum Indra tidak pernah berhenti .

KAMU SEDANG MEMBACA
DIA???? TUNANGANKU????
RomantizmBagaimana rasanya di jebak oleh orang tuamu sendiri???? Tunangan dengan orang yang belum dikenal???OMG....Bahkan dalam mimpi pun RAYA DWIGARRA tidak pernah membayangkan apalgagi sampai menjadi kenyataan.Bagaimana Raya bisa bertunangan dengan lelaki...