2.1 Ayy Girl

21 2 0
                                    

#Cafe , 11 PM

"Aaa! Sungguh melelahkan." Yoochun menyandarkan punggung pada sofa café tersebut. "Apa yang kau lakukan, hyung?"

Jaejoong menggelengkan kepala "Tak ada." Jaejoong meneguk sojunya. " Di mana Junsu?"

"Ahh anak itu. Aku sudah mengatakan padanya bahwa kita akan keluar bersama malam ini. Tapi kenyataannya... " Yoochun meneguk segelas soju. " Kau taulah, Hyung."

" Bersama Tata? Aish ! Aku bisa gila gara-gara anak itu. Bagaimana ia selalu bisa mengingkari janjinya pada kita."

"Kau tahu, hyung? Dia tidak mengatakan janji pada kita untuk datang hari ini. Ia cuma mengatakan bahwa semuanya akan diusahakan. Dan akhirnya sudah bisa kutebak."

"Keure(benar). Itulah Junsu."

Yoochun terkekeh. Junsu . Walaupun ia mengingkari janji seperti ini, Yoochun tetap akan selalu merindukan keberadaannya. Ia seperti penyegar suasana dan membuat mereka tertawa. Candanya selalu membuat mereka melepaskan segala kelelahan.Ia sungguh teman baik Yoochun.

"Ah!" Yoochun menyipitkan matanya setelah meneguk segelas soju. Ia menyandarkan tubuhnya pada bangku sofa. " Hyung, aku kesepian." Ucapnya.

"Kau baru meminum 2 gelas . Kau sudah mabuk?"

"Aku masih sadar , Hyung. Aku hanya menginginkan seorang yang bisa menemaniku."

"Kalau begitu carilah wanita" Jaejong menyandarkan tubuhnya di sebelah Yoochun. " Lihatlah bahkan kau bisa mengambil fans mu bila kau menginginkan." Ia menunjukan sebuah kaca yang menunjukan kerumunan fans fanatic mereka.

"Anni (Tidak). Aku ingin wanita yang tidak bisa melihatku dari sisi popularitasku. Wanita yang bisa selalu berlari bersamaku sepanjang hidupku. Wanita yang.... "Yoochun mulai memejamkankan matanya. "Sungguh mencintaiku. Sebagai diriku sesungguhnya." Lanjutnya

Bukk~

"Kamcagiya(kau mengangetkanku)!" Jaejoong terlihat bingung. " Yoochun-ah,Tuhan sungguh mendengarkan doamu." Dia menepuk pundak Yoochun .

Yoochun membuka matanya. Seorang gadis jatuh tepat di pangkuan Yoochun. Berperawakan tinggi dengan rambut panjang yang sedikit menutup wajahnya. Tubuhnya sangat ramping dan memiliki muka dengan garis yang tegas. Yoochun memindahkan letak rambutnya. Yoochun membulatkan matanya. Ia segera mendudukan gadis itu .

"Agashi(nona), kau tak apa?" Yoochun menepuk pundak gadis itu.

"Kita harus membawanyanya ke rumah sakit."

Yoochun terus menepuk pundak gadis itu. "Hyung, dia hanya mabuk. Berat, Aku bisa mencium aromanya."

"Baiklah. Lalu apa yang akan kita lakukan?"

"Kita tak mungkin meninggalkannya sendiri di sini."

"Lalu?"

Yoochun menatap Jaejoong. Ia menaikan sebagian alisnya.

Jaejong tertawa masam. " Eiii....kau bercanda kan, Park yoochun?"

"Ah Kajja(ayo). Kita butuh tempat untuk membaringkannya."

Yoochun mendirikan gadis itu. Lalu Jaejoong menarik tangan gadis itu dan mengalungkan pada pundaknya. Mereka memapah gadis itu menuju mobil Jaejoong.

*******

#9 AM

Gadis itu perlahan membuka matanya. Sangat lambat karena terlalu rekat. Ia menyipitkan matanya dan memandang tempat yang sangat asing baginya. Ia menerawang ruangan itu seluruhnya , Langit-langit ruangan yang putih. Tempat tidur yang nyaman, Dinding dengan hiasan klasik, rak buku yang terletak di pinggir kasur, dan meja rias di sudut ruang. Baiklah, ia menyerah. Ia sama sekali tak mengenali tempat ini. Kepala terasa sangat berdenyut parah. Sepertinya ia mabuk berat tadi malam. Apakah ada sesuatu yang terjadi tadi malam? apakah yang ia lakukan? Ia membulatkan matanya. Ia membuka selimut yang menyelubungi dirinya. Tubuhnya masih dibalut baju yang lengkap. Ia menghela nafasnya lega. Tapi ia berada di mana sekarang? Sungguh ini bukan kamarnya. Kamarnya tidak akan bersih dan rapi seperti tempat ini. Kamarnya juga tidak semewah ini. Ia mengacak rambutnya gusar.

JYJ STORiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang