2.2 EMPTY

17 1 0
                                    

"Hyung, aku pergi sekarang." Seru Junsu terburu-buru. Ia memeluk Yoochun.

"Ga(pergilah)!" Teriak Jaejoong dengan nada candanya. Ia tersenyum lalu memeluk Junsu . Sedetik kemudian pria itu sudah menghilang dari hadapan mereka.

"Aish! Kenapa aku selalu cemburu padanya. Dia selalu pergi dengan Tata dan aku hanya merenung di sini sendirian. Sendirian. Aku sungguh ingin menikah." Jaejoong memegang keningnya.

"Kalau begitu menikahlah, hyung."Ucap Yoochun.

Jaejoong menatap Yoochun ."Bisakah?Bisakah aku melakukan itu?"

"Ehm." Yoochun menggangguk . Ia membalik lembar komiknya." Aku akan menyanyikan lagu pernikahan untukmu."

"Aa!" Jaejoong mengangguk mengerti. Lalu ia tertawa. " Bagaimana aku menikah bila tak seorang wanita pun bersamaku sekarang? Betulkan? Mana mungkin aku menikah tanpa kencan terlebih dahulu?"

Yoochun menggangguk. "Benar juga." Ia membalik lembar komiknya lagi.

"Bagaimana dengan wanita itu? Wanita yang kau bawa ke rumahku kemarin? "

"Mwo(apa)?"

"Bagaimana bila ia bersamaku?"

Yoochun tersentak. Ia menutup komiknya secara reflek dan menatap Jaejoong. "Andwe(jangan)! Hyung tak bisa bersamanya."

"Mwe(kenapa)? Dia cukup cantik. Aku menyukainya walaupun sedikit terlihat kasar. "

Yoochun kembali membuka komiknya. "Kau bisa mencari wanita siapapun. Tapi jangan dia! Jangan wanita itu."

Jaejoong terlihat bingung. "Mwe? Mwe?"

"Karena dia milikku." Jawab Yoochun santai.

"MWO? MWOYAA (apa) ? Apa yang kau katakan? Cih.... Kau benar sungguh mengenalnya?" Jaejoong mendengus kesal. Bagaimana ia tak memberitahu pada Jaejoong tentang hal ini . " Benar bukan? Aku tidak salah kan?" Tanyanya.

Yoochun tak menjawab. Ia meregangkan tubuhnya."Ah ! Aku pulang sekarang. Hari ini sungguh melelahkan." Ia mengambil tasnya dan pergi.

"YAK ! YOOCHUN! PARK YOOCHUN ! Ah Jincha (sungguh).."

*****

#Yoochun's home

Yoochun menyendiri di kamarnya. Tubuhnya dibaringkan pada sebuah kasur beralaskan kain putih dengan tangan yang memegang sebuah buku. Ia membalik bukunya berkali-kali. Ia menyipitkan matanya. Tubuhnya bergerak ke kanan dan kiri. Ia terlihat sedikit gusar. Ia mengacak rambutnya lalu mendudukan dirinya. Ia melempar buku itu ke lantai.

"Ah! Aku sungguh tak bisa membaca dengan tenang."

Ia berjalan ke mejanya. Ia mengambil sebuah tas biru yang ditinggalkan gadis itu. Ia membuka dompet gadis itu . Bukankah ini menarik? Bermain petak umpet, bukankah menarik? Kenapa ia tak segera mencarinya? Ia tak ingin Jaejoong benar-benar serius menggunakan kata-katanya tadi. Gadis itu akan menjadi miliknya. Bukankah itu keinginannya?

Ia mengambil jaket yang menggantung pada kursi kerjanya dan melangkah keluar kamarnya. Ia tak boleh kehilangan gadis itu lagi. Ia tak ingin gadis itu berlari menjauh darinya lagi. Dan untuk yang terjadi sebelumnya, ia sungguh meminta maaf. Ia hanya ingin melakukan yang terbaik untuk dirinya, untuk keluarganya dan untuk wanita itu. Park Soomi.

*****

#11:00 PM

"Benarkah ini rumahnya?"

Yoochun mengetuk pintu rumah itu pelan. Berulang-ulang . Tapi tidak ada jawaban. Kawasan ini cukup sepi dan tidak banyak orang berada di sekitar. Ia menurunkan syal yang menutupi sebagian wajahnya.

JYJ STORiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang