9. Sedikit Pengakuan Dari Iqbaal

8.6K 688 19
                                    

Hari ini adalah waktunya pengambilan nilai setelah sebelumnya Iqbaal bersama teman-teman yang lain melewati ujian semester ganjil.

Iqbaal berjalan di koridor sekolah dengan pandangan terus kearah ponsel karena tengah menanyakan perihal nilai yang diraih oleh gadisnya.

Mi amor
Aku dapet empat
Bertahan si tp ga nambah huhu😥

Iqbaale
Ya gpp drpd menurun
Kamu gamau nanya peringkat aku?

Mi amor
Klo kamu mah gausah di tanya
Udah pasti peringkat pertama

Iqbaal tertawa renyah membaca pesan gadisnya. Baru saja hendak membalas, namun tiba-tiba dia dikejutkan oleh seseorang yang menarik tangannya tanpa basa-basi.

"Astagfirullah, Ojan! Lo ngagetin aja." rutuk Iqbaal seraya mengelus dadanya karena masih merasa kaget dengan tindakan Fauzan, dia juga langsung menyimpan ponselnya di saku celana.

"Ikut gue ke taman belakang, yuk!" ajak Fauzan menarik lengan Iqbaal. Iqbaal awalnya menolak, namun Fauzan tetap memaksanya hingga dia tidak mampu melawan.

Sesampainya di taman belakang sekolah, Iqbaal dibuat heran dengan beberapa balon yang bertuliskan 'HBD 16'. Perasaan ini bukanlah hari ulang tahun nya.

"Maksudnya apaan, sih?" Heran Iqbaal yang masih tidak mengerti dengan maksud dari teman-temannya.

"Hari ini Zidny ulang tahun, gue mau minta tolong sama lo buat kasih surprise ke dia. Terus, bilang juga ini semua emang rencana lo." jelas Namira dengan wajah antusiasnya dan mendapat anggukan dari beberapa temannya seolah menyetujui ucapan gadis itu.

"Apaan, sih. Gue nggak mau, lah." tolak Iqbaal. Dia tidak mau melakukannya karena dia tau resikonya akan berat. Bagaimana jika Zidny benar menganggap bahwa ini semua rencananya dan juga bagaimana dengan kekasihnya jika mengetahui semua ini dan beranggapan sama seperti Zidny.

"Iqbaal, gue mohon. Gue mau Zidny bahagia di hari ulang tahunnya." lirih Namira mencoba untuk membujuk Iqbaal.

Iqbaal mendegus sebal, "Kenapa harus gue, sih? Dan kenapa juga gue harus ngaku-ngaku kalo semua ini gue yang buat?"

"Udah, lah Baal. Lo tinggal ikutin aja apa yang kita suruh," ujar Nandos, "Nggak susah, kok." lanjutnya.

Iqbaal menghembuskan nafasnya kemudian mengangguk lemah. Hal itu membuat seluruh temannya tersenyum senang. Namira memberikan Iqbaal sekotak kue kecil yang sengaja dia beli, Fauzan mendapat tugas memegang sebuah buket bunga yang lumayan besar, sementara yang lainnya memegang balon 'HBD 16' dan juga balon warna-warni lainnya.

"Zidny udah ditahan sama Diva di dalem kelas. Sekarang, kita ke kelas!" ucap Namira. Semuanya mengangguk dan berjalan menuju kelas dimana Zidny berada tak terkecuali Iqbaal.

Setelah sampai di depan kelas, semua pun mulai bersiap.

"Baal, lo masuk duluan, gih!" suruh Namira.

Iqbaal berdecak, "Iya-iya."

"3..2..1"

"HAPPY BIRTHDAY ZIDNY!"

Teman sekelas Zidny langsung menyanyikan lagu happy birthday bersamaan dengan Iqbaal yang membawa kue seraya mendekat kearah Zidny.

Zidny nampak tak percaya dengan apa yang terjadi, ditambah lagi Iqbaal ikut merayakannya.

"Tiup lilinnya dulu," ujar Iqbaal. Zidny mengangguk. Make a wish sejenak sebelum akhirnya meniup lilinnya.

Semuannya bersorak, "Oh iya, masih ada hadiah buat lo dari Iqbaal." ucap Fauzan kemudian memberi aba-aba pada Iqbaal agar memberikan buket bunga yang ada digenggamannya pada Zidny.

[1] LDR ➡ IDR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang