(Namakamu) tidak menyangka bahwa saat dia tengah termenung asik memperhatikan Iqbaal, sosok gadis yang dia ketahui bernama Caitlin ini menghampirinya. Gadis itu nampak terlihat cantik dan natural. Ah, dia jadi khawatir jika Iqbaal di kelilingi oleh gadis-gadis cantik seperti ini.
(Namakamu) mengangguk untuk menerima tawaran Caitlin, sedangkan Caitlin langsung saja mengambil alih ponsel (Namakamu) yang sedari tadi digenggam oleh gadis itu.
"Iqbaal! Fotoin gue sama dia, dong." pekik Caitlin saat melihat Iqbaal yang sudah selesai melayani para penggemarnya.
Iqbaal mengalihkan pandangannya kearah Caitlin kemudian terkejut saat melihat gadisnya yang sudah ada di ruangan ini. Namun, sedetik kemudian dia langsung menyembunyikan rasa terkejut itu dengan cara menerima suruhan Caitlin. Iqbaal mengambil ponsel yang Caitlin berikan dan mulai membidik keduanya.
Terdapat sekitar dua foto. Foto pertama, keduanya sama-sama tersenyum dan foto kedua sama-sama memberikan cengiran khasnya.
"Makasih Caitlin." ucap (Namakamu) tersenyum kearah gadis itu.
"Sama-sama. Oh, iya. Udah nggak ada yang minta foto lagi, kan? Siniin deh, handphonenya." Caitlin mengambil alih ponsel (Namakamu) yang masih berada di tangan Iqbaal.
"Mending kalian berdua pose, biar gue fotoin."
(Namakamu) tersenyum, dalam hati dia menyerukan kebaikan gadis itu secara berkali-kali.
Iqbaal mengangguk setuju, kemudian mendekat kearah (Namakamu). Tangannya langsung merangkul pundak gadis itu. Perasaan (Namakamu) sedikit canggung, karna ini kali pertamanya dia bertatap langsung dengan Iqbaal tanpa perantara handphone dan dalam keadaan status mereka yang berpacaran.
Iqbaal mengelus pundak (Namakamu), seolah mengerti apa yang tengah dirasakan gadis itu. Tegang, panik dan juga gugup.
"Satu, dua ti..ga"
Cekrek
Satu foto mereka berdua sudah terabadikam di ponsel (Namakamu). Keduanya sama-sama tersenyum dengan tangan Iqbaal yang bertengger di bahu (Namakamu).
(Namakamu) tersenyum melihat hasilnya, dia berterimakasih pada Caitlin sebelum akhirnya meminta foto pada pemain yang lain.
Selesai meminta foto, (Namakamu) langsung keluar dari ruangan tersebut sambil melihat hasil foto dirinya bersama para pemain Ada Cinta Di SMA. Namun, tiba-tiba dia merasa ada orang yang menarik lengannya membuat dirinya terkejut. Rupanya, itu ulah Iqbaal. Untungnya keadaan di tempat ini sepi, bahkan hanya mereka berdua.
"Aku hampir lempar handphone aku, lho. Kamu ngagetin." rutuk (Namakamu).
Iqbaal memberikan cengiran khasnya, "Maaf. Aku takut kamu keburu pergi, (Nam)."
"Kenapa emang?"
"Kamu nggak lupa sama janji kita, kan?" Ucapan Iqbaal membuat (Namakamu) bingung. Janji yang mana? Dia lupa.
Iqbaal memutar kedua matanya dengan sebal kemudian menjitak kepala kekasihnya dengan gemas, "Pikun banget, sih! Yang semalem itu, lho."
Ah, dia ingat.
"Oh, itu." Iqbaal kembali dibuat gemas mendengar respon kekasihnya.
"Gitu doang responnya. Jadi, nggak?" Tanya Iqbaal.
(Namakamu) memandang Iqbaal sejenak kemudian mengangkat kedua bahunya santai, "Terserah."
"Yaudah, kamu tunggu sini." Iqbaal berlari entah kemana, mungkin pamit kepada yang lain. Beberapa menit kemudian dia kembali kehadapan (Namakamu) dengan sebuah jaket yang sudah melekat di tubuhnya. Laki-laki itu pun menggunakan bagian kupluk yang ada di jaket tersebut untuk menutupi kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] LDR ➡ IDR ✔
Fanfiction"Kunci untuk mempertahankan hubungan adalah 'komunikasi' dan rasa saling percaya meski dengan jarak sejauh apapun" - Iqbaal Dhiafakhri - (Namakamu) Azzahra