Seorang wanita paruh baya dengan gaya fashionablenya berjalan memasuki gerbang sekolah. Menjadi donatur terbesar membuatnya mudah untuk melakukan hal-hal kecil pada sekolah ini. Sekolah SMA Permata.
Wanita itu menarik kaca mata hitam yang bertengger dihidung mancungnya. Meski sudah berumur empat puluh tahunan, Hana masih terlihat bugar. Tidak heran jika orang banyak mengira dia berumur lima tahun lebih muda dari umurnya.
"MAMA."
Hana menoleh kebelakang. Dilihatnya anak semata wayangnya tengah bersama kedua sahabatnya itu.
"Eh baru aja Mama mau manggil kamu lewat intercom." Guraunya dalam keadaan yang tidak kondusif.
Shane menoleh kekanan dan kiri, berusaha memastikan bahwa Galen tidak berada disekitar mereka. Biasanya disaat istirahat begini Galen suka sekali berseliweran kesana kemari bersama Shela, pacarnya yang berhati lembut itu loh. Shane sampai heran kenapa Shela mau sama Galen si cowok tengil itu.
Dia menarik Hana menuju bawah tangga. Bersamaan dengan Riris dan Recha yang mengikuti mereka dibelakang.
"Mak Cik itu cermin mata hitam baru ?" Tanya Recha penasaran saat melihat barang branded ditangan Ibu dari sahabatnya itu. Hana terkekeh pelan, sudah biasa jika dirinya dan Recha saling bertukar pendapat tentang barang mahal sejenisnya.
"Iya dong. Bulan kemarin Tante ke Johor, kamu nggak mau pulang kampung ?" Katanya memberitahu secara tidak langsung bahwa kaca mata yang baru dibelinya itu dia beli di negeri tetangga.
"Tak sempat la Mak Cik, next holiday lah."
"Aaaakh! Udah udah, nggak usah ngobrol dulu," sergah Shane sebal, "Mama ngapain kesini ? Nanti kalau Galen lihat gimana ?"
"Loh bagus dong. Justru Mama kesini mau ketemu sama kamu dan Galen." Hana berseru riang.
Shane mendecak kesal, bukan masalah Galen yang akan bertemu dengan Ibunya. Tapi bagaimana jika Galen bersama Shela lalu semua rahasia mereka akan terbongkar.
"Buat apa ?"
"Mama mau minta izin sama wali kelas kalian. Mungkin sekitar empat hari kalian bakal nggak masuk alias melangsungkan pernikahan."
"Hah." Ketiga cewek itu berteriak bersamaan.
🌼🌼🌼
"Shel, kamu hari minggu ini ada acara ?"
"Nggak, kenapa ? Mau ajak aku jalan ?"
"Hmm. Kamu mau kemana ?" Tanya Galen sekali lagi. Semenjak dia sibuk menjelang pernikahannya, dia dan Shela semakin jarang berpergian. Tapi Galen beruntung karena Shela tidak selalu menuntut padanya. Beruntungnya dirinya memiliki pacar yang pengertian seperti Shela. Sudah baik, berhati peri, dan pengertian pula.
"Kemana aja."
"Nonton ? Makan ? Game Centre ? Movie Marathon dirumah ?"
"Nonton dulu, habis itu makan, kalau sempat main ke Game Centre lalu beli Dvd terus Movie Marathon." Usulnya sambil tertawa.
"Boleh. Movie Marathon dimana ?"
"Kamu masih di Apartement ?"
"Nggak. Mama suruh aku pulang dari kemarin."
"Dirumah aku aja kalau gitu."
"Oke. Nanti kit-"
Belum sempat Galen melanjutkan kalimatnya, seorang wanita paruh baya memanggilnya dari dua meter dihadapan keduanya. Dengan wajah kesal Hana menghampiri Galen. Siapa yang tidak kesal. Calon menantunya malah asik berduaan dengan seorang cewek yang bahkan terlihat sangat manja dihadapannya.
Shane meringis dibelakang Hana. Sadar bahwa situasi akan memanas, cewek itu menarik tangan Ibunya.
"Ma, Galen lagi bicara sama temennya. Nggak enak ganggu,"
Hana mendengus sebal, "mana ada teman yang nge-flirting temennya sendiri."
"Apaan sih si Mama ini." Gerutunya.
"Jangan tarik Mama bisa, Shane ?"
"Serius, Mama jangan buat malu aku dong." Rengek cewek itu kesal.
Riris maju didepan Hana, "tante, jangan negative thinking dulu, siapa tau itu cuma temen Galen."
"Kamu kan masih muda, masa nggak bisa lihat cara perempuan gatel itu godain calon suami Shane sih."
"Mama!" Peringat Shane karena takut ucapan orang tuanya didengar oleh orang-orang disekitar mereka.
"Duh Mak Cik sabar sabar." Recha ikut panik.
"You fikir I boleh bersabar ? You cuba tengok sana, bahagian mana yang patut saya biarkan ?"
"Astagfirullah Ma," teriak Shane.
"Galen, sini kamu!"
"Tante, kok bisa-"
"Ada disini ? Kenapa memangnya ?"
"Nggak apa-apa, Tan."
"Siapa perempuan itu ?"
"Shel, kamu duluan aja ke kelas ya. Aku mau bicara sama Mamanya Shane."
Shela mengangguk mengerti. Dia juga panik karena melihat raut kesal dari wajah Hana saat melihat Shela berdekatan dengan Galen.
"Tante ada yang bisa Galen bantu ?"
Hana mendengus sebal. Cewek yang mau dimarahinya malah pergi sebelum Galen menghampirinya. Daripada memperpanjang waktu lebih baik mengatakan maksudnya datang kesini.
"Tante mau kalian izin untuk hari ini. Hari ini Tante mau ngajak kalian memesan cincin dan baju untuk pernikahan. Lalu Tante akan meminta izin selama empat hari untuk pernikahan kalian juga."
"Ma, kecepetan nggak sih."
"Mama tau yang terbaik buat kamu."
"Ma-"
"Bisa kamu diam, Shane ? Mama sudah kesal dengan perempuan tadi dan ditambah lagi kelakuan kalian ini." Keluh Hana mulai sebal.
"Iya Tante, Galen mengerti. Kami akan melangsungkan pernikahan empat hari lagi, kan ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
WEDDING PROPOSAL
Novela Juvenil"Lo takut nikah sama gue ?" "Enak aja lo! Siapa yang takut ?!' "Oke. Dua minggu lagi kita nikah!" "Gue jabanin kalo menurut lo gue masih takut!" Shane menikah dengan Galen tanpa ada rasa cinta. keduanya masih sekolah tapi sudah harus menikah karena...