DUA PULUH SATU : CONFUSED

58.1K 4.4K 65
                                    

Shane duduk di depan api unggun. Cewek itu mengeratkan jaket tebalnya sambil menggosok telapak tangannya agar mengurangi rasa dingin. Malam ini mereka memutuskan untuk berada di luar tenda sembari menikmati kebersamaan.

"Masih dingin ?" Tanya Darwin. Shane mendongak dan matanya mengikuti gerak gerik Darwin yang akan duduk di sampingnya.

Shane mengangguk sekali dan pandangannya kembali mengarah pada api unggun di depan mereka.

"Biasanya kalo orang lagi kedinginan sih di peluk." Ucap cowok itu polos. Shane menarik sebelah alisnya. Bahkan Darwin sama sekali nggak merasa aneh dengan kalimatnya barusan.

Shane di peluk Darwin ?

"Coba kalo berani ?" Kata Shane, "peluk gue, cepet ?!" Tantangnya sambil menarik sudut bibirnya.

Entah kenapa ekspresi Darwin malah biasa saja saat mengulurkan tangannya pada Shane. Cowok itu membawa Shane pada dekapannya dan di saat itu pula pandangan Galen mengarah pada dua tersebut.

Shane sempat kaget tetapi dia harus menyamarkan rasa kagetnya sendiri. Dialah yang menantang Darwin.

"Ee cieee. Darwin Shane pelukan nih yeee." Seru Satria sambil membawa semangkuk mi dan duduk di samping Shela.

Wajah Shane semakin merona saat mendengarnya dan Darwin malah terkekeh.

"Enak yah malam-malam gini di peluk." Riris bersahut saat melewati keduanya.

"Ih apaan sih." Shane kesal lantaran semuanya ikut menggodainya.

"Udahlah, tembak aja tuh, Win." Goda Shela dan seketika mata Galen membulat lebar.

Lalu pandangan Shane bertemu dengan Galen yang menatapnya tajam. Shane tidak mengerti arti tatapan itu tetapi dia pikir kalau Galen toh tidak masalah dengan perlakuan Darwin padanya.

Darwin terkekeh, "serasi ya ?" Dia bertanya pada Shela.

"Iya!"

"Gue laper, ada yang mo gue buatin mie ? Biar sekalian maksudnya." Kata Shane mengalihkan topik.





💐💐💐




"Lo suka Darwin ?" Galen bertanya di saat Shane tengah membersihkan wajahnya di kamar mandi dengan pintu yang terbuka.

Shane menjawabnya dengan gumaman. Ya, memang dia menyukai Darwin. Untuk ukurannya, Darwin baik sebagai teman. Setidaknya Darwin nggak pernah membuatnya kecewa dan menjadi serba salah.

"Kalian kan baru kenal nggak lama." Ingat Galen padanya.

Shane mengangguk sambil menyikat giginya. "Terus ?"

"Ya lo kan belum tau sifat aslinya gimana." Gencar Galen terus menerus.

"Selama beberapa hari Darwin baik kok ke gue."

"Terus lo percaya sama dia ?"

Shane mengedikkan bahunya setelah selesai bersih-bersih. "Lo kenapa sih Gal ?"

Galen menarik nafasnya, "gue balik tenda deh. Bye."

Shane ikut menarik nafas lalu menghelanya pelan. Dia merasa lelah dengan sikap Galen. Terkadang cowok itu ingin di mengerti sementara dia sama sekali nggak peduli akan perasaan Shane. Di saat Shane ingin melepasnya dan dia malah marah, jadi bagaimana Shane tidak merasa serba salah kalau Galen seperti ini.

Galen memang belum mencintainya atau bahkan menyukainya karena Shela masih berada di hatinya. Tapi apa itu bakal berjalan dengan baik jika Shane mengharapkan sebuah keluarga kecil nantinya ? Tentu saja tidak. Lambat laun Shela pasti akan meminta kepastian dari Galen untuk hubungan mereka kedepannya, lalu Shane ? Dan apa yang akan Galen putuskan nanti ?

Cewek itu berjalan menuju tendanya, kedua sahabatnya itu masih memainkan hp mereka.

"Gue salah nggak sih ?"

"Maksud lo ?" Recha tidak menoleh pada Shane karena masih asik bermain hpnya.

"Ngarepin si Galen." Lanjut Shane lagi.

Riris duduk di depan cewek itu. "Nggak kok."

Shane menggigit bibir dalamnya, dia tersenyum pasrah. "Gue nggak bisa bayangin kedepannya gimana. Gue juga nggak yakin kalo kita bisa bangun keluarga kecil ntar."

Riris memeluk Shane sesaat, dia yakin jika Shane pasti sedang lelah. "Gue ada di samping lo, Shane."

Air matanya merembes, cewek itu nggak bisa lagi menahan semuanya. "Gue udah minta cerai dan dia nggak mau. Gue harus gimana lagi ?!"

Recha sempat terpekik dan langsung menutup mulutnya, "serius lo ?" Bisiknya dengan penuh penekanan.

Shane mengangguk dua kali, "dia nyuruh gue stay, tapi dia sendiri nyakitin gue."

"Lo suka Galen ?" Riris bertanya dengan hati-hati.

Shane mengedikkan sebelah bahunya, "gue juga baru sadar."

"Perjuangin cinta lo kalo gitu."

"Apa yang mesti gue perjuangin ?" Tanya Shane kesal, " gue bingung. Katanya cinta itu mesti di kejar, tapi gimana kalo dia nggak berhenti ? Terus katanya cinta itu saling mendengarkan, tapi apa yang harus gue denger kalo dia diem aja ?

WEDDING PROPOSALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang