DUA PULUH : KEMAH

55.2K 4.3K 66
                                    

Siang itu sekitar pukul satu, Shane tengah merapikan tas besarnya. Kali ini dia kebagian membawa makanan. Eh, enggak dia saja sih tapi semua cewek yang ikut disuruh membawa makanan. Sedangkan untuk cowok, mereka membawa tenda dan berbagai alat lainnya.

Recha dan Riris sudah menunggu di luar rumah Shane. Kedua cewek itu sudah datang sejak lima menit yang lalu karena mereka semua janjian untuk berkumpul di rumah Shane.

"Lama amat sih anak-anak." Kesal Recha. Pasalnya sebentar lagi akan sore.

"Sabar, Cha." Balas Shane.

"Itu mobil siapa ?" Tunjuk Riris saat melihat mobil hitam sudah berhenti di depan mereka. "Eh Darwin toh."

"Halo." Sapa cowok itu saat keluar dari mobilnya.

"Ngaret aja Win, lanjutkan!" Sindir Recha.

Darwin terkekeh pelan, "sorry deh, gue nyari tenda sampe ke gudang tau." Keluh cowok itu.

"Siapin tuh dari pagi kek."

"Lupa." Dia tertawa lagi.

"Emang deh, cowok selalu menggampangakn semua hal." Keluh Recha lagi.

Waduh, cewek itu sudah baperan. Ya memang kesal juga mendengarnya.

Dan tidak lama kemudian mobil hitam lainnya pun berhenti di depan pagar rumah Shane. "Sorry lama." Kata sang pemilik.

Shane mengangguk paham. Lalu tidak lama kemudian turunlah empat orang itu di antaranya, Shela, Galen, Haikal dan Satria. Mereka dalam satu mobil dengan Galen.

"Kalian ikut nih ?" Shane menahan tawanya. Duh, bukan maksudnya menertawakan. Satria dan Haikal kan paling anti dengan hal yang begini.

"Emang kenapa ?" Satria mulai terpancing emosinya.

"Hahaha canda kali, Sat."

Galen berjalan kearah Shane dan bermaksud membawa tas cewek itu tetapi langsung di tahan si empunya. Galen sempat kaget lantaran Shane menahan tasnya dan malah menatap Galen dekat. "Biar Darwin aja."

Rahang Galen mengeras saat Shane menyebut nama cowok itu. Galen merasa kesal dan sia-sia. Dia pun menatap Darwin yang sibuk membawa tas Riris dan Recha menuju bagasinya. Setidaknya Shane nggak mau merepotkan Galen yang dia pikir bakal memfokuskan diri pada Shela.

Shane mau Galen fokus pada Shela, bukan dirinya.

Merasa kesal, Galen membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju mobilnya. "Cabut buruan." Kata Galen pada semuanya dengan nada dingin.





💐💐💐




Mereka sampai di lokasi khusus perkemahan. Shane dan kedua sahabatnya memutuskan untuk menumpang di mobil Darwin. Lagi pula mana mungkin dia semobil dengan Galen dan pacarnya.

Bisa-bisa Shane bakal keluar dari jendela saking jengahnya melihat tingkah Galen yang absurd itu.

"Gue udah pesen di daerah sini." Ucap Galen.

Lokasinya bersebelahan dengan danau dan toilet, ya setidaknya jika para cewek ingin ke toilet tidak jauh-jauh sekali.

"Oke." Jawab mereka serempak.

Shane membantu Darwin yang akan membuat tenda untuk ketiga cewek itu. "Ih lucu." Shane tersenyum malu-malu saat melihat tenda dome berwarna merah dan bergambar hello kitty milik Darwin.

Sementara wajah cowok itu memerah menahan malu, "apaan sih." Katanya.

"Gue suka tenda lo." Kata Shane sambil menarik sisi tenda agar memudahkan Darwin memasangnya.

Mereka tidak tau jika Galen sibuk memperhatikan keduanya sambil memasang tenda miliknya. Perasaan tidak suka jika Shane selalu berdekatan dengan Darwin.

"Galen! Fokus, gila!" Teriak Haikal kesal karena melihat Galen yang hanya menarik tenda tanpa memasangnya.

Galen mendengus sebal. Bukannya membenarkan tenda mereka, tapi cowok itu malah membanting dan mulai menginjak tendanya sendiri di atas rumput. Hal itu membuat banyak mata memperhatikan tingkah Galen. Hanya karena kesal melihat Shane dekat dengan Darwin, dia sampai melampiaskan amarahnya pada benda berbahan parasut itu.

Haikal menggeram, "ya udah sih kalo nggak mau bantu. Nggak usah di injak juga!" Telaknya.


"Kamu kenapa sih, Gal ?" Shela berkacak pinggang di depan Galen. "Udah mau sore tapi kamu malah main-main begini." Shela tidak terima dengan tingkah laku Galen yang seakan kekanak-kanakan. Langit semakin gelap dan tenda mereka sama sekali belum terpasang terlebih Shela yang meminta tenda khusus untuk dirinya sendiri.

Galen mendecak. Cowok itu berjalan menuju danau dan duduk di tepinya.

Melihat itu, Shane mulai bergerak menuju Galen. Entah kenapa kakinya justru mengarah pada Galen berada. Dia duduk di samping cowok itu yang masih menatap ke depan dan tidak menoleh pada Shane sedikitpun.

"Lo baik-baik aja, Gal ?" Shane memulai pembicaraanya.

Namun Galen masih diam.

"Lo kalo ada masalah ya cerita." Katanya lagi. Dan Galen masih memilih untuk diam, "gue balik aja deh kalo gitu-"

Baru akan membalikkan tubuhnya, tangan Galen mencengkram pergelangan tangan Shane kuat. "Jangan."

Shane menutup matanya sekilas sambil menarik nafasnya. Sampai kapan, Gal, lo buat gue jadi serba salah. Batin Shane.

WEDDING PROPOSALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang