Kila"Sekarang kakak serius lagi marah sama kamu."
Gue dan Marten sekarang terdampar di salah satu kedai Baso Malang di Ciwalk setelah gue menjemput paksa Marten.
Jay gak punya otak ya emang, berani-beraninya mau bawa Marten sama Darwin ke club. Ya iya sih, Marten udah cukup umur buat masuk ke club tapi tetep aja gue gak mau adik gue kebawa-bawa sama dunianya Jay yang gak ada manfaatnya menurut gue.
Amit-amit kalau Marten sampai keluar malem pulang pagi kayak Jay.
"Maaf ya kak." Kata Marten.
Anak ini gak berani menatap mata gue. Jangan salah, gue galak banget sama Marten. Marten bukan kayak adik laki-laki kebanyakan yang menyebalkan. Marten nurut banget anaknya, selalu mendengarkan apa yang gue bilang.
Marten juga anaknya sopan dan menghargai gue sebagai kakaknya. Gak pernah rahasia-rahasiaan sama gue, selalu cerita apapun sama gue. Gue sayang sama Marten dan sekarang sekalinya Marten bikin ulah gue kecewa banget, Marten meninggalkan bimbingan belajar sama kak Jeje dan malah terhasut sama Jay.
Ini bukan sepenuhnya salah Marten, kan? Tapi tetep aja gue kesel, pengen omelin anak ini. Terutama Jay. Gue pengen cakar-cakar Jaymes Alejandro rasanya.
"Coba liat kakak."
"....."
"Mar. Liat kakak. Kakak lagi ngomong loh, terus kamu kayak gini. Bukan Marten banget."
"Maaf kak, aku yang salah. Bukan salah kak Jay kok."
Lah, masih ngebelain aja. Ini Jay racunin Marten pake apa ya? Tapi gimana lagi, gue juga sebenernya gak tega kalau harus marahin Marten kayak sekarang. Kalau gue gak gini, kan gak ada yang tau kalau suatu saat nanti Marten mengulangi kesalahan yang sama. Anak ini harus jera pokoknya.
"Untuk kali ini kakak gak akan marahin kamu. Tapi kalau sampai kamu ulangi lagi, kakak gak segan-segan laporin kamu ke Bunda."
"Iya kak nggak akan. Aku janji gak akan kayak gini lagi."
"Yaudah, sekarang kamu mau makan apa?"
"Dibayarin nih kak?"
"Iya."
Tuh kan, giliran gue baikin aja langsung senyam-senyum lagi. Marten langsung mengambil buku menu dan memilih apa yang mau dia pesan. Ini udah jam 7 malem dan Marten bilang belum sempat makan siang, yaudah gue bawa dia ke sini.
Kalau ayah dan bunda lagi ke Bandung, tempat ini jadi tempat wajib yang harus di datengin.
"Minggu depan kakak mau balik ke Jakarta. Kamu mau ikut ?"
"Minggu depan hari apa kak ?"
"Sabtu, tapi Minggu siang balik ke Bandung lagi."
"Aku pikir-pikir dulu ya kak, takutnya ada tugas mendadak. Kalau free aku ikut."
Tugas terus yang dipikirin. Tapi emang sih, semester dua lagi masa-masanya dikerjain sama dosen. Dikasih tugas ini itu sampai kepala mau botak. Sebenarnya tugasnya gampang, karena materi masih mata kuliah dasar. Tapi banyaknya itu loh.
"Kalau ada butuh apa-apa atau apapun itu bilang langsung sama kakak."
"Harusnya aku yang ngomong gitu sama kakak."
"Kenapa ?"
"Aku cowok, dan aku bukan anak kecil lagi. Aku harus mulai bisa jagain kakak sekarang. Gantian dong, masa aku terus yang di jagain."
Kenapa sih harus ngomong gitu segala. Geli, tapi guenya jadi sedih. Pokoknya lo semua harus tau, Marten itu sosok adik yang baik banget. Kalau gue boleh pamer, gue mau kasih tau semua orang kalau gue punya adik laki-laki yang gak nyebelin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Tama [✔]
Fanfiction+ lokal au + friendzone + college life ● taeyong ● jaehyun ● yuta ● taeil first update: september 05, 2016 end: february 19, 2018