12

1.5K 259 23
                                    


Kila

Semenjak kejadian di columbarium satu minggu yang lalu gue jadi menjaga jarak sama Tama. Kebetulan udah seminggu ini juga gue dispen terus karena sibuk mengurusi Grand Architecture Day sama anak-anak yang lain.

Gue gak chat Tama duluan begitupun sebaliknya. Kami berdua jadi canggung, bahkan saat Jay mengajak makan siang bareng, gue menolak karena gue masih belum siap ketemu sama Tama. Jelas lah gue malu.

Ini unexpected banget. Selama ini gue cuman menganggap Tama sahabat, gue gak pernah mengartikan care-nya Tama selama ini sebagai tanda kalau Tama suka sama gue. Gue juga jadi bertanya-tanya, dari kapan Tama suka sama gue? Jujur gue jadi kepikiran Tama terus, semenjak Tama mengakui perasaannya sama gue seminggu lalu, gue jadi gelisah gak jelas.

Malamnya gue tidur, tapi kemudian gue selalu bangun pada dini hari dan yang gue ingat itu cuman Tama. Disitu gue berpikir, gue gak mungkin membalas perasaannya Tama. Rasa nyaman gue benar-benar cuman sebatas sahabat aja gak lebih.

Karena gue terlalu mikirin banyak hal, gimana kalau suatu saat nanti hubungan gue dan Tama berakhir, pasti pertemanan gue sama Tama pun berakhir sampai disitu.

Gue terus berjalan menelusuri selasar fakultas sampai pada akhirnya kepala gue beradu entah dengan apa dan rasanya sakit. Akibat banyak melamun di tempat umum.

"Melamun lo!"

"Ih Kak Tandra!"

"Gak baik loh jalan sambil nunduk, apalagi melamun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak baik loh jalan sambil nunduk, apalagi melamun. Masih untung nabrak gue bukan nabrak tembok"

"Hehehehe maaf kak"

"Sibuk ya?"

"Iya kak lumayan"

"Udah mau jam makan siang, mau makan sama gue dulu gak?"

"Eh gak apa-apa, gue makan sendiri aja kak. Mau di bungkus makan di sekre kok"

"Ada yang mau gue omongin kil"

Berakhir lah gue disini, di rumah makan padang yang letaknya gak jauh dari gerbang samping kanan kampus. Gak terlalu jauh juga dari gerbang fakultas.

Biasanya satu porsi nasi padang dengan ayam sayur ini jadi favorit gue, tapi kali ini gue kayak kehilangan selera makan. Gue melirik kak Tandra yang sedang menyuap suapan-suapan terakhirnya sedangkan nasi gue masih banyak banget.

"Loh gak dimakan?"

"Lagi gak selera makan kayaknya. Padahal ini makanan kesukaan gue"

"Oh iya kil, soal Tama"

Gue langsung diam. Gue gak menyangka kalau kak Tandra akan se-to the point ini. Artinya kak Tandra udah tau kejadian satu minggu yang lalu. Mampus kan Tama udah cerita sama kak Tandra, gue yang malu jadinya.

Dear Tama [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang