KilaUdah tiga hari berturut-turut loh ini, gue akan bangun jam 2 dini hari dan setelahnya susah tidur lagi sampai pagi. Alhasil tiga hari belakangan ini gue datang ke kampus dengan wajah yang super jelek.
Mata panda gue gede banget dan rasanya kucel sepanjang hari. Gak heran kalau ada orang yang berpapasan sama gue bakal memandang gue dari ujung kaki sampai ujung rambut.
Teman sekelas gue bilang kalau gue udah kayak mahasiswa tingkat akhir yang kena revisi skripsi berkali-kali. Hell, semester 4 pun baru mau kelar gimana gue mau ngurusin skripsi.
Suka ngaco ah.
Gue gak keberatan dengan penampilan gue dan gue sama sekali gak terganggu dengan pandangan orang-orang yang menganggap gue ini mahasiswa tingkat akhir yang lagi stres skripsi karena mereka melihat penampilan gue yang agak rusak.
Tapi gue lebih merasa terganggu, saat gue terbangun dari tidur tepat jam 2 pagi, selalu ada bayangan seseorang yang muncul ke dalam pikiran gue. Gue udah memutuskan untuk gak peduli lagi dan memilih untuk menjauh dari orang tersebut. Tapi rasanya nihil setelah gue bangun, dan dia masih muncul seakan-akan gak bosen menghantui gue.
Mungkin Tuhan lagi menghukum Shakila Dwita Ardan karena sudah melakukan hal yang bodoh beberapa hari lalu.
Sumpah gue males banget untuk membahas ini lagi tapi gue gak bisa membohongi diri gue sendiri kalau gue nyatanya masih ingat sama kejadian memalukan itu. Kejadian seorang Shakila mencium Jaymes mungkin akan jadi gosip yang super konyol.
Saat itu gue bener-bener kehabisan akal dan gue udah gak bisa membohongi perasaan gue lagi buat Jay. Tapi disisi lain gue merasa bodoh karena yah, so cheesy. Dimana gue mengakui perasaan gue lebih dulu dan bertindak agresif waktu itu.
Gue mau terjun ke jurang rasanya, tapi sayangnya gue masih pengen hidup dan menyelesaikan kuliah terkutuk ini, jadi gak mungkin gue mengakhiri hidup dengan alasan yang gak masuk akal. Mati konyol entar gue.
Tapi permasalahannya adalah, walaupun gue gak bisa lupa soal tragedi cium pipi beberapa hari yang lalu, yang selalu muncul di pikiran gue selama tiga hari berturut-turut ini bukan Jaymes Alejandro tapi Tama Bhadrika.
Iya, seseorang yang selalu mengganggu pikiran gue disaat gue terbangun pukul dua dini hari itu adalah Tama. Setelah itu gue akan susah tidur sampai pagi hanya karena gue kepikiran.
Terlalu banyak hal yang gue pikirkan soal Tama. Mulai dari pertanyaan penting kayak 'perasaan dia ke gue gimana sekarang?' sampai pertanyaan bodoh kayak, 'menu sarapan dia di pagi hari apa ya?' selalu menganggu isi kepala gue.
Gue pun bangun dan berdiri sebentar sambil membuka kaca jendela kamar kost. Udara dingin khas dini hari pun menyeruak masuk sampai-sampai gue refleks merekatkan cardigan yang gue pake. Setelahnya gue mengambil hp gue dan menatap chatroom Tama dengan ragu.
Udah tiga hari berturut-turut gue kepikiran dia, mungkin ini saatnya gue harus memulai untuk mengajak Tama bicara lagi. Gue gak bisa kayak gini terus. Cinta sepihak emang bisa buat gue dan Tama canggung, tapi tetap aja, yang namanya sahabat gak baik loh kalau saling cuek satu sama lain terlalu lama.
Berkali-kali gue mengetik di chatroom Tama tapi kemudian gue hapus karena gue merasa ragu. Ah, bukan ragu, mungkin gue gengsi untuk menghubungi Tama lebih dulu.
Gue jadi ingat, kemarin gue berangkat ke kampus bareng Yudis dan kita berdua menyempatkan diri untuk sarapan lebih dulu di Salman. Di sana gue mendapat kesempatan untuk curhat sama Yudis mengenai keadaan gue yang serba canggung dan serba salah. Mumpung gak ada Tama dan Jay, gue bisa lebih leluasa untuk mengutarakan isi hati gue ke Yudis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Tama [✔]
Fanfic+ lokal au + friendzone + college life ● taeyong ● jaehyun ● yuta ● taeil first update: september 05, 2016 end: february 19, 2018