Secret

22 2 0
                                    

"Ibuuuuuuu.....!".

Joder! Lagi-lagi aku harus terbangun karena memimpikan nya. Kenapa setiap hari aku harus bermimpi tentang dia? Dan kenapa aku selalu bermimpi sama setiap harinya? Haruskah aku mencari tahu? Ah mungkin itu hanya kebetulan. Dia saja tak pernah sekali pun mencariku, bahkan ingin melihatku pun tak ingin. Lalu kenapa aku harus memikirkan nya? Lupakan saja.

Hari ini aku ada kuliah pagi lagi. Bolos saja. Aku bangkit dari ranjangku dan memulai rutinitas pagi yang monoton selalu kulakukan. Hari ini aku tidak mau pergi kemana-mana, hanya ingin mengurung diri seharian.

Buku. Seharian aku bisa membaca 5-6 buku yang tebal tanpa gambar non stop. Jadi kalian sudah tahukan. Kenapa aku bisa menyelesaikan pelajaran yang rumit. Seperti Aku dapat menjawab semua soal dari Mrs. Masha tempo hari.

Bip....bip...bipp

Aku mengangkat ganggang telpon tanpa kabel yang berada di dinding kamarku. Ayah!

"Hmmm... kapan?".

"Ok".

Aku hanya menjawab telpon dari Ayah dengan singkat lalu kembali fokus membaca. "Datos Complementarios de La Entrada Anterior" (Buku Astromomi). Ayahku akan pulang dari Canada besok. Harusnya aku senang kan? Tapi sayang nya tidak. Jika Ayahku dirumah atau di luar negeri, bagiku sama saja. Tak ada obrolan. Tak ada candaan. Tak ada berbagi cerita. Yang ada hanya tegur sapa yang memuakkan. Ayahku selalu saja mengurung diri di salah satu ruangan di lantai dasar. Ruangan yang telah dia sulap menjadi tempat kerjanya. Dan sama sepertiku, dia lebih sering di ruangan nya dan jarang keluar, hanya jika ada keperluan penting. Lalu apa bedanya dia ada disini atau tidak kan? Entahlah apa yang dia lakukan di dalam sana. No me importa (Aku tidak perduli).

-..........-

Aku pergi Kampus hanya sekedar tak ingin bertemu dengan Ayahku. Aku muak menjawab semua pertanyaan nya perihal bagaimana kabarku di kampus. Apakah Aku suka kuliah disana? Apakah aku punya banyak teman? Kenalkanlah pada Ayah. Kalian pasti sudah tahu jawaban nya kan. Dan pertanyaan nya yang paling aku benci adalah... Apakah kamu punya teman wanita? Memuakkan.

What the fuck it was! Aku nggak punya waktu untuk satu hal yang nggak penting seperti itu. Tapi jangan salah sangka. Aku GAY. Hell No!! Hanya saja aku selalu muak melihat para wanita yang berada di sekitarku dan tidak ada satu pun wanita yang mampu mengubahku. Bahkan seumur hidupku. Aku tak pernah merasakan apa yang namanya going steady, first kiss, bahkan perasaan berdebar-debar. Tanda seseorang salting atau jatuh cinta, aku sama sekali tidak pernah merasakannya.

Aneh bukan? Tapi itulah Aku. Aku merasa nyaman-nyaman saja dengan semua yang terjadi padaku. Dan jawabanku selalu sama, aku tidak perduli dan tidak mau tahu dengan semuanya. Slow, be calm, Indiferente (Cuek), Misterioso (Misterius), cool, Frío (Dingin). That's me....

Brukkkk

Sekilas Aku melihat seorang cewek terjatoh di depanku. Dia telah menabrakku. Bukunya yang banyak berserakan di lantai.

"Hei! Apa Lo akan berdiri disana terus?". Cewek itu mendengus sembari mengambil satu persatu bukunya yang jatoh.

Haruskah aku menjawabnya? Tidak.

"Apa Lo tuli! Gue tahu kalo Lo bisa ngedengerin gue. Berhentilah bersikap sombong seperti itu dan cepat bantu gue. Membantu sebentar saja tak jadi masalah buat Lo kan?".
Ocehan nya yang menyebalkan itu membuat kupingku sakit.

Wanita menyebalkan itu lancang sekali menyuruhku mengambilkan buku-bukunya yang banyak berserakan di lantai itu. Emangnya dia siapa? Ayahku saja tak pernah sekali pun menyuruhku. Cewek itu ternyata semakin lancang saja. Aku fikir setelah peristiwa tempo hari dia tak bakalan berulah lagi. Sialan.

The Lost HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang