Inside

135 5 0
                                    


BRAAAKKKK

Tiba-tiba saja di saat suasana tengah dirundung kecemasan dan kegentingan. Rasa waswas menghadang. Seorang wanita muda mengenakan dress kembang warna merah melangkah masuk tanpa diundang. Wanita itu sangat cantik dan juga anggun dengan perpaduan matanya yang berwarna coklat ke abu-abuan sangat kontras dengan rambut nya yang pirang coklat.

"James!! Berani-beraninya kau menjadikan anakmu sendiri sebagai kelinci percobaan! Apa kau tak sayang lagi dengan anak kandungmu sendiri hah!!". Tanpa menunggu sapaan datang menyapa. Ia langsung berteriak marah. Memaki-maki tanpa sebab. Wanita itu rupanya sangat marah sembari menunjuk wajah sang Professor dengan emosi yang meluap-luap.

Professor alias James tak tinggal diam. Masih dengan tampang datar nya ia memerintah koleganya untuk pergi, "Kalian semua keluar dari sini".

"Kau tak tau Emily. Ini juga demi kebaikannya." Terangnya

"What's!! Kau fikir ini semua demi kebaikan nya?! Ayah macam apa kau ini James? Ayah yang brengsek. Tega sekali kau melakukan ini pada anak kita satu-satunya!!". Emily menangis tersedu-sedu sembari memukul keras dada James yang berusaha memeluk nya. Ia berusaha memberontak, tapi usahanya sia-sia.

"Aku benci padamu James".

"Aku lakukan ini semua juga demi anak kita".

"Aku tidak mau tahu. Kau harus kembalikan anak kita seperti semula".
Emily mencakar pipi kiri James hingga mengeluarkan darah segar. James seolah tidak perduli dengan luka di pipinya yang lebar dan tetap berusaha menenangkan Istrinya.

"Tenang Honey. Semuanya akan baik-baik saja. Lihat anak kita sudah baikan". James menoleh ke Anaknya yang tergolek pingsan.

"Diam kau James! Aku tidak mau lagi melihatmu". Emily mendorong James dengan beringas lalu berlari merangkul anak semata wayang nya. Mengecupnya dengan lembut tanpa bisa menahan air matanya yang jatuh semakin deras melihat anak satu-satunya di perlakukan dengan keji oleh Ayahnya sendiri. Emily mengangkat anaknya dan segera akan membawa anaknya keluar dari Lab itu. Namun, langkahnya tertahan oleh pegangan James pada lengannya.

"Kamu tidak boleh membawanya pergi sayang. Aku harus melakukan riset dan observasi ulang padanya. Ini semua demi kesempurnaan penelitianku.".

"Persetan dengan penelitianmu!". Ucap Emily tetap membawa Anaknya yang terkulai lemah pergi.

DEMENTOR

The Lost HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang