Weirdness

11 2 0
                                    

"What's up Bro?". Sapa Kevin aneh.

Ngapain tuch kunyuk sok akrab banget hari ini? Apa tendangan gue kemarin bikin otaknya korslet kali yach.

Aku berlalu melewati Kevin yang menghadangku di depan pintu ruangan kelas. Ngeselin banget.

"Hei! Buru-buru amat sich. Lo mau ke kantin nggak?". Kevin menghalau langkahku lagi.

"Ayolah gue traktir dech Lo". Ajaknya

"Nggak".

"Ayolah gue juga belum sarapan pagi tadi".

"Gue nggak mau. Kalo Lo mau, Lo pergi aja sendiri".

"Ciee....yang udah temenan sekarang". Seru Jane udah ada di tengah-tengah kami berdua.

"Apaan sich Lo! Ganggu aja".

"Tau nich Jane. Pergi aja dech Lo dari sini". Timpal Kevin.

"Ihh...Apaan sich kalian. Nyebelin. Tapi, Kalian mau ke kantin yach. Bareng dong?".

"Nggak! Gue mau pergi nya sama Mario doang".

Kevin menarikku paksa. Sebenarnya aku tak suka. Tapi, dari pada sama Cewek murahan itu, lebih baik aku ngikut aja.

Setelah udah agak jauhan dari kelas. Aku mencoba kabur dari Kevin.

"Apaan sich Lo narik-narik gue kayak anak kecil!" Aku menarik lenganku yang digaet oleh Kevin.

"Sorry. Gue hanya mau selamatin Lo dari Jane kok. Lo nggak suka kan sama dia?".

"Napa Lo jadi baik gini ma gue? Kesambet Lo? Atau otak Lo udah miring gara-gara ketimpuk pintu kemarin?".

"Hahahh...Yah nggaklah. Gue cuman mau temenan aja ama Lo. Boleh kan?".

"Nggak".

"Kenapa? Kenapa sich Lo nutup diri banget? Jarang bicara sama orang. Apa Lo nggak bosen?".

"Kepo banget sich Lo! Nggak semua hal harus dibagikan".

"Judes banget sich jadi orang. Kalo Lo Cewek udah gue apa-apain Lo dari tadi".

"Menjijikkan". Aku pun melengos pergi. Aku tak ingin berlama-lama dengan Kevin. Mulut nya suka ngeluarin kata-kata sampah. Yuck.

"Hei tunggu gue".

Aneh. Itulah kata yang tepat bagi Kevin. Harusnya dia dendam ama gue. Tapi kenapa malah kebalikannya. Dia tambah lengket aja ama gue. Kayak bodyguard gue aja dia. Kemana-mana ngikut di belakang gue. Ngeri. Tapi semenjak dia ada, gue nggak pernah habis permainan. Lumayan. Tapi lagaknya, anak buah Kevin nggak berubah seperti Kevin. Dia sepertinya benci banget ama gue. Terserahlah. Gue nggak perduli.

KELAS ANTROPOLOGI

Shit! Katak menjijikkan
Aku menyingkirkan nampan berisi tubuh katak yang telah mati di depanku. Kali ini kita diharuskan untuk memutilasi katak. Menjijikkan. Kenapa juga harus ada mata kuliah seperti ini?

"Mario! Kenapa kamu hanya diam dan menatap katak itu? Cepat bedah tubuhnya, agar kamu bisa melihat organ-organ yang ada di dalam tubuh katak itu". Tegur Sir. Charlos di belakangku.

"Tidak membedahnya pun aku sudah tau apa yang ada di dalam tubuh katak menjijikkan ini. Jika kau tetap memaksaku untuk melakukannya. Lebih baik kau saja yang melakukannya". Ucapku lalu meninggalkan Lab. Biologi seenak nya.

Menjijikkan sekali harus melakukan pembedahan pada katak buruk itu.
Aku dengan tampang devilku yang jahat karena nggak mood, bergegas keluar dari Lab. Namun, langkahku harus kuhentikan. Karena datangnya pembawa bencana yaitu malaikat maut. Ya enggaklah.

The Lost HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang