Feeling

19 2 0
                                    

".........."?

"SIALANNNN......Cowok brengsek, keparat, iblis mati aja Lo! Gue pengen Lo mampus di tangan gue! F**k you. Anjrittt". Kevin mempora-porandakkan seisi apartemen nya.

Semua perabotan yang ada di dalam nya. Pecah, patah dan ada pula yang tak berwujud lagi. Kevin sangat murka, ia melampiaskan semua rasa kekesalan nya pada perabotan yang ada di dalam apartemen nya. Semuanya. Tak terkecuali benda elektronik. Semua bablas, hancur kena hantaman.

-..........-

Satu minggu berlalu, semenjak kejadian itu terjadi. Patah tulang di lengan Robert belum juga sembuh. Dia masih terbaring di rumahnya. Dalam proses penyembuhan. Sedangkan Kevin, telah kembali masuk kuliah lagi. Namun, di wajahnya masih nampak jelas luka lebam. Terlebih bekas lebam di pelipisnya.

SAINS

"Itu di wajah Kevin, luka lebam atau apa yach?".

"Mungkin luka lebam karena di pukul Mario".

"Berarti yang diomongin Alexa itu bener dong. Tapi kenapa Mario tampak baik-baik aja? Sama sekali nggak ada luka di tubuhnya atau pun di wajahnya".

"Dia tetap aja handsome, iya kan?".

"That's right. Mau diapain juga Mario tetep aja perfect. Good looking".

"Lagian kalo yang di omongin Alexa itu bener. Harusnya kan ada berita nya di TV. Nyatanya nggak ada tuch".

"Iya. Bener tuch. Apalagi korban nya kan nggak cuma satu".

Serentetan gosip para gadis-gadis di ruangan kelas Mario. Padahal mereka tidak mengetahui apa yang sebenar nya telah terjadi. Semua nya telah diurus tuntas, setuntas-tuntas nya oleh Ayah Mario.

Mario hanya duduk santai tanpa menghiraukan kicauan mereka semua. Walaupun sebenarnya dia menyimak setiap pembicaraan mereka.

Kevin. Hanya duduk di bangku belakang seperti biasa. Tatapannya tajam menatap setiap orang yang berbalik untuk melihatnya sekilas.
Ia sama sekali tak menghiraukan pembelajaran yang tengah berlangsung. Pikiran nya seakan berada di tempat lain. Tiba-tiba Kevin bangkit dari bangkunya sembari melangkah cepat keluar ruangan. Namun, sebelum ia keluar. Ia telah melempar sesuatu ke atas bangku Mario. What is that? Sebuah kertas yang sudah di remas hingga kusut.

Setelah jam usai
Temuin gue di
Toilet Cowok Lt. 3

Gue ladenin apa mau Lo

2 jam berlalu. Tanpa lirik kiri dan kanan. Tanpa menghiraukan Dosen yang belum juga keluar dari ruangan. Mario berjalan santai keluar ruangan. Tangan kiri terselip di kantong celana nya.

Mario seakan lupa dunia dan hanya memikirkan diri nya sendiri. Ia berjalan terus dan tak punya waktu untuk ngubris Cewek-cewek yang histeris menyapa nya. Juga tak punya waktu hanya sekedar ucapin salam ke Dosen. Mario nggak harus se sopan itu kan?

Langkah Mario baru berhenti ketika ia telah berada di depan pintu toilet yang tertutup rapat. Tangan kanan nya memutar kenop pintu ke arah kiri dengan pelan.

Ceklekk....Kosonggg....

Mario dengan sikap tenang, tanpa rasa takut sedikit pun terlihat di wajahnya melangkah masuk dengan santai. Bahkan kehadiran sosok hantu di depan wajah nya secara tiba-tiba. Tak akan mengubah ekspresi nya.

Di hadapan nya ada sebuah cermin panjang. Hal pertama yang Mario lakukan di dalam toilet. Bukan mencari Kevin.Tapi malah sibuk menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Hening.... Mario pun menyalakan keran air di wastafel lalu mencuci wajah nya dengan sangat tenang.

The Lost HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang