11.

333 21 2
                                    

and...

Ku beranikan diriku untuk membukakan pintu,tak sanggup ku melihat bagaimana ekspresinya ketika melihat keadaanku yang terlihat begitu bodoh.
Perlahan sekali ku tarik pintunya

Pintupun terbuka.

aku hanya dapat menunduk. Tidak berani jika aku menatap langsung kedua matanya.
Aku hanya dapat melihat kedua kakiku yang sedang menginjak sebuah kesetan berwarna biru dan aku tidak tahu harus bicara apa ya Tuhan..

"aku sangat lapar sekali"

Suara donghae memecahkan suasana, dia memegang perutnya yang kelaparan.

Bagaimana mungkin dia tidak bertanya padaku apa yang terjadi. Kurasa dia seang mencoba menetralisir suasana setelah apa yang terjadi barusan, huff aku malu sekaliii.

"Ayo kita makan, sudah ku siapkan semuanya" Donghae kembali berucap.

Dia menggapai tanganku,dia mengiringku berjalan menuju meja makan.
Kini ku tak lagi hanya melihat kedua kakiku, tatapan ku mulai tertuju pada donghae yang sedang mempersilahkan kursi untuk ku duduki.

"Gomawo"

Tidak terbesit dibenakku kata apapun selain kalimat terima kasih.
Dan dia tersenyum, seperti halnya semua baik baik saja dan tak ada hal buruk yang terjadi.
Dia benar benar membuktikan padaku jika semuanya akan selalu baik baik saja.

Donghae terlihat amat kelaparan, dengan caranya yang menyantap makanan begitu cepat.

"Kau harus menghabiskan makanannya, karena kau belum sarapan"

Kata donghae sambil melahap nasi dan hanya tinggal satu sendok suap yang tersisa.

Sekali lagi ku tegaskan aku merasa kejadian hari ini sangat buruk sekali! sampai terasa beku ubun ubunku menghadapinya.

Donghae ternyata tidak beranjak dari hadapanku walaupun makanannya sudah habis, dia sekarang sedang memandangku.
Hhh bagaimana ini?
Sampai kapan aku akan seperti ini

"Bagaimana kabar jaeni?"

"Jaeni baik baik saja"

Jawab hyeoni dengan malu-malu dan tak berani menatap donghae.

"Oh ya rencananya minggu depan aku akan ke pulau jeju, apa kau mau ikut denganku?"

"Sepertinya tidak bisa... aku harus kuliah dan berkerja, bulan ini aku sudah terlalu banyak izin tidak berkerja"

Secara lahiriah lama kelamaan kata-kata ini keluar begitu saja, hmm apakah aku sudah tidak canggung lagi?

"Apa kau tidak ingin mengganti pekerjaanmu? Kau bisa saja bekerja bersama oppa mu"

"Aku sudah merasa nyaman dengan pekerjaanku yang sekarang.. donghaessi, ada satu hal yang ingin ku katakan padamu"

Sebenarnya aku tak sanggup untuk mengatakannya,tetapi keadaan ini membuatku harus mengungkapkannya.
Mendengar pernyataanku donghae menaikan alisnya sigap, dia menatap kedua mataku dengan serius dan dari sisi ini dia terlihat sangat antusias untuk mendengar ceritaku.

"Ummm begini donghaessi, umm-- nanti aku pinjam mesin cucimu ya untuk mengeringkan celanaku"

Kalau tidak dengan cara itu, tidak mungkin aku pulang nanti mengenakan handuk, ya kan?
Entah apa yang sekarang ada di pikiran donghae tetapi raut wajahnya seperti orang kebingungan.

C L O S E R . [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang