13.

272 22 2
                                    

down.

Dekapan erat nya menuntun ku pergi dari kerumunan orang orang disekitar kami. Ku lihat sekelebat wajahnya yang berada tak jauh dari ujung kepala ku, wajahnya nampak begitu serius ketika meminta orang orang untuk bergeser agar tidak menghalangi jalan kami.
Sampai akhirnya, dia berhasil membawaku jauh dari pusat keramaian. Donghae memegang pundak ku erat, dia menarik nafas panjang sebelum menghembuskannya dengan kasar.

"Kau tahu?! Kau sudah membuat ku sangat khawatir"

Ku lirik sebentar dan kedua alis tebal milik donghae terlihat merengut tegang,juga kedua matanya membulat penuh.
Aku takut melihat wajahnya
Aku tak berani,sungguh.

"Umm.."

Gumam ku dengan pelan dan sekali lagi, aku masih tak berani menatap kedua mata yang membulat itu.

"Hyeoni-YA!!!"

Donghae menghentakan suaranya keras sehingga membuat hyeoni terkejut.
Pria itu terlihat melampiaskan kesalnya pada dirinya sendiri, dia mengarahkan rambut nya ke belakang dengan jemarinya secara kasar.

Perlakuan donghae berhasil membuat detak jantung hyeoni berdetak tak karuan, membuat hyeoni takut dan semakin merasa terpojok akan tatapan menyeramkannya itu.

"Kau tahu hyeoniya?
Karena kau sakit aku menjadi tak tenang,aku takut terjadi sesuatu padamu"

Mendengar kata kata itu ternyata membuat hyeoni sedikit terluka

"Aku memang sakit.."

Seketika ekspresi wajah hyeoni hilang entah kemana, raut wajahnya begitu datar.

"Aku memang sakit, tapi aku tak memintamu untuk memikirkan ku.
Maaf sudah membuatmu khawatir"

Tak disangka hyeoni berjalan dengan santainya tanpa melihat donghae yang ia tinggal sedikitpun.

Donghae kembali menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan dan kini ia merasa bersalah.
Ke khawatirannya kali ini justru membuat kesalahan. Karena rasa cemas begitu besar ternyata malah membuat wanita yang ia sayang terluka.
Donghae membalikan badannya perlahan, menatap punggung wanita yang baru saja meninggalkannya.

Melihat tubuh mungil itu, membuat donghae sangat ingin menjaganya. Donghae tak ingin kehilangan wanita itu dan semakin donghae sadari bahwa hatinya telah jatuh cinta terlalu dalam pada sosok wanita bernama hyeoni.
Ssgera donghae berlari mengejar hyeonu lalu berhasil menghadang jalannya.

"Apa lagi?" Tanya hyeoni dengan ketus.

"Maafkan aku"

"Donghae-ya.."

"Donghae-ya..."

Hyeoni memanggil nama pria dihadapannya berkali-kali, kini dia ketakutan setengah mati.

"Gwaenchana?"

Donghae bertanya lalu hyeoni menggelengkan kepalanya. Saat ini hyeoni sedang tidak baik-baik saja.

"Donghaeya--kakiku, mulai mati rasa.."

🍂🍂🍂

Untuk situasi seperti ini donghae tak kenal apa lelah itu?
Donghae berhasil menggendong hyeoni sampai ke dalam mobilnya

"

Kita ke rumah sakit sekarang.."

Ucap donghae dan tak butuh waku lama dua langsung menginjak pedal mobil, lalu meninggalkan jauh everland.

Pucatnya kabut dan dingin suhu udara beserta angin yang selalu bersamanya...
Menyambutku kala tiba di sebuah gedung kaca yang tadi pagi sudah ku singgahi.

Laki laki disamping ku ini, dengan gerak geriknya yang cepat membawaku keluar dari dalam mobil.  Bahkan dia kebali menggendongku dengan kedua tangannya da tiba-tiba dia membisikkan sebuah kata.

"gwaenchana"

Satu kata itu membuatku sadar bahwa aku tak perlu takut menghadapi kenyataan ini.
Kata sederhana itu bagi ku memiliki berjuta makna, terlebih ketika laki donghae yang menyampaikannya.
Aku tidak apa apa selama masih ada dia di samping ku.

"Omo..apa yang terjadi?"

Salah seorang suster terkejut melihat kondisi hyeoni yang berada dalam dekapan donghae, segera dia mencari unit kosong di dalam UGD untuk hyeoni.
Donghae mengikuti suster itu dari belakang dan ketika unit sudah ditemukan, donghae langsung menaruh hyeoni perlahan di atas sebuah brankar yang selalu siaga di ruang UGD.

Datanglah seorang suster yang lain sambil membawa stetoskop dan tensimeter.

"Annyeong hasseyo agassi, aku akan memeriksa tekanan darahmu.. sebentar ya"

Wajah hyeoni terlihat tak bersemangat. Ya, bagaimana mungkin hyeoni bisa bersemangat dengan kondisinya sekarang ini.

"Agassi? Apa keluhanmu.."

Lanjut suster itu bertanya.

Hyeoni tak menanggapi pertanyaan itu, entah mengapa mendengar pertanyaan tersebut membuat dirinya sangat kacau.

"Kakinya tiba-tiba tak bisa digerakan"

🍂🍂🍂

Pesawat jeju air mendarat sempurna di landasan pesawat udara bandara incheon.
Ketika diberi kabar bahwa terjadi sesuatu pada hyeoni, changmin langsung memesan tiket pesawat untuk hari itu juga menuju seoul.

Raut wajah tak tenang melumuti wajah changmin kala mengetahui sang adik mengalami kelumpuhan pada kakinya.

19:25

Ahjumma segera membukakan pintu ketika mendengar bunyi bel dan ternyata changmin yang datang. Mata ahjumma terlihat sembab, apa lagi kalau bukan karena menangis? Ahjumma pun sangat terpukul ketika mengetahui hyeoni tertimpa hal yang buruk.

Tujuan pertama changmin dari awal adalah menemui hyeoni, jadi langkahnya sekarang menuntun ke arah pintu kamar adiknya.

Changmin mulai membuka gagang pintunya dengan perlahan, Pintu pun terbuka dan
ada pemandangan yang mengejutkan disana.
Donghae tengah menjaga Hyeoni yang sedang terlelal.

Donghae pun terkejut ketika menyadari kehadiran changmin. Donghae pun melepas pegangan tangannya dari hyeoni.
Lalu dia segera memberi sebuah salam hormat kepada changmin dengan sedikit membukukan kepalanya.

"Aku ingin bicara denganmu"
Kata changmin lalu berlalu meninggalkan kamar hyeoni.
Apapun yang dikatakan changmin nanti, donghae siap menerima dan akan melakukan yang terbaik.

"Bagaimana bisa terjadi hal seperti ini kepada hyeoni?"

Changmin bertanya dengan mimik ter- seriusnya, kedua bola mata itu seakan tak ingin lengah menyorot mata donghae.

"Hyeoni pun baru mengetahuinya tadi pagi, dia pergi ke rumah sakit dan mendapatkan hasil jika dia terkena mielitis transvera"

"..Dokter memastikan jika hyeoni bisa kembali pulih berjalan, jika dia rutin melakukan pengobatan yang sudah ditetapkan dokter" lanjut donghae memberi informasi

Changmin tak perlu berpikir panjang, pokoknya harus dengan cara apapun hyeoni harus sembuh kemabli, berapapun itu akan dia tanggung semuanya.

"Dan... sejak kapan kau berhubungan dengan adik ku?"

Mendengar pertanyaan sengit itu berhasil menegangkan seluruh saraf di tubuh donghae dan rasanya aliran darah yang sedang mengalir membeku seketika.

C L O S E R . [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang