Kunci Hati

4.7K 396 17
                                    

Bab 12

^Normal Pov_^

Prilly melebarkan matanya dan ia menatap tak percaya orang di depannya.

"Lo bisa gak jalan yang bener!" Bentak lelaki itu lagi dan membuat Prilly langsung menundukkan kepalanya, apakah lelaki di depannya benar-benar sudah melupakannya?.

"Maaf Li aku gak sengaja." Ucap Prilly lelaki itu menatap tajam Prilly, dia adalah Ali.

"Udahlah sayang kita pergi dari sini." Ali melewati Prilly dengan mengeggam tangan Riana, Prilly menatap nanar kepergian Ali dan hatinya kini semakin yakin untuk melupakan lelaki itu, dia saja sudah melupakan Prilly.

2 Minggu kemudian...

Semuanya berubah Ali dan Prilly lebih tepatnya mereka sama sekali tak pernah bertegur sapa sekalipun, Resya yang menaruh curiga langsung bergerak cepat hari ini ia sengaja mengajak Ali untuk bertemu dengannya bukan hanya dia tetapi juga Gio, Gio juga merasakan apa yang Resya rasakan, saat ini Resya dan Gio sudah sampai di salah satu caffe mereka menunggu Ali datang.

"Sorry gua telat." Ucapan seseorang membuat Resya dan Gio mengalihkan pandangannya lalu mereka mengangguk dan mempersilahkan Ali duduk .

"Oke gua cuma mau tanya sama lo Li dan gua harap lo jawab jujur, bukan cuma gua yang ngerasain tapi Gio juga." Ali menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan bingung ia menatap Resya.

"Maksud lo rasain apa bang." Resya menghela nafas sejenak.

"Lo berubah, sejak Riana datang lagi dalam hidup lo, lo berubah lo bukan Ali yang seperti yang kita kenal, Ali yang kita kenal gak pernah ngebentak orang dan pantang bagi seorang Ali yang kita kenal membuat perempuan menangis." Resya mati-matian menahan emosinya ia sudah tau sahabatnya ini membentak adiknya 2 Minggu lalu jika kalian tanya dari mana Resya tau jawabannya adalah dari sahabat-sahabat Prilly.

"Li gua tau lo masih cinta sama Riana tapi please lo lihat lagi kebelakang gimana Riana nyakitin lo dengan cara selingkuh? Dan bagaimana hidup lo berwarna lagi dengan adanya Prilly yang mengisi hari-hari lo, ada yang perlu lo tau Li, berat menjadi seorang Prilly." Ali menaikkan sebelah alisnya ia tak faham dengan apa yang Gio ucapkan.

"Bener kata Gio, menjadi adik gua gak segampang yang lo kira dia mati-matian berusaha agar tetap menjadi Prilly yang ceria walaupun dia sakit ia akan senantiasa tersenyum, lo hanya kehilangan perhatian kedua orang tua lo dan juga Riana, tapi gak dengan adek gua dia harus kehilangan 2 orang yang paling dia sayang dalam kurun waktu 3 hari, gua dan sahabat-sahabatnya selama ini berusaha mati-matian untuk membuat dia tersenyum." Resya kembali menerawang dimana sang adik menangis dan isakkannya memilukan hati siapapun yang mendengarnya.

"Bila gua jadi lo Li gua gak akan membiarkan masa lalu gua untuk masuk lagi dalam hidup gua, Prilly sangat terpukul atas perubahan yang lo tunjukkan ia sudah mengorbankan hati dan cintanya demi melihat lo bahagia." Pernyataan Gio dan Resya membuat Ali terdiam tak bisa berbicara.

"Apa lo pernah dengar kalau Prilly pernah kehilangan orang yang dia sayang?" Pertanyaan Resya di tanggapi anggukan oleh Ali.

"Dia kakak gua, orang yang terlahir 5 menit sebelum gua lahir di dunia dia kembaran gua namanya Arayn Rezhafna Devin biasa di panggil Rain dia menyukai hujan dan karena hujan juga dia pergi untuk selamanya saat itu Prilly sudah terlahir dia menyayangi Prilly bahkan lebih menyayangi Prilly dari pada gua saudara kembarnya sendiri saat Rain pergi Prilly terpuruk amat terpuruk apalagi kedua orang tua gua setelah 3 hari kepergian Rain mereka mengacuhkan kami berdua dan gua harus mati-matian kembaliin keceriaan Prilly saat keceriaan dia kembali dia hancur lagi saat ini." Pernyataan Resya membuat Ali menegang dia tak tahu bahkan kisah hidup gadis itu lebih buruk dari dirinya.

"Li Riana belum tentu berubah sepenuhnya pasti ada sesuatu yang membuat dia mendekati lo lagi." Setelah mendengar ucapan Resya mata Ali menangkap seorang gadis.

^Normal End_^

^Ali Pov_^

Aku mengalihkan pandanganku pada luar caffe dan aku melihat gadis itu, Riana maksudku sedang berjalan berdua dengan seorang lelaki dia memasuki caffe yang sama denganku mataku tak pernah melepaskan setiap gerak-gerik nya bersama lelaki asing itu saat dia sudah duduk sayup-sayup aku mendengar.

"Gimana hubungan kamu sama Ali?" Tanya lelaki asing itu.

"Seperti yang kau tahu sayang aku kembali padanya tapi aku mencintaimu aku sudah lelah harus bersandiwara seperti ini." Ucap Riana pada lelaki asing itu lelaki itu membelai lembut wajah Riana dan membuat rahangku mengeras.

"Sabarlah sayang katanya kamu mau menghancurkan hidup Ali ya ini caranya." Ku lihat Riana menghembuskan nafas kasar, sudah cukup aku salah menilainya selama ini ternyata benar kata Gio.

^Ali End_^

^Normal Pov_^

Ali bangkit dari duduknya saat ia mulai berjalan dengan kepalan tangan mengeras dan rahang mengeras tak luput juga matanya meyalang tajam, suara tamparan seseorang menggema terlebih dahulu dan membuat langkah Ali terhenti dan dia terkejut melihat pemandangan di depannya.

"Prilly." Desis Ali dan ia langsung melangkahkan kakinya ke meja Riana yang disana sudah ada Prilly, ya orang yang menampar Riana adalah Prilly, Prilly yang tadinya sedang keluar dengan sahabat-sahabatnya iseng mampir ke caffe karena permintaan Nalea saat di caffe dia tak sengaja mendengar semua kata-kata Riana, Prilly yang geram langsung mendatangi meja Riana dan menampar gadis itu.

"Ali kasih Anda kesempatan bukan untuk menyakitinya lagi tapi untuk memperbaiki semuanya, dan saya juga memberikan Anda kesempatan tapi setelah kejadian ini jangan harap Anda akan dapat kesempatan lagi baik dari saya ataupun Ali." Ucap Prilly tegas, baru saja Riana akan menampar Prilly ada tangan kokoh yang mencegahnya.

"Apa yang Prilly bilang itu benar lo gak akan dapet kesempatan lagi dari gua, gua kira lo udah berubah ternyata gua salah nilai lo selama ini." Ucap Ali dengan nada yang dingin, datar, tegas, dan matanya menyalangkan api kemarahan, sepersekian detik kemudian Ali membawa Prilly keluar dari caffe dan menyuruhnya menaiki motor yang ia bawa, dan Ali melajukan motornya dengan kecepatan sedang membelah jalanan yang ramai dan hanya ada keheningan diantara mereka berdua, sampai pada tempat tujuan pun tak ada yang mau membuka satu suara pun.

"Aku mau minta maaf Pril, aku akui aku salah menganggap bahwa dia telah berubah sampai membuat aku menjauhimu dan membentakmu, banyak kesalahan yang harusnya tak bisa di maafkan aku melukai hatimu yang lembut itu bahkan lebih parah lagi aku melupakanmu, aku tak bermaksud seperti itu, aku membawamu kesini hanya untuk mengatakan aku mohon maafkan aku walaupun sebenarnya kesalahanku tak pantas di maafkan dan bila sekarang kamu minta aku jauhin kamu aku sanggup." Ucap Ali dan Prilly masih tak mau membuka mulutnya untuk mengucapkan sepatah katapun.

"Walaupun hatiku yang jadi taruhannya aku rela." Ali bersiap bangkit dari duduknya ia menyerah pada semuanya.

^Normal End_^

Hohohohoho konflik mau selesai tapi...






















Masih ada konflik lain tenang aja mungkin lebih dari ini.....
























Kalau mau di lanjut cepet Vote Comment penuhin donggg












Cuma mau bilang........















See You Next Chapter Guyss👋👋👋















Mungkin agak lama soalnya lagi sibuk!

Kunci Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang