Part 13

3.8K 273 5
                                    

*****
(Nama kamu) pov
Siang ini aku mengantar makan siang ke kantor Iqbaal. Ya, hari ini aku masak makanan kesukaan Iqbaal.

Seumur-umur mungkin ini pertama kalinya aku nginjakin kaki di kantornya Iqbaal.

Aku menuju meja recepcionis.

"Selamat siang ada yang bisa saya bantu?"

"Selamat siang juga mbak. Ruangannya pak Iqbaal dimana mbak?" ucap (nama kamu) ramah.

"Maaf, apa sebelumnya ibu sudah buat janji sama Pak Iqbaal? Kalo tidak ada janji ibu tidak bisa bertemu sama pak Iqbaal." rupanya mbak recepcionis ini nggak ngerti siapa saya.

"Mbaknya udah kerja disini berapa tahun?"

"Baru satu bulan."

"Owh.. Pantes. Hm. Plis deh ya mbak yang cantik. Masa saya nggak boleh ketemu sama Iqbaal."

"Iya bu, pak Iqbaal hanya dapat di temui kalo sudah ada janji dengan pak Iqbaal."

"Saya udah bikin janji mbak."

"Ekhem." Suara serak aku sepertinya mengenali itu. Aku menolehnya.

"Pas banget kamu ada disini. Btw aku nganterin makan siang nih buat kamu."

"Kamu nggak usah repot-repot nganterin makan siang." ucap Iqbaal mengelus rambutku. Mungkin mbak recepcionis nya tadi jadi malu sendiri setelah ngerti aki ini siapanya Iqbaal.

"Sekali-kalilah aku liat-liat kesini."

"Ayo ke ruanganku."

Ruangan Iqbaal
"Aku jadi pengen kerja. Bolehlah aku kerja disini."

"Nggak ada lowongan buat kamu."

"Ah tega banget sih kamu, nolak diriku secara mentah mentah."

"Kamu nggak ikutan makan?"

"Nggak, tadi aku udah makan."

"Aku suapin."

"Nggak. Aku udah makan sayang. Iqbaal. Gimana???"

"Gimana apanya?"

"Kerja." ucap (nama kamu) manja dengan menaik naikkan kedua alisnya .

"Jadi ibu rumah tangga aja kamu udah cantik." ucap Iqbaal sambil menyantap makan siangnya.

"Ewh."

"Serius. Orang cantiknya aja udah melebihi bidadari-bidadari. Senyumnya aja udah manis. Wajahnya lucu ngegemesin. Umur udah 21 tahun. Tapi keliatan kayak masih umur 17 tahun. Imut gitu masa. Wajah polosnya. Huhhh Siapa yang nggak minat coba jadi suaminya kamu. Orang kamu aja kalo keluar tanpa aku. Pasti banyak lelaki yang godain kamu. Untung udah aku duluan yang nikahin kamu. Im so lucky having you." Mungkin ucapan Iqbaal ini berhasil membuatku melting dan pipi merah merona. Ia tersenyum miring ditambah lagi dengan tatapan yang sangat menggoda. Anjay ini makin membuatku terbang.

"Ih ngegombal terus. Biasa aja!! Dirimu terlalu lebay!"

"Bukannya aku yang lebay tapi memanh faktanya seperti itu. Kamu cantik."

Author pov
"Permisi." mereka menoleh ke arah pintu siapa yang datang.

"Masuk....Silahkan duduk." perempuan itu duduk di samping kursi (nama kamu).

"Pak saya mengantarkan berkas-berkas silahkan untuk di tandatangani."

"Oke, kamu tinggal disini dulu aja berkas-berkasnya. Nanti kalo udah selesai. Kamu saya telpon untuk mengambil berkas ini lagi."

"Iya pak, terimakasih." Bella menatap mata (namakamu) dwngan raut wajah tidak suka.

Degh
(Nama kamu) menatap lekat-lekat wanita itu. Ya wanita itu.. Wanita yang dulu adalah sahabat karibku. Tapi setelah itu terjadi kesalahpahaman yang membuat kita jadi berselisih. Dia senyum menyengirai ke aku. Mungkin dia masih ingat masalah kita dulu.

"Kamu kenal dia (nam) ngeliatinnya sampe segitunya."

"Ng..nggak." jawab (nama kamu) sekilas dan langsung mengalihkan pandangannya.

Perempuan itu sudah keluar dari ruangan ini.

"Iqbaal. Perempuan itu bekerja disini?"

"Iya. Dia staf Marketing di kantor ini. Emangnya kenapa?"

"Ng... Nggak. Dia lebih gedhe. Pasti otak kamu sering kotor." (nama kamu) menundukkan kepala dan melihat sesuatu yang tadi dia bandingkan dengan punyanya Bella. (Nama kamu) menutupi permasalahan nya.

"Punya kamu aja walaupun kecil tapi memuaskan." (nama kamu) langsung mencubit tangan Iqbaal. *ngek*

Bersambung

Via.ds

You Must Know You Now ✖IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang