2

3.8K 198 0
                                    

Author POV

"Sekarang kalian harus minta tanda tangan dari anggota osis ya, jangan ada yang minta sama saya! Udah pada tau kan? Satu orang Minimal 10 tanda tangan. Ntar kalo udah dapat, temui saya. Silakan bubar!" ucap Karell.

"Ternyata ketua osisnya kak Karell ya?. Lo buruan deh minta tanda tangannya kak Karell!" ucap Nadia sambil mendorong Yolanda.

"Ihh.. Apaan sih lo. Gue gak berani tau!" ucap Yolanda kesal karena Nadia masih saja mendorongnya.

"Lo tuh ya, kalo lo gak gece ntar ke duluan ama yang lain loh" Nadia mulai gemas. Pasalnya, sahabatnya yang satu itu selalu saja menolak jika disuruh mendekati pujaan hatinya.

"Tapi..."

"Gak ada tapi-tapian. Buruan !!!" potong Nadia sambil mendorong Yolanda.

"Permisi kak" Yolanda menghampiri Karell yang sedang duduk santai dibawah pohon besar di taman SMA Nusantara.

"Ya, ada apa? Mau minta tanda tangan ya?" ucap Karell dengan pedenya. Sedangkan Yolanda sudah mati-matian menahan agar dirinya tidak memekik saat melihat senyuman manis dari seorang Karell.

"Ehh.. I..iya kak" Yolanda semakin gugup karena sedari tadi Karell menatapnya dengan tajam.

"Lo gak dengar ya? Kan tadi gue bilangnya minta sama anggota osis. Bukan sama ketua nya. Ngerti gak?" Karell menatap Yolanda sinis.

"Ma..maaf kak, tadi saya gak dengar" Yolanda masih saja menundukkan kepalanya.

"Ada apaan nih,Rel?" tanya seorang cowok yang lumayan tampan yang diperkirakan merupakan teman dekat Karell. Cowok itu bernama Aldric. Yolanda membaca name tag pada seragamnya.

"Tuh cewek minta tanda tangan gue. Gue kan udah bilang kalo jangan minta tanda tangan gue." ucap Karell kesal.

"Mungkin dia suka sama  lo kali,Rel" ucap Aldric.

"Maybe" Karell mengangkat bahunya acuh lalu melenggang pergi dan diikuti oleh Aldric.

"Gimana Yol?" tanya Nadia yang baru saja keluar dari tempat persembunyiannya.

"Gue malu banget,Nad. Kok Kak Karell gitu amat ya? Dia kok sinis banget sama gue?" tanya Yolanda dengan wajah lesunya.

Nadia mengelus pundak sahabatnya. "Mungkin kak Karell lagi banyak pikiran. Lo gak usah ambil pusing ya!" ucap Nadia menenangkan Yolanda.

"Semoga aja begitu"

I Love You, Kak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang