1

9.2K 261 14
                                    

Yolanda POV

Hari ini adalah hari pertama aku masuk SMA.
Tidak sia-sia perjuanganku. Aku akhirnya bisa bersekolah di sekolah ini. SMA Nusantara merupakan salah satu SMA terfavorit dikotaku.

Untuk masuk ke sekolah ini, aku harus berusaha dengan giat. Karena tidak sembarangan orang yang bisa bersekolah disini. Yang bersekolah disini adalah orang kaya. Kalau tidak kaya harta, ya kaya otak.

Aku berasal dari keluarga yang berkecukupan. Aku merupakan anak tunggal, aku memiliki orang tua yang sangat menyayangiku dan selalu menuruti keinginanku. Mungkin karena aku anak satu-satunya.

Fyi, aku mempunyai sahabat namanya Nadia. Kami sudah bersahabat sejak Sekolah Dasar.

Aku dan Nadia masuk sekolah yang sama lagi, dan aku tidak bosan selalu bersamanya. Dia sahabat yang baik.

"Yol, menurut lo MOSnya bakalan seru gak?"

"Setahu gue sih seru, tapi bagi kakak -kakak yang ngerjain kita" jawabku malas. Aneh-aneh saja pertanyaannya.

Disinilah kami berada, di aula sekolah. Sekolah ini sangat luas . aku dan Nadia tadi sangat kesusahan untuk mencari kantin. Tadi pagi kami belum sarapan karena takut terlambat dihari pertama Mos.

Sebenarnya hari ini cukup memalukan. Bagaimana tidak, peserta MOS memakai baju kaos bewarna putih dan celana olahraga panjang , rambut dipakaikan pita sesuai tanggal lahir masing-masing. Untung saja aku lahir tanggal 8. Setidaknya tidak seperti Nadia yang rambutnya sudah berisi 30 pita. Tidak lupa juga kami harus memakai kaos kaki yang berbeda warna, dan celana olahraga dimasukkan kedalam kaos kaki yang panjang itu.masih banyak lagi hal-hal lainnya yang cukup membuat kami seperti orang gila.

Sedang asik melamun, tiba-tiba Nadia menyenggol lenganku dengan keras. Anak itu memang tidak ada lembut-lembutnya .

Aku meliriknya dengan tatapan terganggu yang dibalasnya dengan menunjuk ke suatu arah. Mataku pun mengikuti arah yang ditunjukknya.

Degg...

Dia... Seorang cowok berbadan tegap, tinggi, dengan kulit yang lumayan putih sedang tertawa bersama temannya.

Jantungku semakin berdetak kencang, apalagi ketika aku melihat kedua lesung pipinya. Dia terlihat tampan meskipun memakai kacamata.

Aku suka cowok yang memiliki lesung pipi dan berkacamata. Lebih tepatnya aku suka dia. Oh.. Ralat.. Lebih tepatnya lagi aku jatuh cinta padanya.

"Itu Kak Karell, kan?" tanya Nadia yang kujawab dengan anggukkan. Aku masih memperhatikan cowok tadi.

Cowok itu bernama Karell Alvaro. Nama yang keren, bukan?.

Kak Karell merupakan kakak kelasku di SMP yang beda satu tingkat denganku. Aku Sudah menyukai Kak Karell sejak Mos ketika SMP. Dan sekarang kami bertemu lagi, Aku mencari tahu dimana kak Karell bersekolah agar kami satu sekolahan lagi. Katakanlah Aku stalker, itu memang benar.

Kak Karell tidak mengetahui kalau aku memiliki rasa untuknya. Bahkan aku yakin dia tidak mengenalku. Aku tidak pernah berani muncul di hadapannya. Ketika bertemu atau berpasan disekolah, maka aku akan menunduk. Aku sungguh tidak berani menatapnya langsung. Aku merasa jika aku menatapnya langsung, maka saat itu juga dia tahu kalau aku menyukainya. Nadia pernah bilang kalau dia dapat mengetahui kalau aku suka kak Karell hanya melalui tatapan mataku.

Aku jadi takut jika kak Karell sampai tahu. Aku takut dia membenciku. Aku hanyalah gadis biasa yang tidak populer disekolah. Aku juga tidak percaya diri. Tidak ada yang bisa dibanggakan dariku.

Aku jadi merasa kecil dibandingkan dengan gadis-gadis lain di sekolahku. Disana banyak gadis-gadis cantik.
Apakah ada diantara mereka yang menarik perhatian Kak Karell? Ku harap tidak. Karena aku tidak rela

I Love You, Kak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang