"Udahlah, lo gak jera juga apa?"
"Nggak! Enak aja, gue itu orangnya pantang menyerah" ucap Yolanda.
Kini wajah gadis itu tidak semerah tadi, untung saja ada Nadia yang membantunya. Kalau tidak, gadis itu mungkin sudah menangis sepanjang hari karena kepedihan. Ditambah lagi toilet sudah sangat sepi karena para murid berada dikelas masing-masing.
"Seharusnya lo pantang menyerah sama hal-hal yang positif, dalam belajar misalnya. Bukannya buat ngerjain Karell" ucap Nadia sabar, pasalnya Yolanda sangat ngotot ingin membalas perbuatan Karell.
"Ihhh.. Kok lo jadi belain dia sih?" Yolanda mulai kesal.
"Udah deh terserah lo, jangan nyesel kalo nanti lo kena imbasnya"
"Gak bakal" Yolanda tersenyum miring sambil memikirkan rencana-rencana jahat di otaknya.
👇👇👇👇
"Lo yakin?" tanya Nadia ragu.
"Yakin banget, udah ayo sembunyi"
👇👇👇👇
"Ahh, sial. Ban gue kempes lagi, perasaan tadi baik-baik aja deh" Karell pergi menitipkan sepeda motornya pada satpam sekolah lalu pergi menemui Aldric untuk menumpang di mobil cowok itu.
Yolanda yang menyaksikan peristiwa tadi mengeram kesal. "Kenapa sih dia gak jalan kaki aja sampe rumahnya?"
"Udahlah. Gue bilang juga apa. Lo itu gak us--"
"Udah ah, gue mau pulang . bye!" Yolanda pergi meninggalkan Nadia dan membuat gadis itu mendengus kesal.
👇👇👇👇
Saat Yolanda baru saja keluar dari gerbang rumahnya, gadis itu dikejutkan dengan kehadiran Karell yang bersandar didepan pintu mobilnya sambil memainkan ponsel pintarnya.
Yolanda mengabaikan Karell dan berjalan tanpa melihat Karell.
"Bareng gue aja." Karell menarik tangan Yolanda yang langsung saja disentakkan oleh gadis itu.
Ini pertama kalinya mereka bersentuhan langsung. Membuat adanya rasa aneh yang menyenangkan dalam diri keduanya.
"Gak perlu" ucap Yolanda setelah berhasil menormalkan dirinya. Gadis itu berharap Karell tidak curiga dengan gerak-geriknya.
"Gue udah jauh-jauh loh datang kesini"
"Gak ada yang nyuruh lo datang kesini"
"Tapi gue kan pacar lo" Yolanda langsung tersenyum sinis menanggapi ucapan Karell.
"Oh ya? Pacar mana yang tega bikin malu pacarnya?" Yolanda menatap Karell dengan tajam.
"Maksudnya?"
"Pura-pura bego lagi, udah minggir gih. Gue udah telat."
👇👇👇👇
"Lo punya rencana apalagi sekarang?" tanya Nadia. Saat ini mereka sedang berada di kantin sambil menikmati semangkuk bakso dan segelas teh manis dingin.
"Gue gak tau" Yolanda mengendikkan bahunya. Gadis itu sudah lelah, setiap hari dia selalu menyusun rencana untuk mengerjai Karell, malah dia yang terkena imbasnya.
Pernah sekali, saat Karell memasuki gudang berniat mengembalikan bola basket yang telah selesai dipakai oleh tim basketnya. Yolanda yang sedari tadi menunggu Karell masuk jebakannya pun tersenyum senang. Gadis itu segera memasuki gudang untuk mematikan lampu dan mengunci gudang tersebut. Namun, ketika Yolanda masuk, gadis itu menutup pintu dan melupakan bahwa pintu gudang terkunci otomatis. Sedangkan kunci gudang berada diluar. Terpaksa gadis itu menunggu dengan Karell dan berharap adanya orang yang segera menolongnya. Saat itu keduanya tidak membawa ponsel mereka. Alhasil mereka terkunci digudang hingga sore. untung saja masih ada penjaga sekolah yang menolong mereka Itupun dikarenakan penjaga sekolah berkeliling untuk memastikan setiap ruangan sudah terkunci.
Dan begitu pula dengan rencana lainnya yang selalu gagal.
Rasanya ia ingin mati saja. Tapi kalau dia mati, Karell pasti merasa menang.
'Gue gak boleh mati sebelum balas dendam'Yolanda melirik kearah meja Karell. Disana Karell sedang tertawa bahagia bersama teman-temannya.
Tiba-tiba saja pandangan mereka bertemu. Karell segera menghampiri Yolanda setelah berbisik dengan temannya yang dibalas dengan siulan yang sangat berisik, apalagi ketika Karell menghampiri Yolanda.
"Ngapain kesini?" Yolanda menatap Karell datar.
"Mau bareng pacarlah" Karell langsung mengambil tempat disamping Yolanda.
"Eng.. Gue ke toilet bentar ya" Nadia langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari mereka.
"Mau kemana?" Karell menahan Yolanda yang berniat kabur.
"Gue..gue mau nemenin Nadia"
"Gak usah, dia bisa sendiri kok. Mendingan lo nemenin gue." Yolanda langsung mendelik dan dibalas kekehan oleh Karell.
Yolanda tersenyum kecil melihat Karell terkekeh . hatinya menghangat. Bagaimana tidak, ia baru saja membuat orang yang dicintainya terkekeh karena dirinya. It's awesome.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Kak!
Teen FictionEntah ini kesialan atau keberuntungan, aku bisa berpacaran dengan kakak kelasku yang sangat kusukai sewaktu SMP yang sekarang bersekolah di SMA yang sama denganku. -Yolanda Juliana-