Nadia berdehem kencang dan membuyarkan lamunan Yolanda.
Yolanda yang terkejut langsung melemparkan tatapan tajam kepada Nadia yang dibalas gadis itu dengan ringisan.
"Melamun aja lo" Nadia memulai percakapan.
"Iya"
"Nape lo dari tadi megangin kening? Oh gue tau!" Nadia berteriak kencang seakan-akan gadis itu baru saja menang lotere.
"Karena tadi Karell nyium kening lo di depan banyak orang kan lo jadi kepikiran? Ah so sweetnya. Andai Aldric juga kayak gitu"
Yolanda yang tadinya ingin mencekik Nadia berubah pikiran setelah mendengar ucapan gadis itu.
"Tunggu dulu!, maksud lo apa pengen dicium Aldric?!" tanya Yolanda dengan suaranya yang seperti toa itu.
"Gak usah teriak juga kali!" Nadia mendengus melihat tingkah sahabatnya itu.
Kini tatapan sepenjuru kantin tertuju pada mereka berdua.
Yolanda dan Nadia tersenyum meminta maaf. Setelahnya, seisi kantin sibuk kembali dengan kegiatan mereka.
"Sorry, terus gimana ceritanya?" Yolanda memusatkan perhatiannya pada Nadia.
"Ya gitu deh, kita baru jadian 3 hari yang lalu."
"Seriously?" Yolanda menahan diri agar tidak menimbulkan keributan.
"Kok bisa? Bukannya kalian sering berantem kalo ketemu?."
Nadia terkekeh. "Sebenarnya kita itu dah saling suka sejak lama. Karena canggung gitu ya akhirnya malah berantem . intinya itu cuma buat dapetin perhatiannya doi kok"
👇👇👇👇
"Karell!"
Hening.
"Karell!"
Masih tidak ada jawaban.
"Karell , Karell ,Karell!" Yolanda berteriak sambil mengguncangkan bahu Karell.
Karell yang sedang fokus menyetir tentu saja merasa terganggu.
"Apaan sih? Mata lo buta apa? Gak liat kalo gue lagi nyetir? Kalo kita kenapa-napa gimana?" tanya Karell dengan suara meninggi.
Yolanda tersentak kaget mendengar ucapan Karell. Cowok itu baru saja membentaknya.
Sedari tadi suasana perjalan pulang didalam mobil itu sangatlah hening. Yolanda yang merasa tidak nyaman dengan keadaan tersebut berusaha mengajak Karell bicara.
Tetapi sepertinya Karell sedang tidak ingin diganggu.
Yolanda menundukkan wajahnya sambil meremas tali tasnya yang berada di atas pahanya.
Gadis itu takut melihat Karell marah. "Sorry,Gue turun disini aja!"
Karell masih diam tak bergeming.
Yolanda berusaha membuka pintu mobil tersebut. Tetapi tidak bisa karena Karell menguncinya.
"Please, turunin gue disini! Gue mau pulang" Yolanda mulai memelas, gadis itu sudah tidak tahan lagi dan ingin menangis.
"Gue anter"
Sepanjang perjalanan mereka hanya diam dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
Yolanda yang sibuk dengan pikirannya dan Karell yang sibuk fokus dengan kegiatan menyetirnya sambil sesekali memperhatikan Yolanda diam-diam.
Sebenarnya Karell merasa bersalah karena membentak gadis itu. Dia hanya sedang lelah, sehingga dia reflek membentak Yolanda.
"Makasih, udah anterin gue. Mulai besok gak usah anter jemput gue lagi. Gue bisa sendiri" Yolanda langsung berlari memasuki rumahnya tanpa menoleh kebelakang lagi.
Sedangkan Karell semakin merasa bersalah kepada gadis itu. Karell memjambaki rambutnya frustasi lalu menendang ban mobilnya untuk melampiaskan kekesalannya.
👇👇👇👇
Setelah selesai membersihkan diri dan menenangkan diri, Yolanda mengambil ponselnya berniat menghubungi Nadia.
Gadis itu tidak tahan kalau harus menyembunyikan sesuatu dari sahabatnya itu.
"Jadi gue harus gimana?" tanya Yolanda pada Nadia ketika gadis itu selesai menceritakan kejadian di mobil bersama Karell tadi.
"Lo harusnya minta maaf, mungkin saat itu Karell lagi banyak pikiran" Nadia menasihati sahabatnya itu.
"Gue udah minta maaf, tapi dia diam aja." ucap Yolanda kesal mengingat bahwa dirinya telah menurunkan egonya yang sangat tinggi untuk meminta maaf duluan yang malah diabaikan oleh Karell.
"Kalo lo sayang sama doi. Lo gak bakalan mendingin ego lo, pasti lo bakalan ngalah sama dia."
"Udahlah, Nad. Gue capek. Disini itu cuma gue yang sayang sama dia, dia enggak." Yolanda menghembuskan nafas kasar.
"Kadang gue berfikir, apakah gue terlalu sayang atau malah terlalu bodoh. Gue tau dia gak sayang sama gue, tapi malah gue pertahankan."
Vote dan coment ya biar tambah semangat ngelanjutnya.
Oh iya, follow juga ig ku ya. Kalo mau di folback dm aja.Ig: yolandajuliana
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Kak!
Teen FictionEntah ini kesialan atau keberuntungan, aku bisa berpacaran dengan kakak kelasku yang sangat kusukai sewaktu SMP yang sekarang bersekolah di SMA yang sama denganku. -Yolanda Juliana-