Cantik.
Bahkan lebih cantik dari sekuntum mawar di kebun rumah. Senyumnya begitu menggelitik hati. Membuat siapapun yang melihatnya akan ikut tersenyum. Dan Kim Taehyung sedang melakukan itu sekarang. Menatap makhluk ciptaan Tuhan paling indah yang pernah dilihatnya, seorang perempuan.
"Kak Irene! Kak Irene, lihat! Aku bisa membuat cincin dari bunga ini!" Sorak anak laki-laki itu sedang bermain dengan Irene. Gadis yang menjadi fokus Taehyung sedari tadi.
"Kak Irene, mau 'kan pakai cincin ini?" katanya.
Irene tersenyum mendengar untaian kata bocah laki-laki itu, menadahkan jari-jarinya untuk disematkan cincin dari sang anak, "Mau dong!"
Bocah itu langsung melebarkan senyumnya, sampai gigi-giginya yang berantakan terlihat menghiasi. Segera ia menyematkan cincin buatannya pada jari manis Irene. Seolah ia sedang melakukan penyematan cincin pada seorang gadis yang akan dinikahinya. Irene tersenyum semangat.
"Wah, Kak Irene jadi makin cantik!" pujinya.
Jauh di sana, Taehyung masih setia memperhatikan Irene yang tak kalah bahagianya diberi cincin mainan oleh seorang bocah. Senyum Taehyung semakin merekah kala ia melihat Irene tertawa karena celotehan anak kecil itu. Jika saja ia bisa jadi anak laki-laki tersebut, ingin sekali Taehyung langsung memeluk gadis berpakaian serba putih itu dan berterimakasih karena sudah menerima cincinnya.
"Tae, udah makan?"
Taehyung menoleh mendengar satu-satunya suara yang mengudara di ruangan ini. Segera Taehyung menggeleng, memberi jawaban negatif untuk orang yang bertanya padanya barusan.
"Kok belum makan sih, Sayang?" tanyanya lagi, mendekat ke tempat Taehyung duduk dan mengelus lembut surainya.
"Belum lapar, Bu." Jawab Taehyung, singkat.
Wanita yang Taehyung panggil "Ibu" itu lantas mendesah kuat. Melihat anak semata wayangnya yang semakin hari semakin kehilangan bobot itu benar-benar menyayat hatinya. Lagipula, ibu mana yang tak merasa terluka ketika anaknya sakit-sakitan? Semua ibu pasti begitu.
"Makan dong, Sayang. Ibu suapin, ya?" tawar sang Ibu.
Lagi-lagi Taehyung menggeleng, netranya masih setia memangkal sosok Irene yang mulai masuk ke dalam gedung sambil menuntun bocah laki-laki tadi. Oh, kenapa dunia begitu kejam padanya? Padahal hanya Irene-lah yang mampu membuatnya bahagia.
Ibu Taehyung tahu, anaknya ini memang sangat mengaggumi sosok Irene yang bekerja sebagai perawat di rumah sakit tempat Taehyung dirawat. Bahkan sejak pertama kali Taehyung didiagnosis terkena Tuberculosis paru aktif, Irene-lah perawat pertama yang mengurusi Taehyung, dari mulai rawat jalan sampai akhirnya rawat inap karena virusnya mulai menggerogoti tulang belakang Taehyung.
Taehyung bersandar pada kursinya dengan lesu. Ia semakin kehilangan semangat hidup jika tak melihat Irene setiap jam. Lagian Taehyung sendiri tak mengerti kenapa diumurnya yang sudah seharusnya memiliki pasangan hidup, baru kali ini ia merasa jatuh cinta. Irene seperti candu bagi Taehyung. Laki-laki itu benar-benar menginginkan Irene, sangat. Karena Irene-lah juga dia semangat menjalani hidup dengan penyakit ini dan berusaha untuk sembuh. Apapun akan dilakukannya, demi ia bisa mendapatkan hati Irene.
"Taehyung...,"
Suara itu...
Taehyung mengenalnya dengan baik!
"Irene...," gumam Taehyung seraya berbalik menghadap perawat kesayangannya itu.
Meniadakan keberadaan sang Ibu yang sudah berdiri menyambut kedatangan perawat Irene. Atau yang harus kita panggil, "Suster Irene."
KAMU SEDANG MEMBACA
Selembar Frasa Sampah
FanfictionLea's trashes ideas • Cuman ide receh yang suka muncul tiba-tiba dimana aja • BangVet & BangMoo area • Oneshot Storiette "Maaf bapuk. Please ini cuman sekedar fiksi sampah. Semoga kuat bacanya ㅋㅋㅋㅋ" 2016© Love, Lea.