ATTSCU-10

30 8 0
                                    

Persahabatan. Satu kata berjuta makna. Namun hanya orang-orang tertentu yang bisa memaknainya. -ATTSCU

****

Gue berjalan sambil bersenandung ria di koridor kampus Nana. Pikiran gue terus saja berkenala sama si pemuda yang belum gue tau namanya siapa.

Pemuda yang buat gue semakin penasaran karena sikap dinginnya, dan jugaaa... sorot matanya yang tajam dan juga yang berwarna abu-abu itu, tapi gue tau, ada sejuta kehangatan yang tersimpan didalamnya. Hihihi

Saking asiknya gue berkhayal sambil cekikikan sendiri, gak sadar ternyata udah ada Nana tersayang disamping guee. "Yang dari tadi senyum-senyum, sampai gak sadar ada aku." Ejeknya setelah berdeham beberapa saat.

Dan gue malah nyengir sambil gandeng lengannya dia. "Ya maap sih. Emangnya gue lama banget yah perginya?"

"Goblok. Kamu tau gak sih? Aku tuh kelasnya udah selesai dari sejam yang lalu. Aku cari kamu kemana-mana gak ada! Di telpon gak angkat! Di sms juga gak bales! Aku hampir frustasi nyari kamu. Aku fikir kamu kenapa-napa tau!!" Ujarnya ber api-api

"Lo nelpon? Kok gaada sih Na? Tunggu bentar." Heran gue, perasaan nada dering hp gue lumayan gede 'tuh kan. Tapi kenapa bisa gak kedengeran? "Astaga Na, sorry banget. Ternyata hp, gue silent. Jadinya gak kedengeran deh. Maap yah" sesal gue setelah melihat notif silent yang tertera pada layar hpku. Dan juga panggilan tak terjawab sebanyak 15 kali, dan kotak masuk 10 kali. Semua itu dari Nana.

"Lain kali jan gitu ah Ris. Khawatir tau akunya."

"Hehehe uuhh cup cup cup, sini peyuk dulu gih" goda gue sambil merentangkan kedua tangan ku.

"Gak ah. Lebay." Ketusnya sambil berlalu. Elah, gue malah ditinggalin lagi. Gak takut apa, cewek se-langka gue itu nanti diawetkan sma tulang rangka dinosaurus? "Eh Na! Tungguin napa sih!" Teriakku lalu berlari mengejarnya.

"Eh tau gak? Tadi gue ketemu doii looohh." Kata gue sesaat setelah berjalan beriringan sambil tersenyum jahil sama si Nana.

Nana yang kaget, akhirnya refleks memberhentikan langkahnya, sambil membulatkan matanya. "Serius? Ketemu di mana kamu?"

"Di taman. Gue malah duduk berdua ama dia"

"Demiiii??!!"

Gue terkekeh dengan respon lucu dari Nana. "Ya gitu deh. Lo tau gue kan? Kalau gue penasaran, gue bakalan ngapain? Nah ituuu.."

"Jadii, kamu udah tau nama dia siapa?!" Pekik Nana dengan antusias. Heran deh, ni anak kenapa antusias banget sih?

"Lah, napa emangnya lo? Bukannya lo emang udah tau nama dia siapa? Kok nanya ke gue lagi sih?"

"Ya ampun Risya, kamu udah ketemu dia kan? Kamu bisa deh nilai dia kek gimana. Dingin, cuek, gak tersentuh. Ya mana aku tau nama dia siapa. Lewat depan dia aja, berasa jalan sama makhluk halus. Bikin merinding." Gemasnya sambil menggelengkan kepala dan mengendikkan bahunya.

Gue ngakak. Sumpah, emang segitunya yah? Perasaan tadi gue anteng-anteng aja tuh. "Hahaha aneh lu. Udah deh gue juga belum tau nama dia siapa." Acuhku sambil memasang erphone di telinga. "Mending temenin gue jalan yuk Na. Lo udah gak ada kelas lagi kan?"

Dia mengangguk semangat lalu mengacungkan jempolnya. "Sip. Gimana kalau kita keee.." dia mengernyirkan keningnya, sambil meletakkan telunjuknya di atas dagu-- tandanya lagi berpikir. "Eh, lo mau wisata kuliner gak?"

"Boleh. Dimana emang?"

"Floating market. Disana tempatnya keren loh Sya. Wisata kuliner. Tapi... kita mencicipi beraneka macam kuliner itu di atas air, pake perahu. Keren ken?!" Lanjut Nana dengan penuh semangat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

And Then The Sun Came UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang