A GAME : PART 1.7 #A - Flu Zavrase

134 8 5
                                    

      Hari ini adalah hari pertama aku berlatih sebagai pemberontak. Aku dan Ben keluar dari kamar tepat pukul 08.30 am menuju tempat pelatihan masing - masing dengan membawa tas ransel. Saat tiba di tempat pelatihan, nampak sebuah pondok yang terbuat dari bambu kuning yang kokoh. Aku, Mia, dan Nick adalah pemula, di dalam sana ada rombongan pemberontak yang bergabung lebih dulu dari kami, hanya ada satu perempuan dan empat laki-laki,tetapi  mulai hari ini perempuanya bertambah aku dan Mia, dan laki lakinya bertambah Nick. 

       "Hei Perkenalkan gue Sam, selamat datang pemberontak baru!, gue adalah pimpinan atau ketua pemberontak, jadi disini pekerjaan kita adalah mencari cari cara untuk keluar dari permainan ini, kita akan menjelajahi hutan ini dari pagi sampai sore. Untuk hari pertama kita yaitu hari ini kalian akan di latih untuk berjelajah" ujar sam dengan semangat menyambut kami. Seseorang lelaki yang bertubuh atletis dan memegang busur panah berdiri di hadapan kami.

        "Emm... nama gue Rico, hari ini kalian ikut bersama kami berjelajah, yang harus kalian siapkan adalah senjata, botol minum, dan tas ransel. Selamat bergabung" ujar Rico dengan senyumanya.

       Mereka begitu menyenangkan ada raisya yang dulunya adalah polisi wanita dengan wajah yang cantik rambut di kepang, Sam pemimpin di pemberontak ini dan ia adalah pelatih bela diri, Rico yang dulunya seorang pemburu, Arda adalah mahasiswa teknik komputer jaringan, dan Charlie yang dulunya seorang polisi bersama Raisya.

****
       Kami berjalan menuju hutan lepas, terlihat pohon-pohon yang berdiri kokoh di hutan dengan suasana yang sejuk dan rindang. Di tengah hutan terdapat sebuah pintu yang terbuat dari baja layaknya lift yang ada di mall, aku penasaran apa itu,

       "Raisya!"panggilku,

       "Ya ?" Jawab Raisya,

       "Pintu apa itu?"tanyaku kepada raisya sambil menunjuk ke arah pintu baja itu,

       "Oh! Pintu itu sudah cukup lama kami temukan, pintu itu masih dalam penelitian."jawab raisya sambil berjalan mengikuti para pemberontak lainya,

       "Kenapa tidak kita bongkar saja pintu itu, bukankah itu pekerjaan kita?" Tanya ku sambil berjalan denganya,

       "Benar itu tugas kita, masalhnya untuk membongkar pintu itu kita membutuhkan bom, sedangkan kita belum memiliki bom, teknologi kita juga belum maju"ujar raisya kepadaku,

       "Apa tidak ada cara lain?" Tanyaku lagi,

       "Seperti yang aku katakan, 'masih dalam penelitian'." Jawabnya dengan tegas.

       Kami berjalan menuju tempat yang belum di lewati, itu adalah  salah satu dari tugas pemberontak. Menyelidiki bagian hutan yang belum di tempati atau belumdi lewati. 

****

       Hari ini kami tidak menemukan apa-apa di perjalana pulang aku masih memikirkan pintu baja itu karena keanehanya yang membuatku begitu penasaran. Saat tiba di kota tiba - tiba Rahel menghampiri kami dengan wajah paniknya,

       "Sam!... ikut aku !" ajak Rahel dengan tergesah-gesah,

 sepertinya ada yang aneh, kami mengikuti rahel menuju ruangan dimana ed di rawat, akumerasa ada yang aneh, dan ternyata terlihat dari jeruji kayu ed masi terikat di kursinya tetapi kedua perawatnya menjadi seperti ed atau bisa di bilang 'zombie',

      "awalnya ed batuk dan suka bersin,lalu para perawat juga batuk, kemudian disertai demam, mereka meminta obat herbal untuk meredakan demam, pada saat mereka masuk kembali ke jeruji ini, mereka batuk mengeluarkan darah dari mulut dan hidungnya, mereka terdiam, dan....." Rahel menarik napas pendek

      "dan... perawat lain masuk , lalu mereka memakanya" ujar Rahel dengan wajah sedih menatap Sam seperti meminta pertolongan.

       Sam merunduk terdiam, menghembuskan nafasnya dengan wajah kebingungan.

A GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang