A GAME : PART 2.1 - The Last Game

96 7 0
                                    

       Kota ini sudah di penuhi oleh zombie. Kemana ben?, aku harap ia belum kembali ke kota. Aku akan menunggunya di hutan ini.

       Hari semakin gelap, cahaya bulan mendatangi ku. Aku masih di hutan ini menunggunya dengan rasa takut ku. Para pemberontak sedang menelusuri kota untuk mencari orang yang masih hidup. Terlihat ada tiga orang berlari dari hutan menuju ke sini. Ternyata itu adalah rombongan pemburu,

       "Hey! ngapain lo di sini?"tanya ben,

       "Coba lo liat kota ini, apa yang harus aku lakukan ? ...., " kataku dengan tangis serta takutku,
  
       Ben langsung mengalihkan pandanganya ke kota, wajahnya yang tadinya tenang berubah menjadi kaget,

       "Flu itu sudah menyebar ,sebaiknya kita tinggalkan kota ini!" Ajakben dengan tegasnya ia berbicara,

      "Tapi para pemberontak masih di sana!" tegasku,

      Tiba-tiba Raisya dan Rahel datang dengan tergesah-gesah kemari sambil menangis. Terlihat di belakangnya ada bangunan yang terbakar.

       "Raisya!" teriaku memanggil. Mereka semakin dekat. Aku lihat rahel ternyata sudh tergigit,

       "Ayo kita pergi!" ajak raisya dengan terburu buru,

       "Bunuh aku ....., atau tinggalkan aku di sini ...., aku sudah di gigit untuk apa kalian membawa ku jika aku nantinya akan menjdi musuh kalian" uajar rahel sambil menangis,

        "kami akan tetap membawa mu" ujarku dengan mentapnya,

        "tidak, aku sudah lelah dengan semua ini!"ujar rahel dengan menatap ku, badanya gemetaran. Ia berjalan menuju kota dengan ketakutnya,

        "Rahel ?"panggil ben,

        "Oh tidak, dia akan menjadikan dirinya sebagai makanan"ujar raisya dengan cemas,

       Rahel langsung berlari ke gerombolan zombie yang membuatnya menjadi makanan para zombie, aku sungguh tak kuat melihatnya. Kami menangis melihat rahel di makan. Betapa kejamnya permainan ini.

      "Tidak, tidak, tidak" ujar raisya sambil memukul-mukul pohon,

      "Kemana para pemberontak?"tanyaku dengan tersedu sedu,

      "Mereka sudah seperti rahel, hanya kita yang tersisa" ujar raisya dengan wajah sedihnya,

      Aku tak kuat melihat semua mati dengan teragis, mereka begitu kejam, entah apa yang mereka inginkan. hari semakin larut hanya kami ber-lima di sini, aku, Raisya, Ben, Scot, dan Rae. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, yang jelas aku di sini dengan ketakutan ku.

A GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang