Chapter 7

2.4K 111 0
                                    

Typo bertebaran!!! Tolong lapor sm authornya ya, biar bisa diedit terima kasih.

Oke kita next ke Chapter 7

---------------------------------------

"Mau kah kamu berjanji bahwa kamu tidak akan meninggalkanku? Untuk apapun yang terjadi!"

"Hmmm..."

"...."

---------------------------------------

Sudah tiga bulan berlalu dari hari dimana Albizia meminta Rae berjanji untuk tak meninggalkannya, semua berjalan baik-baik saja selama ini.

Kini mereka masih terlelap dengan posisi saling memeluk, jam baru menunjukan pukul 04 : 00 AM. Tiba-tiba saja Rae melepas pelukannya dengan Albizia dengan kasar dan langsung berlari kearah kamar mandi.

Rae meuntah-muntah dan Albizia yang khawatir akan istrinya pun mencoba mendekat tapi Rae mengangkat tangannya mengisyaratkan Albizia untuk jangan mendekat. Albizia berhenti tepat diambang pintu, "Kau sakit? Kita ke rumah sakit, ya?"

Rae menggeleng, "Tidak perlu, tubuhku sepertinya sedang tidak enak, sering merasa pegal."

"Kau yakin? Aku khawatir kau kenapa-kenapa!"

"Aku tidak akan kenapa-kenapa selagi kau bersamaku!" Rae mendekati Albizia dan memeluknya.

Albizia sendiri sebenarnya bingung, sifat istrinya yang sering berubah-ubah, sensitif, dan nafsu makan yang juga berubah-ubah. Bahkan Rae sering bermanja-manjaan dengannya. Ia mengajak Rae untuk kembali berbaring dan tidur yang langsung dituruti oleh Rae.

***

"Rae, kau serius tidak ingin ke rumah sakit?" Tanya Albizia. Sekarang mereka sedang berada di meja makan menyantap sarapan pagi mereka.

"Tidak, Al. Aku tidak apa."

"Tapi kau muntah-muntah sedari tadi"

Prang!

Rae membanting garpu dan sendok yang ada ditangannya, sehingga menimbulkan bunyi yang memekakan terlinga. "AKU SUDAH BILANG BERKALI-KALI JIKA AKU BAIK-BAIK SAJA! MENGERTILAH!" teriak Rae histeris lalu ia pergi kekamar.

Brak!

Pintu kamar ditutup Rae dengan keras, Albizia tertegun melihat emosi Rae yang memuncak. 'Apa ia salah?' Pikirnya saat itu.

Albizia menelfon seseorang...

"Hallo, Charoline, aku tidak akan datang pagi ini, mungkin setelah jam makan siang aku baru bisa darang! Atur jadwal ku!"

"Yes, sir. Meeting jam 10 akan saya undur pada jam 2 siang."

"Atur saja!"

"Ya! Baik sir."

Klik!

Sambungan diputus oleh Albizia, lalu ia bangkit dari kursi dan berjalan menuju kamar.

Ketika sudah berada dikamar, ia melihat istrinya yang sedang meringkuk layaknya janin. Albizia mendekati istrinya dan mengecup puncak kepala istrinya.

Rae menggeliat karena perlakuan Albizia, "Al.." lenguh Rae.

Albizia berbaring disamping Rae dan memeluk istrinya, ia tidak peduli pada setelan kantor yang ia kenakan lusuh.

"Rae, maaf ya? Bukan maksudku memaksamu, aku hanya khawatir padamu."

Rae mengangguk lalu ia menyembunyikan wajahnya didada bidang suaminya, "Al, boleh aku meminta sesuatu?"

Rae & AlbiziaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang