Mulmed is Emma Watson as Almira Rae WijayaAlbizia Pov
Pagi ini aku sudah berada dimeja makan dengan selai dan roti tawar yang tersedia, aku belum menyentuhnya, karena menunggu istri tercintaku.
Ketika ia menuruni tangga, aku melihat ia sudah rapih dengan setelan kerjanya. Ia sangat cantik, ialah Almira Rae Wijaya. Aku menyapanya, "Hai, Rae. Ayo sarapan dulu."
Ia tak menggubrisku. Tak apa, sudah biasa. Aku pun menyusulnya yang sudah ingin menaiki mobil sedan biru tuanya. Kini aku berada tepat dua langkah kecil dibelakangnya, saat aku ingin menepuk bahunya ia malah berbalik sontak kami berdua terkejut.
'Oh tuhan, terima kasih atas ciptaanmu yang bersamaku sekarang!' ucapku dalam hati. Kenapa? Karena aku bisa bertatap langsung dengan Bidadariku.
Tersadar dari apa yang aku pikirkan tadi, aku memundurkan tubuhku sedikit menjauh. "Eu.. Eum.. A-aku min..minta maaf." kata gugup.
Dia menaikan sebelah alisnya, sepertinya ia bingung aku minta maaf untuk apa, "Aku---" ucapanku terpotong karena ia mangibaskan telapak tangannya tanda ia tak mau mendengar. Ia langsung menaiki mobil dan pergi begitu saja meninggalkan aku sendiri dihalaman rumah yang luas.
"Kenapa kau tak pernah menganggapku, setidaknya sebagai teman saja..." ucapku lirih.
Akupun memutuskan pergi ke kantor saja dengan segenap rasa sakit dihati yang ku bawa..
●●●
Almira Pov
"Terima kasih, Chika. Kau boleh keluar." kataku pada sekertarisku.
Setelah Chika meninggalkan ruanganku, aku memutar kursi yang ku duduki menghadap jendela kaca yang langsung menyajikan keramaian kota jakarta.
Aku menghela nafas panjangku, aku kembali mengingat kejadian di rumah tadi pagi. Aku dulu memang mencintainya, tapi rasa yang tersisa hanya kebencian untuknya. Aku membencinya mulai dari kejadian itu terjadi.
Aku dan Albizia telah menikah setahun yang lalu, anak? Aku bahkan tak pernah terpikir mempunyai anak dengan nya! Dia juga tidak memintanya, aku hanya berbicara seperlunya.
Drrttt drrrttt ddrrrttt
Panggilan masuk dari Albizia? Untuk apa ia menghubungiku? Pasalnya, ia sudah tahu bahwa aku tidak pernah mengangkat panggilan darinya. Tak lama panggilannya mati, aku cuma menatap ponselku tanpa minat, soalnya pasti sebentar lagi akan ada pesan masuk darinya.
Ting!
Nah, nah, kan? Benar saja, itu notifikasi pesan masuk dari Jerk, nama kontak Albizia di ponselku.
Aku malas untuk membacanya jadi kubiarkan saja. Bila dikira-kira sudah ratusan bahkan mungkin seribu lebih pesan darinya tak pernah kubaca. Dari pada aku pusing memikirkannya, lebih baik aku mengerjakan pekerjaanku dulu sebelum rapat nanti siang. Pikirku.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu, menghentikan kegiatan mengetikku. Aku mengintrupsikan si pengetuk untuk masuk, sesaat pintu terbuka dan menampilkan Chika, sekertarisku.
"Maaf, bu. Anda a-"
"Rae, papa kecelakaan!" seru Albizia dengan raut wajah yang sulit diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rae & Albizia
عاطفيةHighest Rank #147 (02032017) Ada satu part yang di Private. Kalau mau baca ya follow kalau nggk juga gpp. Dalam kasus mem private ini aku bukan nyari followers, toh gn ada untungnya punya banyak followers. Cara baca part di private; Follow-->Hapus d...