Kedua

199 6 1
                                    

"Mama dan Papa sudah memutuskan, kau boleh melanjutkan sekolahmu di Korea Selatan, tapi, dengan beberapa syarat" Ucap Mamanya serius di hadapan Ceva yang sedang memekik kesenangan.

"Apa ma syaratnya?" Tanya Ceva antusias.

"Selama disana kamu harus terus menghubungi Mama, tidak usah setiap hari, hanya saat kamu ingin pergi atau melakukan aktivitas selain sekolah saja, selanjutnya kamu tidak boleh bermain lelaki karena itu sangat berbahaya, kau akan bersinggah di negara orang lain dan kau harus menghormati sesama, jangan berbuat ulah, karena kau jauh dari pantauan Mama dan Papa" Jelas Mamanya sambil menatap kedalam mata Ceva untuk mempercayai sang anak.

"Kami akan mengunjungimu setiap sebulan sekali, bahkan jika ada waktu luang, kami akan menginap di tempatmu, ah ya terakhir disana kau akan bertemu dengan Pak Bramantiyo, dia kerabat Papamu yang bekerja disana, kami menitipkanmu padanya, jangan membuat dia marah, kalau ada apa-apa dia akan langsung menghubungi Mama dan Papa" Lanjut Mamanya lagi.

Diam beberapa saat, Ceva masih mencerna semua perkataan dari sang mama. Dan.....

Sontak membuat wanita di sebrangnya histeris kegirangan, karena senang mendapat izin untuk bersekolah di negara impiannya. Ceva tak henti-hentinya menciumi pipi sang Mama dan memeluk erat tubuhnya, sambil mengucap terimakasih sampai Mamanya sesak nafas.

Berikutnya, Ceva langsung berlari kearah kamarnya untuk terakhiran sebelum beranjak dari kamar penuh kenangan ini.

"Ahh gue harus ngasih tau si Adell, si Naya sama si Devi nih" Ucap Ceva langsung mengambil handphonenya diatas meja tak jauh dari kasurnya.

K AM U

Ceva mengetik pesannya di grup chat bersama teman-temannya.

Graceva Amanda : "Guys, gue bentar lagi gak akan tinggal disini"

Adell P : "Mau kemana lo?"
Naya A : "2"

Graceva Amanda : "Gue mau lanjutin kuliah gue di Korea, dinegara ayang gue wkwk"

Adell P : "Lah, ngayalnya mulai lagi nih anak"

Graceva Amanda : "Gue lagi gak ngehayal bego! ini beneran, Mama gue akhirnya ngizinin gue buat kuliah disana"

Naya A : "Terus lo pergi kapan?"

Graceva Amanda : "Minggu depan, kalian pokonya harus nganterin gue kebandara buat pemberangkatan oke?"

Adell P : "Bonyok lo ikut?"

Graceva Amanda : "Kagak"

Naya A : "Nanti gue ke rumah lo kalau lo mau berangkat, kontek aja"
Adell P : "2"

Graceva Amanda : "Ok!" jangan sampai lupa ya"

Ceva kembali menaruh handphonenya di meja, lalu segera mempersiapkan barang-barang yang akan di bawanya nanti.

"Ini bawa"

"Ini juga..."

"Naahh.. ini wajib gue bawa, siapa tau temu bias" Ceva terkikik sendiri sambil mengangkat tinggi-tinggi sebuah karya yang pernah ia buat bertuliskan "KOOKIE BE MINE"

Selama persiapkan ia tak henti bergumam, berdecak, terkikik bahkan mengendus kesal.

Dua jam berlalu, ia habiskan waktu dua jamnya untuk mempersiapkan segala keperluan untuk disana dan akhirnya selesai.

Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur, memejamkan matanya lama, lalu membukanya, lalu memejamkannya lagi dan membukanya, terus melakukan hal yang sama, ia semakin dihantui beberapa banyak fikiran, apakah ia bermimpi? ia akan bersinggah ke kota yang bahkan bahasanya saja tak di mengerti oleh Ceva.

Ia terus memikirkan, bagaimana jadinya, jika selama disana ia sudah tak di temani oleh teman-teman yang selalu ada untuknya, tak akan di manjakan oleh Mama dan Papanya.

Ia akan belajar hidup sendirian, dia harus mandiri.

"Yallah, semoga disana aku bertemu dengannya, dan kembali membawa kebahagiaan untuk kedua orang tuaku" Gumamnya lalu menutup matanya dan tertidur.

.....

Pukul 09.00 Pagi, Ceva sudah berdandan rapi, ceritanya ia akan bertemu dengan teman-temannya (judulnya sih terakhiran) sebelum ia pergi ke Korea, teman-temannya ingin Ceva menikmati hari terakhirnya di Indonesia.

Ke beberapa tempat favorite yang sering mereka singgahi.

"Lagian gue bakal balik lagi padahal" Gumamnya saat membaca pesan terakhir dari Adell yang memaksa Ceva untuk cepat OTW.

Sesampainya di cafe yang di tuju, Ceva langsung menghampiri kursi yang sudah diisi oleh ketiga sahabatnya.

Mereka langsung memeluk Ceva erat, sambil bergumam banyak kata dan harapan untuk Ceva.

"Va, lo jangan sampe lupain gue disini ya"

"Udah terlalu banyak kenangan yang kita laluin disini tau"

Ceva terus memeluk erat sahabatnya itu tanpa membalas gumaman mereka.

"Lagian, lo ngapain sih jauh amat milih tempat kuliah" Protes Naya mengerutkan bibirnya.

"Niat gue kesana pengen ketemu ayang gue hehe" Jawab Ceva polos sambil menampilkan deretan giginya.

"Bego lo ah! udah kegelapin sama dia! Jauh-jauh lo kesana cuma pengen ketemu dia yang gak akan pernah mungkin ketemu sama lo Cevaa, lo tuh kena virus apaan sih sampe segininya banget" Kekesalan dari Naya pun keluar karena tidak kuat melihat kelakuan Ceva yang sudah Over.

"Gimana kalau hari ini kita habisin sampai malem? kalau bisa kita nginep deh, lagian si Ceva pergi tiga hari lagi kan?" Potong Adell semangat sebelum pertengkaran terjadi antara Naya dan Ceva.

"Ayookkk" Jawab mereka serentak.

Benar saja, mereka benar-benar menghabiskan harinya disini, setiap tempat yang sedang hitz dan yang sering mereka singgahi, mereka datangi hanya untuk membeli minum dan makan.

Ceva melihat keadaan seperti ini seperti sudah biasa, karena ya memang begini kalau mereka sedang menyatu, apapun yang tak mungkin pasti akan mungkin saja.

Pukul 22.30 malam. Disini, mereka sekarang. Clubing yang sedang hitz di kota Bandung, mereka berjoget ria mengikuti alur musik Dj yang di lantunkan oleh sang Dj diatas sana.

"Lo mau minum gak?" Tawar Naya berteriak di hadapan teman-temanya.

"Vodkah..vodkahh" Kata Devi tak kalah teriak karena terlalu berisik oleh suara Dj.

"Lo?" Tunjuknya pada Adell

"Apa aja deh"

"Lo va?"

"Terserah"

Naya langsung berjalan menuju Bartender, untuk memesan minumannya.

"Aku pesan empat vodkanya" Katanya sambil mengobrol dengan seorang pria yang tak ia kenal.

"Nih" Naya memberikan minuman itu kepada tiga temannya dan melanjutkan pestanya sampai larut malam.

"Gilaaaa jam berapa ini gue pusing banget ini gak kuat" Keluh Ceva yang sedang berjalan goyah karena efek minuman, menuju parkiran bersama ketiga temannya.

"Kita nginep di hotel aja dah jam segini" Kata Adell yang setengah sadar.

Naya melajukan mobilnya dengan kecepatan yang tidak bisa di tebak, sehingga sang pengendara hampir-hampiran menabrak yang ada dijalanan, syukur keadaan jalanan sudah sepi, hanya ada tritoar dan tiang listrik yang masih setia diam di pinggir jalan.

"Nayaaaaaa awaassss!!!!" Teriak Adell yang melihat kearah depan kaget.

Wait for next part ya, makasih ya udah mau baca, jangan lupa buat nge Vote sama komentarnya hehe 😂😍😍

DON'T STOP (Jeon Jungkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang