Ketiga

144 6 0
                                    

"Jam berapa ini? ko panas banget ya" Keluh Devi yang merenggangkan seluruh tubuhnya lemas.

"Gila jam 11 siang" Teriak Adell panik.

"Gue harus pulang sekarang" Kata Ceva langsung berlari menuju kamar mandi.

"Ko kita bisa tidur di hotel gini sih?" Tanya Naya masang muka bego.

"Tolol! Semalem kita minum kebanyakan, sampe-sampe lo aja ngendarain mobilnya gak becus, kalau kita pulang kerumah tadi malem gak akan mungkin, yang ada kita kena marah, lo mau? Jelas Adell.

"Ohh yaa gue inget, semalem gue kenalan sama cowo ganteng banget waktu gue pesen minuman" Kata Naya sumringah.

"Simpen dulu curhatan lo, gue mau keair" Kata Adell langsung ngacir ke kamar mandi.

****

"Semalem kamu kemana Va? ko gak pulang? Mama hubungin kamu gak jawab" Introgasi Mamanya setelah Ceva baru sampai di rumahnya.

"Ceva diajak terakhiran sama anak-anak Ma, Ceva nginep si hotel, soalnya malemnya biasa ke club" Jawab Ceva biasa.

Mamanya yang melihat kelakuan Ceva ini sebenarnya sudah biasa, biasa mendengar Ceva yang sering bulak-balik keluar-masuk Clubing bersama teman-temannya.

"Bentar lagi kamu mau pindahan masih aja keluyuran, gimana kalau kamu sakit?" Kata Mamanya yang terlihat bingung.

"Gak Ma, Ceva kemarin gak sampe kebablasan ini itu ko, cuma joget-joget doang kaya biasa terus pulangnya ke hotel, kalau pulang kerumah gak akan mungkin soalnya jalanan udah sepi takut" Kata Ceva.

"Yasudah, sana siapkan persiapanmu, 2 hari lagi kamu akan pergi, Mama sudah kirimkan uang ke kartumu" Ucap Mamanya yang mulai jengah lalu pergi meninggalkan Ceva.

Ceva merebahkan seluruh tubuhnya di atas kasur sambil memejamkan mata lalu mulai berhayal, membayangkan kembali, bagaimana jika ia disana bertemu biasnya? Atau sebaliknya, bagaimana jika ia tidak bertemu sengan biasnya?.

Ceva menepis semua fikiran negative nya, ia percaya akan bertemu dengan biasnya disana dan mengatakan semua perasaan yang terpendam selama ini kepada sang bias, terlihat murahan memang, seorang gadis menyatakan cinta duluan, tapi bagaimana lagi? perasaan yang mengganjalnya sudah mendesak meminta untuk keluar, Ceva kembali berfikir, memikirkan resiko apa saja yang akan ia dapat jika dia di tolak mentah-mentah oleh sang bias.

Karena sebelumnya, ia pernah membaca salah satu kiriman Official Acount, disana mengatakan

"Anggota boyband Bangtan jika menolak wanita yang mereka tak sukai"

Ceva langsung mencari Jeon Jungkook, setelah membacanya, Ceva langsung terduduk lemas, karena sang bias jika menolak wanita yang tak disukai langsung to the point, ia berkata.

"Aku boleh jujur? Aku tidak memiliki perasaan apapun terhadapmu"

****

"Kamu jaga diri baik-baik disana ya, nanti kita bakal kunjungin kamu kalau ada waktu, belajar yang bener dan jangan main lelaki ingat!" Pesan terakhir dari Mamanya yang sedari malam tak henti menasehati sang anak.

Teman-temannya pun tak kalah, mereka memeluk erat Ceva sambil berkata banyak pesan dan harapan membuat Ceva jadi berat untuk meninggalkan kota ini, kota kecil penuh kenangannya bersama teman-teman bahkan keluarganya.

Tapi bagaimana lagi? ini adalah kesempatan emas untuknya yang akan mewujudkan cita-citnya, didetik ini juga cita-cita Ceva akhirnya terwujud.

"Kalau kamu perlu sesuatu, hubungi Mama dan Papa ya" Kata Mamanya.

DON'T STOP (Jeon Jungkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang