마지막

3.6K 375 9
                                    

Sontak Jihyun membulatkan kedua matanya saat ia membuka pintu rumahnya.


"Hoseok Oppa ?" Lirihnya.


"Biar ku antar." Jawabnya seraya membawa koper milik Jihyun kedalam bagasi mobilnya.


Jihyun melirik kearah pintu rumahnya yang tertutup rapat.


JIHYUN  POV.


Annyeongjaresseo Kim Taehyung'ssi...


TAP.


Sontak ku sedikit terkejut dan melirik kearah seseorang yang menggenggam tanganku.


Hoseok Oppa.


Aku berusaha memberikannya senyum, sebelum ia menarik tanganku menuju mobilnya.


Inginku berbalik dan melihatnya untuk yang terakhir kalinya..


Hajima !


Jangan pernah berbalik jika kau sudah berjalan lurus kedepan Jihyunie.


Jangan pernah bimbang akan perasaanmu.


Karena sesuatu akan terjadi jika kau berbalik menatap masa lalu.


Kau akan merengek meminta belas kasihan agar dia mengizinkanmu untuk tetap bersamanya.


Pergi, menghilang dan lupakan.

AUTHOR POV.

Berdiri dalam diam, tak dapat dibohongi jika perasaan tak merelakannya pergi walau kedua tangan mengepal kesal, apa yang dia inginkan sebenarnya ?.


Perlahan seorang yeoja datang menghampirinya dari persembunyiannya sedari tadi.


"Sangat mengharukan, hanya memeluknya ? sebagai kata perpisahan ? ckckckck, kupikir kalian akan melakukan..."


Yeoja itu membelai pipi Taehyung sebelum melanjutkan perkataannya.


"...Making Love maybe ? ah anniyeo, dia sedang hamil...."


"...jadi kapan kita pergi Kim Taehyung'ssi ?" Tambah Yeoja yang dikenal bernama Sunghee tersebut.


*11.Februari.2017*


"Noona ! kau harus ingat kau merawat dua bayi kini, jangan sampai membuatnya kurus !" Keluh Jimin.


"Arrasseo ! JIhyun eomma ! aigoo jinjja" Balas Jiyeon.


"Geurom apa kau tak akan memeluku ?" Tanya Jimin seraya membentangkan kedua tangannya.


Dengan begitu Jihyun memeluk Oppa tersayangnya itu, sejenak ia melepaskan pelukannya dan berjalan kearah samping Jimin, tepat kedua orang tua Taehyung berada disana, dibandara tempat dimana Jihyun hendak pergi keluar negri bersama Jiyeon dan Yoongi.


Ia lekas memeluk Nyonya Kim cukup erat.


"Mianhae, Eomma." Sesalnya.


"Gwenchanha, jaga dirimu baik-baik." Balas Nyonya Kim.


"Aigoo~ kalian memang benar-benar seperti anak dan ibunya, bahkan dia lupa akan ibu kandungnya sendiri." Keluh Nyonya Park.


Sejenak Jihyun tersenyum sebelum memeluk sang ibu tercinta.


"Jangan pernah memikirkan yang tidak-tidak, dan lekaslah kembali setelah anakmu lahir, jangan pernah betah di negeri orang." Jelas Nyonya Park.


"Arrasseo eomma."


"Aigoo~ princess sakura, sejak kapan kau jadi melankolis seperti itu ? gaja ? "Ajak Jiyeon.


Dengan begitu Jihyun melangkahkan kakinya menjauhi orang-orang tersayangnya, kedua matanya tepat menjelajahi seisi bandara, ia sangat berharap dapat melihatnya untuk terakhir kalinya.


Namun dia hanya bisa berharap, dengan senyum manisnya ia melambai-lambaikan tangannya pada keluarga yang hendak ia tinggalkan itu.


Helaan nafas yang berat ia berbalik dan berjalan kedepan memasuki lorong pesawat yang akan ia tumpangi.


Tanpa ragu ia menjabat tangan sang kakak yang membentang kearahnya, ia tersenyum dan berlalu.


---


Nyonya dan Tuan Park beserta Jimin kini bersinggah di kediaman keluarga Kim, untuk menjelaskan kelanjutan rumah tangga kedua anaknya tersebut, namun saat mereka melangkahkan kakinya menuju ruang tamu.


Mereka dikagetkan dengan kehadiran Taehyung beserta Yeoja disampingnya yang tampak tak asing lagi bagi keluarga Kim termasuk bagi Jimin.


"Jamsimanyeo." Ucap Jimin seraya berlalu.


Dengan tatapan yang tajam kedua orang tua Taehyung tepat melangkahkan kakinya menghampiri anak semata wayangnya itu.


"Duduklah terlebih dahulu, kita selesaikan semuanya."Ucap Tuan Kim.


Sejenak Nyonya dan Tuan Park duduk menghadap Taehyung dan yeoja yang dikenal sebagai mantan sekretarisnya itu, disusul oleh kedua orang tuanya yang kini duduk disamping keluarga Park.


Seakan tengah memperlangsungkan sidang yang mereka lakukan pada kedua insan yang diduga saling mencintai tersebut.


"Apa yang kau lakukan disini Taehyung'ssi ?"Tanya Tuan Kim.


"Jusunghabnida abeoji..."


"..Na, Taehyungie saranghae, jinjja jinjja saranghae, naega mollasseo, mengapa kalian begitu tidak menyukaiku."


PLAK!!


"Beraninya kau mengeluarkan kata-katamu ? bahkan sedikitpun hatiku tak pernah menyetujuimu sama sekali ! demi Tuhan dan sang penyelamat, sampai kapanpun aku tak akan memberikan anakku padamu !" Bentak Nyonya Kim setelah menampar Sunghee cukup keras.


Dan see, Taehyung hanya diam, tanpa menyangkal perbuatan ibunya tersebut, ia tampak tenang-tenang saja melihatnya.


Sunghee meneteskan air matanya seraya menunduk.


"Taehyung'ssi, apa kau mencintainya ?"Tuan Park membuka suara.


Sontak Taehyung terdiam tanpa kata, ia menundukan kepalanya, hingga Sunghee menggenggam tangannya cukup erat, dengan mata yang menatap Taehyung cukup tajam.


"Apa uang yang aku berikan belum cukup Sunghee'ssi ? kau butuh berapa banyak untuk melepaskan anakku ?"Tanya Nyonya Kim.


"Aku akan menikahinya Eomma, Appa."Ucap Taehyung.


"Saesanghae."Kejut Nyonya Park seraya menatap kearah Tuan Park.


"Bahkan kau belum menjawab pertanyaanku Taehyung'ssi ?"Sangkal Tuan Park.


Tiba-tiba Jimin hadir dengan membawa dua orang polisi disampingnya, sontak mereka membulatkan kedua mata mereka terkejut.


"Jimin, mwoaneungeoya ?"Tanya Nyonya Park seraya bangkit.


"Ah, aku belum memberi tahu pada kalian, bahwa orang itu...." JImin menunjuk kearah Sunghee.


"...Telah mengancam Taehyung dengan rencana pembuhunan pada Jihyun."Tambahnya.


Seketika Sunghee bangkit hendak membela diri.


"Jimin'ssi, busunsuria ? aku tak mengerti apa yang kau maksudkan."


"Ah, Geure ? baiklah aku akan mengingatkannya padamu." Balas Jimin sejenak mengambil Hpnya dan menekan button Play di rekaman suara dalam hpnya.


"Kau kalah dalam peperangan jika kau mempunyai rasa, rasa cinta dapat mengalahkan segalanya, maka dari itu Lets not falling in love."


"Ha...ha...ha...hahaha. Kau sangat pandai berkata-kata, kepercayaan dirimu sangatlah tinggi Kim Taehyung'ssi, ya, aku akui aku membenarkan perkataanmu, geundae..."


"...kau berfikir bahwa kau kini menang dalam peperangan ? Anniyeo ! kau sama lemahnya denganku, kau yang mencintainya dan aku yang mencintaimu, kita sama-sama terjebak, dan kita sama-sama kalah ! dan kau tahu apa akibatnya ?...."


"...aku akan memenangkan peperangan ini, wae ?...."


"...karena orang yang kau cintai kini berada digenggamanku, ! aku bisa kapan saja membunuhnya hanya untuk mendapatkan apa yang aku inginkan."


"MWOANUENGEOYA !, kau mengancamku sekarang ? berniat untuk membunuhnya ?"


"Hmm, geuromnyeo, mollasseo ? kau pun pernah bertemu dengan mereka saat di theme park bukan ? hahahaha"


"Apa yang kau inginkan ?"


"Ikuti perintahku jika kau tak ingin mereka kubunuh, cukup mudahkan ?."


*STOP*


"Eoddae ? kau mau menyangkal bahwa itu bukan suaramu ? aku bisa menunjukan videonya jika kau mau ?" Tanya Jimin seraya menampilkan smirk padanya.


Seakan merasa terancam Sunghee berancang untuk kabur, namun seketika Taehyung menggengam tangannya, sontak Sunghee menatapnya penuh tanya.


"Eoddiga ? Shin Sunghee'ssi ? bukankah kau bilang kau ingin pergi ?" Godanya.


"Apa yang kalian tunggu ? cepat bawa dia segera ! jebloskan kedalam penjara ! bila mana perlu beri dia hukum mati !" Ketus Nyonya Kim.


Dengan begitu kedua polisi memborgol lengan Sunghee yang kini menampilkan smirk saat ia menatap Taehyung.


"Kau pikir ini akhir dari kehidupanmu Kim Taehyung'ssi ?" Ucap Sunghee.


"Oh, Happy Ending."Balasnya dengan senyum.


Seketika kedua polisi tersebut menggiring Sunghee keluar dari rumah Taehyung, saat ia melewati Jimin, JImin hanya tersenyum kearahnya hingga ia berlalu.

Senyuman seakan terus ia pancarkan seakan memikirkan apa yang telah terjadi sebelumnya

LETS NOT FALLING IN LOVE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang