#BUKAN SITI NURBAYA# Part 6
Saat Sartika ingin berlalu, lelaki tidak dikenal itu menarik sebelah tangan Sartika. Karena kaget, sontak Sartika melayangkan sebuah dorongan kecil padanya.
'lo jangan kurang ajar! lo gak kenal gue!!' ancam Sartika tepat di depan wajah Alex.
Kali ini Sartika berhasil membebaskan dirinya dari lelaki psycho ini.
Alex mengeleng berulang kali.
'lo kenal gue dgn baik. secepat itu kah lo lupain gue??' ucap Alex memandangi punggung Sartika.
Sepertinya ia akan menemui Sartika kembali.
Sartika masuk ke rumah tanpa mengetuk pintu. Ruang tamu memang tampak gelap.
Tidak ada tanda2 keberadaan papanya.
'mungkin karena gue pergi dengan Satria, dia jadi ngerasa gue safe ' pikirnya.
Kakinya terasa lemah. Berbanding terbalik dengan otaknya yang beku dan tanpa pikiran. Beban pikiran yang harus ia pikul.
Sartika rasa papanya memang superduper protektif sejak kecil. Tepatnya sejak mamanya dipanggil Yang Maha Kuasa. Sosok mama memang sangat ia rindukan.
Hambar bila menganggap papanya juga sebagai mama. Papa berusaha menjalani dua peran itu untuk Sartika. Seharusnya Sartika tidak membantah semua perkataan papanya. Toh, papanya telah berjuang keras dan mati2an untuk kehidupan mereka sejak saat ini.
Sartika akan memikirkan ulang tentang perjodohan ini. Kakinya beralih ke kamar.
Ia berjalan menuju jendela dan membukanya. Angin malam menerpa rambut pendeknya.
'ma, beri aku jawaban dari kerisauan ini.' batin Sartika.
Sekejap ia memejamkan matanya. Ia membayangkan seorang wanita dengan gaun putih. Bersayap. Dan sangat cantik. Sartika tidak bisa mencapainya.
'papa sayang padamu. jangan kecewakan dia sayang' ucapnya lembut.
Mendengar suara itu, hatinya sangat damai.
Perlahan Sartika membuka matanya lagi. Seulas senyum ia mekarkan dgn indah.
Segera ia menutup kembali jendela.
Keesokan harinya ...
Sesekali menguap. namun rasa kantuknya juga tidak hilang. Bisa dilihat lingkaran panda sudah menumpuk di bawah matanya.
Sartika berjalan ke dapur sehabis mencuci muka. Jam dinding dapur menunjukkan pukul 11.00
Ia meneguk segelas air putih. Ini sudah menjadi kebiasaan
'lo pulang malam banget semalam' kata seseorang di belakang Sartika.
Sartika kemudian terperanjat melihat orang tersebut.
'ngapain pagi2 lo uda di rumah gue' tuduhy Sartika.
'gue disuruh nyokap. jadi lo gak usah ge-er. kita hari ini lihat baju pengantin' kata Satria songong.
Sartika sudah bosan mendengar semua yang berhubungan dengan pernikahan. Dan sudah H-10. Oh tidak waktu berjalan dengan cepat tanpa ia sangka.
'kok kayaknya lo niat banget' sindir Sartika.
'hah!! gue niat nikah sama lo.. mending lo ngacak. lo itu SAMA SEKALI BUKAN TIPE GUE' kata Satria jelas.
'bagus lah. jadi gue gak khawatir lo suka sama gue. ' ucap Sartika enteng.
'gue tunggu 20 menit di mobil' kata Satria langsung melongos pergi.
Hampir saja sartika mempar gelas kaca itu ke kepala Satria saking geramnya.