Gue masuk ke kamar dwngan Rian—yg masih merangkul gue. Sontak temen temen gue kembali heboh karna Rian gak jadi balik. Dasar-_-
"Rian.."
"Lu gajadi balik?"
"Rangkul gue aja dong"
Goda sebagian temen gue. Kumat nih, kumat.
"Heh! Lu brani macem macem sama Rian—mus—eh, sahab—eh? Pa—eh! Jijik" gue bergidik ketika hampir menyebutkan kata horor terakhir. Pacar? Ewh.
"Iya, pacar" sambung Rian tanpa mikir.
"Ogaah!" ucapku sambil mendorong kepalanya.
"Ah, Ishi gk mau tuh, sama gue aja."
"Gue aja,"
"Gue! Gue paling tua!
Sementara temen temen gue ribut, gue melirik Rian.
" Dia rebutin lu, An." kata ku polos.
"Yah biasa lah orang ganteng" kata nya pede. Ganteng? Cuih! Batinku sambil tersenyum kecut.
*****
"UNO!!!!!!!!" teriak Rara dan Kylie. Semangat sekali dia. Gimana gak, orang gue bisikin kalo menang gue kasih nomornya Rian kok.
"Plus 4 yah? Mampus kalian!" ucap Rian. Rian mengeluarkan kartu UNO +4 lalu tertawa puas karna meyakini temen gue gak ada yg punya +4.
"Plus 4!!!" gue mengeluarkan kartu +4 yg gue punya dan membisikinya "sorry, Rian. Gue punya 3" kataku sambil tersenyum puas.
"Ah elu!!" ucap Rian sambil memasang wajah cemberut. Temen gue yg melihat nya berdecak gemes melihat wajah Rian.
"Iih.. Lu lucu banget sih!!" ucap Kylie mencubit pipi Rian.
"Heh! Lu jangan ganjen dong! Gua timpas tar lu!" ucap gue sambil menepis tangannya yg ada dipipi Rian.
"Yaya, ampun Ishi saiiaang.. " ucapnya sambil mengelus pipiku. Cih, gak normal ni anak. Gue menepis tangannya dan menatapnya jijik. Sontak semua temen gue tertawa.
"Gue masih normal bego!" Kylie yg mendengarnya hanya terkikit geli.
******
Gak terasa cuma main, makan berebahan ketawa cekakak cekikit dah sampe jam 10 malam. Niatnya sih, mo piyama party. Tapi si bego Keisha pakek acara gak bawa piyama dan dengab modus bodoh gaberguna nya dia minta pulang mengambil piyama dan minta diantar Rian pula.
"Heh, mending dari pada lu pulang, lu pakek piyama gue aja, banyak noh bagus bagus. Modusae lo" ucapku pada Keisha. Harapannya hilang dan Rian yg melihatnya hanya nahan tawa.
"Oiya, Ishi, kita tidur dimana, jam brp?" tanya Rara.
Oiya, dimana ya?
"Oh, iya, kan kamar dirumah gue ada 2 masih yg kosong, kalian bagi aja." ucapku sambil menerka nerka fasilitas kamar. Ac, tv, springbed, kamar mandi? Ah, cuma ada 1 dan kamar lainnya gak. Semua anak anak diam berpikir. Dan.... Yah, salah satu dari mereka yg gak sengaja gue liat melirik Rian. Dan yg lainnya juga lalu melirik satu sama lain. Rian yg disebalah gue menarik narik ujung baju gue kek anak kecil.
"Ya, gue tau." bisikku pada Rian.
Kylie yg dari tadi sibuk melirik satu sama lain mulai membuka percakapan terlebih dahulu yg gue sudah tau apa yg mau dia bilang.
"Gue sama Ri—"
"Gue sama Rian." ucap gue memutus kata kata Kylie. "Lu gausah modus tar gue hempas lo! " gue sempat melihat mimik kecewa di wajah Kylie dan anak anak lainnya. Hibur dikit boleh lah.. "Tapi ntar lu mandinya sama Rian kok" sontak senyum diwajah Kylie terlihat lebar dan bahagia. Rian yg mendengar itu langsung mendorong kepala gue.
"Heh, gilak lo ya!" kata Rian. "Gue mandi ma elo aja!" tambah parah!!
"Ishi menang banyak!!?!!!!" ucap anak anak sedangkan Rian tersenyum sumringah. Beleng!
"Iya, gue mandi sama lo—"
"Bener Shi?!" kuat anjir!!
"Iya, bener."
"Yess"
"Tapi gue pake piyama, HAHA!!!!!" gue pergi meninggalkan Rian yg mencibir entah apa, bodmat lah! Biarlah dia diganjenin temen temen gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's True!
RandomIshita Rayya, cewek yg selalu gak nerima kenyataan, kini dengan paksa menerima kenyataan bahwa hidup itu penuh dengan kenyataan.