Ch 1 : It's Okay

22.2K 1.3K 17
                                    

Seorang laki-laki berambut hitam kurus memandangi langit sore agak cukup lama, setelah sadar dari pikirannya ia menghela nafas panjang dan menutup jendela karena sebetar lagi akan datang malam hari. 

Ia hidup bersama suaminya di sebuah apartemen sederhana, sedangkan suaminya sedikit sibuk mencari pekerjaan yang enrah mengapa sang suami sulit dapatkan. Ia hanya seorang 'istri' laki-laki yang terpaksa tidak bekerja dan menetap di apartemennnya setiap hari karena penyakit yang dideritanya, membuatnya tidak bisa terlalu dapat beraktivitas berat.

Wonwoo  merasa kecewa dengan apa yang ia dapatkan namunapa yang ia bisa lakukan, mengingat kekurangan yang ia miliki, membuatnya tergiang kembali kejadian bahagia kemarin yang membuatnya cukup kecewa sekaligus sedih.

.

.

.

"Waaa lucu sekali"

"Lebih mirip seperti Seokmin hyung!"

"Tapi sekilas mirip Soonyoung hyung juga!"

"Dino antusias sekali"

"Iya lah Jeonghan hyung, aku benar-benar melihat bagaimana Soonyoung hyung mengidam ingin bertemu Song Jongmp-" Seungkwan dengan cepat menutup mulutnya, ia menghela nafas sambil menatap Soonyoung yang sedang memandangi ruang di sebuah rumah sakit dengan para bayi yang baru saja lahir.

"Kau ini berisik sekali" sambar Seungkwan, memasang wajah jengkelnya.

"Habis, aku benar-benar menganggap Minyoung adalah adikku!" Seokmin hanya tersenyum pada Dino dan kini tatapan lembutnya ia daratkan pada Soonyoung yang diam tak berkutip menatap sosok bayi tak berdosa di dalam ruangan sana. Matanya sedikit berair, wajahnya juga memerah dan seolah semua perjuangan yang ia lewati terbayar dengan indah.

Wonwoo sejak tadi hanya diam, berdiri diantara mereka yang tengah berbahagia sambil memandangi bayi yang ada di dalam sana dan diam-diam laki-laki berambut hitam memegangi perutnya yang rata. Sebenarnya Soonyoung dan Wonwoo memiliki usia kandungannya yang sama sebelumnya, tapi sayangnya Wonwoo mengalami pendarahan dan membuatnya kehilangan calon anak yang diharapkannya setelah ia terjatuh di kamar mandi. 

Sialnya tidak ada siapapun di apartemennya dan dengan perasaan bersalah, sebulan kemudian Wonwoo baru memberanikan dirinya untuk memberitahukan suaminya jika ia telah keguguran beberapa hari walau sebenarnya sudah sebulan yang lalu.

Mereka semua disana memutuskan untuk kembali ke ruang Soonyoung di rawat, Seokmin mendorong kursi roda sang istri menuju ruang rawatnya. Wonwoo tersenyum kecut seiring memikirkan hal itu lagi. 

Mereka semua disana tak berhenti memberi pujian dan ucapan selamat, terutama Dino yang tak bisa menyembunyikan perasaan bahagiannya kepada kedua pasangan itu. Tiba-tiba seseorang masuk kedalam ruangan itu dan membuat raut wajah kedua pasangan itu senang sekaligus sedikit sedih.

"Annyeong, chukkae ya kalian berdua" Wonwoo memandang orang itu dalam diam. Seungkwan dan Dino langsung menghampiri orang itu sambil mendeskripsikan bagaimana rupa sang bayi dan wajah laki-laki berumur 17 tahun itu tampak sangat bersinar-sinar excited. 

Berkali-kali Seungkwan yang berdiri di sebelahnya menepuk-nepuk pundaknya, membuat laki-laki yang baru datang sengan sebuket bunga dan sekeranjang buah-buahan di tangannya tersenyum dan tertawa kecil.

Wonwoo memandang punggung laki-laki itu dengan tatapan kosong, seharusnya ia berada di sebuah ruangan, mendapat sebuket bunga dan buah seperti Soonoung. Ia juga berharap jika anak dari Soonyoung akan bersebelahan dengan anak mereka, ketika sudha lahir nanti, tapi semuanya takkan pernah terjadi. Jeonghan pun tiba-tiba pamit karena ada sesuatu yang ingin ia lakukan, sebelum pergi ke luar, ia sempatkan untuk menepuk pundak Wonwoo pelan.

Orang itu berbalik dan menyadari jika Wonwoo ada di ruangan yang sama sepertinya, matanya sedikit terbelalak kaget melihat keberadaan istrinya itu. Namun yang Wonwoo sukai dari suaminya itu adalah Mingyu selalu tersenyum padanya dalam keadaan apapun dan membuat rasa bersalah maupun khawatir dari dlam diri Wonwoo selalu ada. Tapi Mingyu akan selalu memeluknya dan berbisik "It's okay, baby"

.

.

.

Tak jarang Wonwoo juga selalu tertidur, menunggu Mingyu pulang kerja, walau ia berharap ada sosok anak yang akan menemaninya dan dengan pertanyaann "Kapan ayah pulang?". Sampai-sampai makanan yang terlah dimasaknya mendingin, padahal ia sudah berusaha penuh untuk membuat makanan dengan mencair resep di internet, melihat tutorial video dan sampai bertanya pada noona-noona di sekolahnya dahulu. Walau kemampuan memasaknya bahkan tidak sehebat Mingyu sendiri tapi ia ingin mencoba bisa memasak dan tidak ingin jika Mingyu yang memasak, karena Mingyu bekerja hampir setiap hari dan apa gunanya sosok seorang istri?

Jam menunjukan pukul 1 dini hari dan ia mendnegar seseorang membuka pintu, baru saja Mingyu sampai di rumah. 

Wonwoo segera terbangun dari tidurnya dan memandang Mingyu dengan tatapan datarnya namun tersirat juga ekpresinya yang bersalah, ia ingin menyediakan makanan dengan spesial tapi yang ada ia harus menghangatkannya lagi karena ia ketiduran dan memasaknya tanpa mengira-ngira kapan Mingyu akan memakannya. Tapi Mingyu memakan makanan yang bibuat Wonwoo.

Wonwoo tahu jika Mingyu sedang menahan diri agar tidak terlepas memasang ekspresi orang yang sedang merasakan sebuah hidangan yang tidak nikmat, tapi tanpa ekspresi sedikitpun, Mingyu hanya tersenyum.

"It's okay baby, ini enak" Mingyu mencium bibir istrinya lembut tak lama, Wonwoo hanya diam.

My Husband ; MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang