"Mingyu!"
"Mingyu-ah, jangan-"
BRAKK
"Dimana?!" Mingyu membuka pintu ruangan itu kasar, Wonwoo yang matanya sedang terpejam seketika terbuka lebar dan memandang Mingyu kaget. Namun sebenarnya tubuhnya lemas untuk membuka mata tapi terpaksa ia reflek membuka matanya karena Mingyu.
"Mingyu, kau membangunkannya-"
"Diam! Jelas kau yang membunuh ibunya!"
Jantung Wonwoo seketika hampir berhenti mendengar itu, ia berusaha mungkin memandang duang orang dihadapannya, walau ia berusaha mungkin untuk membuka matanya. Kepalanya terasa sangat pusing. Mingyu pun langsung memadang Wonwoo, terasa ditatapi oleh laki-laki yang kini tengah berbaring diatas ranjang rumah sakit.
Wonwoo juga terkejut melihat Mingyu yang kini ada di hadapannya, pasalnya mereka tidak pernah dekat bahkan saling menyapa pun tak pernah. Tapi yang Wonwoo heran, adalah dirinya yang bingung mengapa ada di rumah sakit dan Mingyu ada disana.
"Ibuku?..." tanya Wonwoo dengan suara serak, tiba-tiba ia mengingat ibunya "Ibu..?" perempuan paruh baya yang berdiri tak jauh dari Mingyu, berjalan mendekati Wonwoo dan memeluknya "Kamu siapa.."
Wonwoo merasa bahunya panas, sosok yang memeluknya itu menangis di bahunya. Wonwoo beralih memandnag Mingyu yang tersenyum pahit padanya.
"Kenapa?" tanya Wonwoo bingung, tiba-tiba seorang pria masuk dan istrinya, memandang Wonwoo dengan sedih.
"Jadi.. Wonwoo-ah... Kami turut berduka atas kematian ibumu" Wonwoo memandang mereka dalam diam "Dan... Maafkan keluarga kami-"
"Maafkan aku, aku tak sengaja menabrakmu dan ibumu.... Maafkan aku uhh hiks" tangis perempuan yang memeluk Wonwoo itu. Setelah itu, tak lama mereka hanya diam memandnagi Wonwoo yang menangis. Sampai akhirnya ayah dari Mingyu, membuka suara.
"Uh.. Mungkin ini sangat mendadak tapi.... Aku akan menikahkanmu dengan Mingyu" sontak Mingyu dan Wonwoo saling berpandangan. Mingyu hendak membuka suara tapi sang ayah langsung mengangkat sebelah tangannya keatas "Tak ada penolakan, kita akan berbicara dengan ayahmu, Jeon Wonwoo"
Wonwoo hanya diam, bingung dengan keputusan ayah Mingyu yang tiba-tiba itu, namun ia juga tak bisa menolak.
"Wonwoo-ah" Wonwoo tersadar dari lamunannya dan memandang Seolhyun kaget "Kau pucat"
"E-Eh" Wonwoo sedikit kaget dengan suara perempuan itu, lebih lembut dari yang ia bayangkan. Hanya saja masih terbayang dirinya yang dibentak oleh sosok bernama Seolyun itu di telepon.
"Pucat?" tanya Mingyu, ia berbalik dan memandang tiga sosok yang berarti dalam hidupnya. Namun Wonwoo mengggelengkan kepalanya dan seolah sudah terjawab pertanyaan Mingyu, laki-laki berkulit tan itu pun melanjutkan masaknya.
"Papa! Aku mau coklat!" namun Mingyu tak menanggapi Chani yang terus-terusan memangilnya sedangkan Seolhyun yang ada di sebelahnya hanya menegornya untuk tidak berisik. Seolyun mengalihkan pandangannya pada Wonwoo, tanpa disadari laki-laki berambut hitam itu, jika Seolhyun melihatnya sedang mengelus pelan perut ratanya.
"Kudengar kau.......... Sedang hamil ya?" tanya Seolhyun tiba-tiba, yang membuat Wonwoo hanya menganggukan kepalanya tanpa berkata apapun. Seolhyun ingin berkata lagi namun mengurungkan niatnya ketika melihat Wonwoo yang tiba-tiba berdiri dari duduknya.
"Aku harus membeli susu hamil dulu" ucap Wonwoo, kemudian berjalan keluar dari apartemennya, Seolhyun memandang punggung Mingyu dingin.
"Jadi..... Bagaimana keputusanmu "

KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband ; Meanie
FanfictionKisah Wonwoo yang selalu merasa tidak enak hati pada sang suami. WARNING! Mpreg, It's BL/Yaoi fics! If u don't like it, DON'T READ! Date: Oct 22 2016 - On going