Part 1 - Problem

257 15 3
                                    

Salsabila Yudia Arikhi.

Nama itu selalu masuk daftar siswi yang masuk ke ruang BK.

"Salsa lihat ini! Point kamu sudah banyak sekali!"

Salsa hanya memandang malas kertas berisikan point yang selama ini tidak sengaja ia kumpulkan, etss tepatnya sengaja.

"Salsa sudah bunda bilang kamu itu jangan petakilan kaya gini. Kamu itu anak perempuan!" Riska, bunda anak petakilan yang selalu membuatnya darah tinggi mulai kehabisan kesabaran nya karena omongannya hanya ditanggapi dengan malas oleh anak petakilan ini

"Salsa juga tau Salsa anak perempuan yakali Salsa transgender"

Anak ini sungguh sangat bisa menjawab nya.

"Salsa kamu itu anak perempuan, lebih anggun sedikit jangan petakilan kaya gini. Lihat point yang kamu kumpulkan ini. Yatuhan.... kamu ngapain aja sampai point kamu sudah sampai delapan puluh lima. Ini hampir seratus lima puluh!" Riska menunjuk-nunjuk angka yang sudah dikumpulkan putri bungsunya.

"Itu kan masih delapan puluh lima belom seratus lima puluh"

Putri bungsunya ini makan apa saja hingga pintar sekali menjawab.

"Salsa jika kakek mu tahu. Kamu tahukan apa yang bakal dilakuin kakek kamu" Riska bangkit dari duduknya disofa dan berdiri dihadapan Salsa yang sedang duduk dengan santai nya disofa yang tadi dia duduk.

"Iya Salsa tahu. Salsa bakal dikirim ke pesantren trus Bunda gak akan ketemu sama Salsa selama beberapa tahun" Salsa tersenyum miring melihat reaksi wajah bundanya yang sedih. itu sungguh menggemaskan

Riska menetralkan reaksi nya lagi menjadi normal

"Biarin. Biarin kamu dibawa sama kakekmu ke pesantren biar kamu tobat sekalian" Salsa melotot mendengar ucapan bundanya. ini tidak boleh terjadi bundanya sepertinya sudah tahu rencananya.

"Bunda tahu kamu bilang gitu karena kamu tahu bunda gak bakal mau jauh dari kamu tapi.." Riska sengaja menggantukan kalimatnya. Ia tersenyum melihat wajah Salsa yang terkejut. "Bunda gak bakal lakuin itu aku tahu bunda gak akan bisa jauh dari aku" Sebenarnya kalimat itu untuk meyakinkan diri Salsa sendiri.

"Sayang nya bunda udah bisa jauh dari kamu gimana dong?" Ini tidak boleh terjadi "Bunda.. aku mohon jangan bilang ke kakek. Aku bakal jadi anak yang penurut deh tapi plis... jangan bilang kakek. Kalo bunda kasih tau kakek nanti aku di pesantren terus aku bakal gak ketemu ayah, gak ketemu bunda, gak ketemu bang Vian--" "Tambahkan kamu juga gak akan ketemu sama Marcel" Setelah mendengar ucapan bundanya wajah Salsa langsung berubah sendu.

"Bunda tahu kamu sih gak papa gak ketemu bunda, ayah, bang Vian tapi kamu pasti gak bakal gak apa-apa kalau gak ketemu Marcel. Bunda tahu itu sayang..." Riska tersenyum kemenangan. "Bunda gak akan bilang sama kakek asal kamu jadi anak penurut. Kamu gak akan bikin masalah lagi, gak akan bikin anak orang nangis lagi, gak akan bikin point kamu bertambah lagi, gak akan godain Bu Rukoyah lagi"

Salsa memang suka sekali menggoda Bu Rukoyah, guru IPA kelas XI yang sedang dekat dengan Pak Yuda, guru olahraga kelas XI-IPA.

"Inshaallah...." "Iya bunda yang cantik" Lanjutnya ketika melihat pelototan maut bundanya.

◽◾◽◾

"Marcel plis.. bantu gue yaa.. yaa..." Marcel yang melihat Salsa mengeluarkan Puppy eyes nya seketika luluh. Marcel selalu akan luluh jika dihadapkan dengan Puppy eyes milih Salsa. Sungguh ajaib.

"Iya.. Apasih yang gak gue kabulin? hm" Marcel mengelus puncak kepala Salsa yang sedang duduk disampingnya.

Kini mereka sedang duduk di kursi yang berada di taman belakang sekolah yang sering dijadikan tempat berkumpul, pacaran, membully, merokok, berantem, pokoknya yang tidak bisa dijangkau CCTV Sekolah.

"Gue mau lo bantu gue. Kata bunda kalo gue sampe dipanggil BK dan bikin masalah lagi gue bakal di pesantren" Marcel membelalak kaget. Hah seorang Salsa akan di pesantren itu sangat mustahil.

"Iya gue bakal bantu lo. Lo tenang aja. Kalau gue gak bantu lo nanti lo di pesantren terus kita gak bisa ketemu lagi" Marcel mengubah raut mukanya menjadi sedih. Dan itu membuat pipi Salsa menjadi bersemu merah. "Ih kok merah gitu??" Marcel sengaja menggoda Salsa agar gadis disebelah nya ini tidak sedih. Dan itu sukses membuat Marcel mendapatkan cubitan diperutnya.

"Jangan bercanda dong.. Gue lagi serius tau" Salsa menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah masuk kedalam dekapan hangat Marcel.

Jika orang lain melihat mereka maka orang itu akan menyimpulkan bahwa Marcel dan Salsa adalah sepasang kekasih yang sangat romantis. Tetapi itu bukan faktanya. Faktanya adalah mereka akan terus menjadi sahabat dan tidak akan pernah berubah.

"Ehem.." Deheman itu berasal dari arah belakang mereka membuat Marcel dan Salsa menoleh ke belakang.

"Pacaran mulu lo berdua" Ujar Rian dan diangguki oleh Farhan, Adit, dan Kayla.

Rian, Adit, Farhan, dan Kayla berjalan kearah Marcel dan Salsa.

Marcel melepaskan dekapannya begitu juga dengan Salsa.

"Salsa lagi ada masalah jadi dia lagi manja.." Ujar Marcel dan berhasil mendapat geplakan dikepalanya dari Salsa. "Apaansi! Gue lagi ada masalah malah kalian godain gue mulu" Salsa memajukan bibir bawahnya dan membuat Salsa terlihat sangat lucu jika sedang merenggut seperti itu.

"Jangan majuin gitu entar bibir lo kendor" Ucapan Rian sukses mendapatkan pelototan dari Salsa "Eh.. iya... ampun-ampun nyai.." Rian menundukkan kepalanya seolah-olah dia sedang berhadapan dengan seorang raja sontak membuat mereka tertawa kecuali Salsa tentunya.

"Emang masalah lo apa?" Sepertinya hanya Adit yang masih waras diantara mereka. "Bunda bilang kalau gue bikin masalah lagi gue bakal dimasukin ke pesantren" Ucapan Salsa membuat mereka semua meringis.

Astaga Salsa dimasukkan ke pesantren mungkin dunia akan kiamat terlalu berlebihan mungkin tetapi kenyataan nya memang begitu.

"Yaudah lo gak usah bikin masalah. Lo diem duduk yang manis jangan petakilan--" "Dia gak petakilan? What the hell gak akan pernah terjadi" Ucapan Kayla disela Rian membuat Kayla mencibik.

"Makanya lo semua bantu gue!" Salsa berdiri dan menatap kearah 5 temannya dengan tatapan tajam. "Iya-iya kita bakal bantu lo."

Salsa menatap tajam Rian "Awas lo php!" Lalu Salsa berlalu meninggalkan mereka semua yang melihat punggung Salsa semakin menghilang.

"Gue gak yakin dia bisa gak petakilan kaya biasa. Kayaknya semenit lagi dia bakal bikin masalah" Kayla memandang punggung yang semakin menghilang itu.

"Yaudah ayo makanya kita ikutin dia kemana pun jangan biarin dia bikin ulah" Marcel segera bergegas dan diikuti Farhan, Adit, Rian dan Kayla.

◽◾◽◾

Just A Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang