"Baiklah anak-anak, tugas ini saya jadikan PR untuk kalian. Dikumpulkan hari Kamis, tidak ada bantahan!""Yahhh Pakk....." Bagaimana tidak mengeluh. Pak Tono, guru Sejarah memberikan tugas tidak tanggung-tanggung. Mereka diberi tugas membuat kliping Sejarah beberapa negara ketika belum merdeka.
"Minimal negara nya lima!!" Murid-murid tambah frustasi mendengar kalimat tanpa bantahan itu.
"Oke! Selamat sore anak-anak" Setelah Pak Tono keluar, murid-murid kelas XII IPS-2 mengamuk dengan memukul-mukul meja.
"Anjing banget tuh guru!"
"Onyet!"
"Gue sumpahin tuh guru tambah botak!"
"Awas aja!!"
Ya, seperti itulah umpatan-umpatan yang diberikan para murid untuk Pak Tono yang sangat tidak berperikemuridan.
"Sal lo kok diem aja. Biasanya juga lo yang paling nentang kalo di kasih tugas bejibun gini" Kayla menyenggol bahu Salsa yang sedang merapikan alat tulis juga buku-bukunya untuk dimasukkan kedalam tas berwarna ungu miliknya.
Karena bel pulang sekolah sudah berbunyi yang tandanya siksaan neraka bagi para murid berakhir. Salsa bersiap-siap untuk berbicara dengan Marcel.
Ketika dilihatnya Marcel dan para pengikutnya keluar dari kelas, Salsa pun segera menggendong tas ransel kesayangannya dan lari mengejar Marcel.
"Marcel!!"
Salsa berusaha mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan karena berlari mengejar Marcel. Ternyata Marcel dan kawan-kawannya cepat juga jalannya.
Marcel menengok ke belakang dan menemukan Salsa, orang yang sedari tadi ada dipikirannya.
Dirasa Salsa dan Marcel butuh waktu berdua, Rian, Farhan, Adit pun jalan duluaan ke tempat parkir.
Salsa setengah berlari menuju Marcel yang menatapnya datar.
"Cel gue minta maaf ya" Kini mereka berdua berhadapan tetapi Marcel sepertinya enggan untuk menatap Salsa. "Iya udah gue maafin" Walaupun Marcel berkata seperti itu tetapi Marcel tidak kunjung menatap Salsa. "Kalo lo udah maafin gue, kok lo gak mau natap gue?" Salsa tau jurus yang paling membuat Marcel luluh adalah Puppy eyes kebanggaannya. Marcel yang mendengar suara lirih Salsa segera menatap Salsa, dan itu adalah kesalahan karena dia akan cepat luluh ketika menatap Salsa dengan puppy eyesnya.
Marcel menghela napas. Dia juga tidak mungkin akan terus marah pada Salsa. Faktanya dia juga tidak bisa berjauhan apalagi sampai tidak mengobrol dengan Salsa.
"Iya, udah gue maafin" Marcel tersenyum dan mengelus puncak kepala Salsa yang notabenenya lebih pendek dari nya.
Salsa segera memeluk Marcel yang juga dibalas Marcel.
"Maaf ya Cel... Gue waktu itu sumpah lupa bales Line lo. Karena calon kakak ipar gue mau dateng, gue udah kaya lupa sama semuanya.."
"Jadi lo juga lupa sama gue??" Salsa melepas pelukannya dan Pertanyaan Marcel langsung mendapatkan jawaban gelengan cepat dari Salsa. "Mana mungkin. Gue waktu itu terlalu excited jadi ya gitu lah.. Lo tau kan kalo gue udah excited bakal gimana" Marcel tersenyum dan mengelus puncak kepala Salsa lagi, dan kejadian itu tidak luput dari penglihatan dua orang yang sama-sama merasa sakit melihat orang yang mereka sayang terlihat bahagia dengan orang lain.
◽◾◽◾
"Gue udah yakin mereka gak bakal tahan jauhan kaya gitu. Apalagi gak sampe ngobrol" Rian dan Farhan kini sedang menstater motor ninja mereka. "Btw, Adit kemana? kok lama banget" Rian memakai helm kebanggaannya yang dibagian belakang helmnya terdapat sticker naruto.
"Katanya tadi dia ke toilet sebentar"
"Ah! udah numpang, lama lagi. Gue kan mau jemput gebetan baru gue" Rian berdecak sebal.
"Dia kan gak boleh bawa motor ataupun mobil sama bokapnya sebelun dapet SIM bego. Sok-sokan lo punya gebetan, kemaren aja baru ditampar" Farhan menggeplak kepala Rian yang sudah memakai helm kebanggaannya itu. Memang jarak motor mereka berdua tidak terlalu jauh jadi, Farhan dengan mudah mengeplak kepala Rian.
"Tuh helm ganti apa. Malu gue kalo lagi jalan sama lo"
"Enak aja nih helm kebanggaan gue. Helm ini menandakan seberapa maco nya gue" Farhan menaikan salah satu alisnya. "Kartun gitu mana ada yang menandakan maco yang ada menandakan banci"
"Naruto tuh maco ya. Lo aja yang gak pernah nonton kartunnya jadinya lo gak tau"
Belum sempat Farhan mendebat, Adit sudah menepuk bahu Farhan.
"Lo pada ngomongin apaan si? Sampe Rian keluar urat gitu" Adit berdiri diantara motor Rian dan Farhan.
"Dia bilang Naruto itu menandakan maco. Ya mana ada lah! Adanya menandakan lo kekanak-kanakan" Rian terlihat seperti ingin mendebat Farhan kalau saja Adit tidak menengahi mereka berdua. "Udah-udah kita kan punya pendapat berbeda. Lo sama pendapat lo dan lo juga sama pendapat lo" Adit menunjuk bergantian dari Farhan ke Rian. "Udah ah balik" Adit langsung menaiki motor Rian dan menepuk bahu Rian. "Ayok udah" Rian pun memutar balik motornya dan langsung menancap gasnya.
◽◾◽◾
"Udah sampe" Tadi setelah Marcel dan Salsa berbaikan yang berujung mereka berdua jalan-jalan ke taman sambil memakan ice cream. Dirasa hari sudah semakin sore akhirnya Marcel mengantar Salsa pulang. "Gue kan masih mau jalan-jalan..." Salsa turun dari motor ninja Marcel dengan enggan.
"Udah mau maghrib. Gak baik cewe keluyuran"
"Kan ada lo!"
"Ya tapi nanti lo dicariin Bunda lo"
Salsa mengerucutkan bibirnya. Marcel gemas melihat Salsa mengerucutkan bibirnya seperti itu.
"Udah kan besok bisa jalan-jalan lagi. Juga kita harus selesain tugas dari Pak Tono" Salsa menghela napas. "Yaudah deh, Makasih ya Cel. Maaf sekali lagi..." Marcel tersenyum dan itu membuat jantung Salsa berdebar tidak karuan. Marcel tambah ganteng kalo senyum gitu, pikir Salsa yang langsung digelengi kepalanya. "Lo kenapa Sal?" Marcel merasa aneh melihat Salsa tiba-tiba menggeleng-gelengkan kepalanya. "Eh- engga engga. Yaudah hati-hati ya Cel" Bukannya menancap gas untuk pulang, Marcel malah tertawa.
"Kenapa si??"
"Helm"
Dan itu sukses membuat Salsa malu. Salsa yakin pipinya sekarang sudah memerah. Untungnya hari sudah mulai gelap, jadi kemungkin Marcel tidak melihat rona merah di pipinya.
Salsa segera melepas ikatan helmnya tetapi sulit.
Marcel mendekat kearah Salsa. Salsa yang merasakan deru napas seseorang akhirnya mendongak dan itu adalah kesalahan karena saat ini dia bisa melihat dengan jelas wajah tampan Marcel.
Jantung Salsa semakin berdebar tidak karuan. Semoga Marcel gak denger detak jantung gue, ucap Salsa dalam hati. Dan kini mereka berdua saling bertatapan. Salsa merasa tenggelam didalam manik mata coklat muda itu.
Karena terlalu fokus menatap manik mata Marcel, Salsa tidak sadar ikatan helmnya sudah terlepas.
"Kok merah gitu??" Salsa segera mengalihkan tatapannya kemana saja asal jangan pada Marcel.
Marcel melepaskan helm Salsa dan merapikan rambut Salsa yang sedikit berantakan akibat memakai helm. Suasana kini menjadi hening.
Sumpah Salsa kini merasa kerja jantungnya semakin tidak karuan dan dia yakin pipinya semakin memerah.
Karena tidak ingin kerja jantungnya semakin tidak karuan dia pun mundur sedikit dari posisi dia berdiri tadi. "Ya... Ya- yaudah Cel. Hati-hati." Salsa segera berjalan masuk ke gerbang rumahnya tanpa menengok ke belakang lagi. Marcel yang melihat tingkat Salsa tersenyum simpul. Dia juga sebenarnya merasa kerja jantungnya sedikit tidak karuan saat wajahnya dan wajah Salsa hanya berjarak beberapa centi dan saling bertatapan. Niatnya tadi Marcel ingin membantu Salsa melepas ikatan helmnya. Tetapi kenapa suasananya jadi awkward begitu?
◽◾◽◾

KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Friend
Teen FictionSalsa selalu ada untuk Marcel. Marcel juga selalu ada untuk Salsa. Salsa menganggap Marcel pahlawannya. Marcel menganggap Salsa princessnya. Disaat Marcel terpuruk, Salsa menyangga Marcel. Disaat Salsa terpuruk Marcel menyangga Salsa Tetapi itu sem...