Part 13 - Midnight Memories

53 4 0
                                    

Banyak typo!

◽️◾️◽️◾️

Hari ini hari Minggu. Seluruh keluarga dari orangtua Salsa dari pihak ibu berkumpul di rumah Salsa mengadakan acara arisan keluarga.

Bahkan Dinda dan Dava sudah berada di rumah Salsa sejak pukul 04.25 sore. Ya, kini Dava tahu jika dia dan Salsa sekarang adalah sepupu, lebih tepatnya sepupu tiri.

"Gue gak nyangka lo sekarang sepupu gue" Dava sebenernya malas untuk ikut ke acara keluarga kayak gini. Dia bahkan tidak mengenal keluarga dari pihak ibu tirinya- karena Dava yang gak pernah mau tahu. Sekarang Dava memakai kemeja lengan pendek yang tidak dikancing sampai kerah berwarna biru dongker dipadukan dengan jeans warna hitam juga sepatu sneakers salah satu merk terkenal yang berlogo yang menyerupai bentuk daun menjari berjumlah 3 jari berwarna hitam.

"Gue si sebenernya udah tahu pas gue dateng ke pernikahan orang tua lo. Gue juga sebenernya kaget yang nikah sama tante gue ternyata Ayahnya Dinda-- Ayah lo"

Salsa bingung kenapa setiap kali pas ngomongin Dinda pasti Dava akan selalu terdiam bahkan mukanya terlihat penuh kebencian. Mungkin ada masalah antara saudara yang belum mereka selesaikan. Salsa sih jika berantem sama Ravian ujung-ujungnya juga bakal baikan lagi, entah itu Salsa yang duluan minta maaf atau Sebaliknya.

"Oh, iya itu siapa?" Dava menunjuk kearah seorang pria memakai kemeja lengan panjang berwana hitam yang sedang mengobrol dengan seorang perempuan. "Oh... Itu abang gue, Ravian, dipanggilnya bang Vian" Dava hanya mengangguk-ngangguk. Tetapi dia sepertinya pernah melihat perempuan yang sedang mengobrol sama kakaknya Salsa. Tetapi entah dimana.

"Kalo yang cewek?" Entah kenapa Dava sangat penasaran. "Yang cewek pacarnya bang Vian, Ka Ditha" Dava hanya mengangguk-angguk lagi. Udahlah gak penting, Dava membatin.

"Em... Dav, gue boleh nanya gak?" Dava mengangguk. "Em... Tapi jangan marah ya" Dava menghela napas lalu tersenyum. Dava tahu pasti Salsa mau menanyakan dimana keberadaan Dinda.

"Dinda kemana si? Kok dia udah lama gak masuk, juga dia hari ini cuman mampir bentar doang terus langsung pergi lagi" Dalam hati Salsa berdoa, semoga Dava tidak marah karena pertanyaannya yang menyangkut Dinda.

"Dia lagi ada urusan kali" Salsa hanya tersenyum mendenar respon singkat Dava. Mungkin nanti Salsa akan menanyakan kenapa Dava dan Dinda seperti selalu bersitegang pada orangtua Dava dan Dinda.

"Acara bentar lagi mau dimulai. Gue males sama acara keluarga kaya gini. Gue mau cabut, lo mau ikut?" Salsa sebenarnya enggan untuk pergi tetapi dia ingin lebih dekat dengan Dava. Entah kenapa, dia ingin mengetahui hidup Dava. Salsa mengangguk tak yakin. "Tenang aja, lo bakal aman kok" Melihat senyum tulus Dava, akhirnya Salsa menganggukan kepalanya tanda bahwa dia setuju untuk ikut Dava. "Tapi gue ganti baju sebentar" Dava mengangguk.

Salsa dengan cepat berlari keatas—kamarnya— untuk mengganti dressnya menjadi sweather berwarna abu-abu yang dipadukan skinny jeans berwarna hitam. Dia juga mengganti flat shoesnya menjadi sepatu kets berwarna putih. Dan tidak lupa dia menguncir rambutnya menyerupai buntut kuda yang menyisakan bebrapa helai rambut.

◽️◾️◽️◾️

"Seruan disini daripada ikut arisan keluarga kaya gitu" Salsa berpendapat yang diangguki Dava.

Mereka kini sedang berada di taman, dimana orang-orang dengan asiknya bermain sepeda BMX juga Skateboard

"Setiap keluarga gue join acara-acara formal atau keluarga gitu, gue selalu kabur kesini" Dava mulai membuka diri, batin Salsa.

Just A Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang