Part 14 - Where Do Broken Hearts Go

62 4 3
                                    

Hari ini adalah salah satu daftar hari yang paling Salsa benci. Ralat sangat sangat sangat benci karena hari ini dua spesies itu akan memulai misi mereka untuk menghancurkan hidupnya

Salsa sudah menunggu akan kedatangan Sera juga Stefan didalam kelas. Mungkin tuhan masih memberinya ketenangan. Stefan dan Sera ternyata memilih kelas IPA! sungguh kabar gembira!

"Dinda!" Baru saja Dinda masuk kedalam kelas bahkan belum menaruh tasnya, Salsa dan Kayla menghampirinya dengan sedikit berlari.

"Lo kemana aja?"

"Kemaren juga lo langsung pulang, kenapa?"

"Lo sakit apa sampe berhari-hari gitu?"

"Lo ada masalah?"

Semua pertanyaan itu diajukan Kayla dan Salsa secara bergantian. Dinda kaget. Salsa dan Kayla yang melihat kekagetan Dinda membimbing Dinda ketempat duduknya.

Setelah Dinda menaruh tas, Salsa langsung menagih jawaban pada Dinda walaupun mereka masih keadaan berdiri.

"Em... Ak- Aku sakit tyfus... Ya sakit tyfus" Salsa dan Kayla mengangguk berbarengan. "Tapi kemaren kok lo langsung pergi gitu aja? Bahkan gue belom nyapa lo" Telapak tangan Dinda basah pertanda jika dia sedang dalam keadaan gugup-segugupnya. "I.. Itu aku....-- Lagi ada urusan. Jadi harus pamit duluan" Dinda tersenyum gugup. Salsa dan Kayla mengeryit. Kenapa Dinda terlihat sangat gugup?

Salsa menatap Kayla seolah tatapan itu berkata: Kok dia gugup?. Kayla juga menatap Salsa seolah tatapan itu menjawab tatapan mata Salsa: Gak tahu.

Salsa dan Kayla akhirnya hanya mengangguk sebagai respon jawaban Dinda.

"Salsa!" Panggil Marcel yang baru saja datang. Salsa menengok kearah Marcel yang masih menenteng tas nya. Marcel mendekat kearah Salsa.

"Ke gedung IPA yok!" Ajakan Marcel membuat Salsa membeku sekejap namun dia dengan cepat merilekskan diri.

"Em.... Emangnya mereka udah dateng?" Marcel mengangguk dan langsung mengamit tangan Salsa dan membawanya ke gedung IPA. Bahkan Marcel tidak ikut ritual yang selalu dilakukan kelas XII IPS-2 setiap hari Senin.

"Stefan!" Cowok berseragam yang sedang duduk membelakangi Marcel dan Salsa menengok ketika namanya dipanggil.

Stefan tersenyum melihat kedua sahabatnya lalu menghampiri mereka.

"Marcel! Salsa!" Logat british terdengar jelas dari bibir Stefan. Marcel segera melepaskan tangan Salsa dan langsung memeluk ala lelaki cowok blasteran didepannya ini.

"Bro! Lama gak ketemu. Apa kabar?" Marcel menepuk-nepuk punggung Stefan begitu juga sebaliknya sebelum melepaskan pelukannya.

"Iam fine. You?"

"Iam fine too. Em.. Salsa! Lama gak ketemu" Stefan lansung memeluk Salsa tanpa aba-aba sehingga Salsa hampir terjungkang kebelakang. Salsa dengan enggan membalas pelukan Stefan mungkin di tempat Stefan lawan jenis berpelukan di sekolah adalah hal lumrah. Dengan cepat Salsa melepaskan pelukannya.

"Iam sorry" Ujar Stefan karena melihat Salsa tidak nyaman atas tindakannya tadi, juga karena dia mendengar dengusan dari orang disebelah Salsa, Marcel.

"Apa kabar? Udah lama kita gak ketemu, kamu semakin cantik aja" Stefan mengedipkan sebelah matanya pada Salsa yang dihadiahi pelototan tajam dari Marcel. Sedangkan Salsa merasa tak nyaman karena murid kelasan Stefan melihat kearah mereka.

"Em.. Gue balik ke kelas dulu ya" Tanpa mendengar jawaban kedua orang itu, Salsa langsung pergi meninggalkan kelas itu.

Ketika Salsa berada di koridor gedung IPA. Dia tidak sengaja menabrak orang sehingga dia terjatuh.

Just A Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang