Part 2 - Badmood

112 8 1
                                    

"Eh! Kalo jalan liat-liat dong!! Punya mata gak si lo?!!"

Baru saja Salsa berharap dia tidak mendapatkan masalah macam apapun hari ini. Tetapi sepertinya harapan Salsa tidak terkabulkan karena saat dia sedang berjalan dengan tergesa-gesa melewati Lobby. Ada seseorang yang menabrak nya hingga dia terjatuh. Bahkan tidak membantunya!

Salsa bangkit dan menatap tajam kearah orang yang tadi menabrak nya.

"Lo punya muka gak si?! Kalo orang lagi ngomong liat muka nya!!" Salsa merasa amarahnya mulai menaik saat dia sedang berbicara tetapi orang ini hanya menunduk "Eh! Gak punya kuping ya lo?!". Orang dihadapannya ini sungguh menyebalkan!

Dirasa orang dihadapannya ini tidak kunjung mengangkat kepalanya, akhirnya Salsa berlalu meninggalkan orang yang menabraknya dengan langkah tergesa-gesa.

"Maafin Salsa ya. Dia lagi ada masalah makanya dia tadi marah-marah sama lo" Ucapan Marcel membuat Dinda mengangkat kepalanya.

Marcel dan teman-temannya tadi memang sudah melihat kejadian saat Salsa bertabrakan dengan cewek dihadapannya ini. Tetapi dia memilih berdiam karena dia tahu Salsa sedang butuh pelarian untuk kemarahannya. Anggap lah dia jahat tetapi demi sahabatnya agar sahabatnya itu tidak merasa badmood seharian ini.

"Gak apa-apa. Aku juga kok yang salah"

"Lo murid baru ya disini?"

Pertanyaan itu datang dari Rian. Cewek itu pun mengangguk. Rian dapat melihat Name tag cewek itu yang bertuliskan nama; Dinda Yuri Ayudia.

"Sekali lagi maafin Salsa ya. Btw lo murid baru disekolah ini, kita ucapin Welcome to Wijaya Highschool." Kini Kayla yang berbicara. Mereka semua tersenyum kearah Dinda dan Dinda pun membalas dengan senyum gugup nya.

"Udah ayo kita kejar Salsa keburu dia buat masalah lagi" Ucapan Rian membuat Farhan, Adit, Kayla, dan Marcel mengingat tentang Mood Salsa yang sedang tidak bagus. Ralat! sangat tidak bagus.

Mereka semua pun berlari meninggalkan Dinda sendirian dengan senyuman tersungging di bibirnya.

◽◾◽◾

Tidak tahu kenapa kini Salsa merasa semua yang ada disekitarnya menyebalkan. Sangat menyebalkan. Mungkin Mood nya yang kini tidak bagus disebabkan tamu bulanannya yang akan datang, dan juga mungkin karena keputusan bundanya, atau mungkin karena orang yang tadi menabraknya.

"Udah nabrak, gak minta maaf, gak bantuin berdiri. Tuh orang gak punya rasa bersalah apa! Udah diajak ngomong nunduk mulu!"

Sejak Salsa tiba di kelasnya dan duduk di bangkunya yang dilakukan nya sedari tadi hanya meggerutu tidak jelas. Meggerutu tentang teman-temannya yang suka menggodanya, meggerutu orang yang tadi menabraknya, keputusan bundanya, dan hal-hal lainnya yang sebenarnya tidak termasuk masalah besar.

Bahkan tadi Roi, salah satu anggota geng di sekolah ini. Berjalan melewati Salsa yang sedang menggerutu langsung dimarahi habis-habisan. Sungguh ajaib!

"Salsa!" Marcel memanggil cewek yang sedang duduk sambil menenggelamkan kepalanya dilipatan tangannya yang ditaruh diatas meja dari depan pintu kelas. Cewek itu mengangkat kepalanya dengan malas

"Udah deh kalo kalian mau ganggu gue jangan sekarang. Mood gue lagi rusak serusak-rusaknya. Jangan sampe kalian dapat omelan panjang, lebar gue" Salsa kembali menenggelamkan kepalanya dilipatan tangannya.

Marcel, Adit, Farhan, dan Rian berjalan mendekati tempat duduk Salsa.

Ketika mereka melewati tempat duduk Roi. Cowok itu langsung memberi tatapan ngeri kepada 4 cowok itu.

"Saran gue, jangan ganggu dia deh" Bisik Roi.

Kini Rian, dan Farhan menatap tempat duduk Salsa dengan tatapan ngeri.

"Gue gak mau jadi omelan dia untuk yang ke Seribu Dua ratus Lima puluh bahkan lebih" Rian kini meringis mengingat omelan yang diberikan Salsa kepadanya.

"Gue juga kayanya gak mau jadi korban kali ini" Adit bahkan kini menimpali. Marcel hanya memutar kedua bola matanya. Dasar para si lebay!

Marcel kini berpikir untuk menghibur Salsa agar Mood Salsa tidak semakin memburuk nantinya.

"Salsa.." Marcel mendekati tempat duduk Salsa dan ketika dia sampai, dia mengelus rambut Salsa yang bagaikan halus tanpa cacat itu dengan lembut.

Salsa hanya bergumam. Sungguh dia sangat lelah hari ini, Mood nya kali ini kenapa sungguh sangat sulit di kendalikan.

"Nanti pulang sekolah kita pergi bareng yuk. Makan ice cream, main di taman, terserah lo yang penting sekarang lo jangan kaya gini.."

Perkataan Marcel membuat Salsa mengangkat kepalanya. Kini dia menatap Marcel.

"Gue cuman lagi gak Mood dan gue ngerasa pengin pulang terus tidur aja" Salsa kini menyanggah kepalanya dengan salah satu tangannya.

"Lo mau pulang? Yaudah ayo.. gue antar. Masa princess nya Marcel jadi tukang omel kaya gini" Perkataan Marcel membuat seulas senyum di bibir ranum Salsa.

"Ayoo... Bantu diri" Rengen Salsa dengan nada manja seraya mengangkat kedua lengannya kearah Marcel. Marcel dengan senang hati memegang kedua lengan Salsa dan membantunya berdiri.

"Ci--" Baru saja Rian ingin mengeluarkan godaannya tetapi sudah dipelototi terlebih dahulu oleh Marcel. Kini Rian hanya menyengir.

"Tasnya gimana?" Salsa kini menengok kearah belakang dimana tempat duduknya berada. "Udah nanti sama Rian. Rian nanti lo anter tas Salsa ke rumahnya." Perkataan Marcel sukses membuat kedua bola mata Rian melotot, pasalnya masa dia harus menteteng tas berwarna ungu itu dari sekolah sampai rumah Salsa. Dimana harga dirinya sebagai seorang laki-laki?

Belum Rian sempat mendebat, Salsa dan Marcel sudah berjalan keluar dan menyisakan Rian yang ditertawakan.

"Makan noh tas ungu" Perkataan Farhan membuat seisi kelas tertawa dan membuat Rian mencibikkan bibirnya

◽◾◽◾

Makin absurd ya

Just A Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang