Part 6 - Their problem

62 6 1
                                    


"Sal! Lo mau ngapain sih??" Ucapan itu terdengar dari mulut Kayla yang sedari tadi melihat Salsa mundar-mandir tidak jelas.

"Salsa!!"

Salsa terkaget, dia pun menengok kearah Kayla yang berada di belakangnya.

"Kenapa?"

Kayla memutar bola matanya malas. "Lo kenapa? dari tadi mundar-mandir gak jelas" Kini Kayla melihat raut wajah Salsa yang terlihat cemas. "Ada apa? Cerita sama gue, siapa tau gue bisa bantu"

Salsa menghela napasnya lelah "Marcel marah sama gue. Dari kemaren gue Line di read doang." Kayla menggiring Salsa untuk duduk. "Tenang dulu. Emang lo berbuat apaan sampe dia marah?"

"Gue lupa bales Line nya kemaren. Juga gue read doang. Sumpah gue lupa bales. Gue baru inget pas gue jawab di group yang Farhan ceritain tentang Rian" Nada bicara Salsa terdengar lirih. Kasian Salsa. Salsa dan Marcel selama ini tidak pernah marahan lebih dari setengah hari. Itupun pagi nya mereka marahan dan sorenya mereka berbaikan. Itu tidak sampai 1 hari.

"Lo nya juga sih. On di group tapi gak bales chat dia. Gue juga bakal marah kalo digituin"

Salsa merasa sia-sia cerita ke Kayla. Ujung-ujungnya dia juga yang disalahi. Dia kan tidak sengaja.

"Yaudah nanti pulang sekolah lo ajak dia bicara. Lo minta maaf ke dia kasih alasan kenapa lo lupa bales chat dia" Salsa tersenyum kearah Kayla "Gue pikir gue sia-sia cerita ke lo ternyata ada manfaatnya juga" Kayla yang mendengar itu langsung melotot tapi tidak lama kemudian dia tersenyum. "Iyalah secara gue adalah penasihat termanjur yang ada dikelas ini" Mereka kemudian pun tertawa lalu keluar kelas untuk pergi ke kantin. Setidaknya Salsa harus sarapan dulu. Dia lupa sarapan tadi karena terlalu semangat ingin bertemu Marcel tetapi Marcel nya sampai kini belum kunjung terlihat batang hidungnya.

◽◾◽◾

Marcel merasa kini dia sangat ingin marah-marah. Adit saja yang tidak salah apa-apa tiba-tiba dimarahi Marcel tanpa sebab. Farhan dan Rian saja sampai menganggap dirinya sedang PMS.

"Cel lo kenapa si?? Lo lagi PMS? Kalo lagi PMS gue beliin kirana deh" Rian langsung mendapatkan geplakan dari Farhan "Bukan kirana bege kiranti". Rian pun langsung nyengir tidak bersalah "Iya maksud gue itu". Farhan kembali menggeplak kepala Rian. Rian yang tidak terima, menggeplak kembali kepala Farhan.

"Lo pada bisa diem gak?!" Yang tadinya Rian dan Farhan asik menggeplak satu sama lain kini terdiam. Marcel kini benar-benar seperti gadis yang sedang mengalami PMS.

"Lo sebaiknya cerita ke kita-kita. Siapa tau lo bakal lebih mendingan" Sepertinya hanya Adit yang waras disini.

Marcel menghela napasnya lelah "Gue lagi marahan sama Salsa." Satu kalimat itu membuat ketiga orang ini melotot tidak percaya. "Lo marahan sama Salsa udah berapa hari?" Tanya Adit. "Satu hari" Jawab Marcel dengan lemah.

Rian dan Farhan langsung bertepok tangan. Sedangkan Marcel melirik mereka berdua dengan malas.

"Wow!"

"Keren!"

"Yes!"

"Uyeah!"

"Uhuy!"

"Uwow!"

Rian dan Farhan berseru bergantian. Kenapa Marcel harus mempunyai teman yang seperti ini?. Nasib!

"Lo berdua pada seneng lihat temen yang lagi sedih" Farhan dan Rian yang tadinya berdiri langsung duduk dan menatap Marcel dengan sendu "Kita gak maksud gitu. Kita ini teman lo. Gak mungkin kita berdua bahagia sedangkan lo sedih. Kita gak mungkin menduakan kamu mas!" Itu pasti Rian yang berbicara. Farhan dan Adit langsung menggeplak kepala Rian. "Jangan geplak mulu napa ntar gue tambah oon" Rian mengerucutkan bibir bawahnya. "Iyadah kasian dia. Dia kan habis ditampar" Dan akhirnya Marcel tertawa!

"Nah gitu dong abang kan tambah ganteng" Ucapan Rian mendapatkan ringisan takut dari ketiga temannya. "Udah ah gue mau ke kelas kalo disini lama-lama bisa bahaya gue" Farhan berdiri dan melihat kearah bagian bawah tubuhnya dan lansung berlari meninggalkan ketiga temannya. Marcel dan Adit juga meringis dan langsung lari meninggalkan Rian sendirian.

"Ih pada jahat!" Akhirnya Rian juga berlari mengejar teman-temannya.

◽◾◽◾

Marcel, Adit dan Farhan memasuki kelas yang ternyata masih belum ada guru padahal sudah bel pelajaran dimulai.

"Sumpah jijik banget gue sama dia" Ucap Farhan sambil berjalan kearah tempat duduknya diikuti Marcel juga Adit. Marcel sekilas melihat Salsa yang sedang menatapnya. Ingin sekali dia mengajak ngobrol Salsa tetapi egonya tidak mengizinkannya.

Marcel duduk di tempat duduk yang sebenarnya milik Farhan. "Eh itu tempat gue" Marcel segera memberi isyarat kepada Farhan untuk duduk dulu ditempat duduknya. Marcel tidak mau duduk di tempat duduknya karena tempat duduknya bersebelahan dengan tempat duduk Salsa sedangkan tempat duduk Farhan berada di belakang tempat duduk Marcel.

Farhan yang merasa kelelahan karena berlarian tadi akhirnya langsung duduk di tempat Marcel.

"Noh curut kemana lagi?" Farhan menengok-nengok kearah pintu. "Eh awas dulu apa" Farhan menyuruh Faras untuk menyingkir dulu karena Farhan kesusahan untuk melihat ke arah pintu kelas. Tempat duduknya yang berada dipaling pojok sebelah kanan dekat jendela dan pintu juga berada di urutan kedua paling belakang membuat dia kesusahan melihat kearah pintu.

"Ada Rian" Seru Farhan. Marcel yang merasa mood nya yang tadi sudah membaik kini memburuk lagi karena melihat Salsa yang asik mengobrol dengan Fahmi--ketua kelas XII IPS-2.

Adit dan Farhan bersiap-siap untuk ngumpet tetapi tidak jadi karena mendengar suara Rian

"Lo pada jahat sama gue" Rian berdiri diambang pintu kelas. "Lo pada lari nya pada cepet banget" Rian berjalan menuju tempat duduknya sendiri yang sama dengan tempat duduk Farhan yang kini sedang diduduki Marcel.

"Lo ngapain ngumpet-ngumpet gitu?" Tanya Rian dengan polos ke Farhan dan Adit yang sedang mengumpat dibawah kolong meja. Karena Rian kelelahan akhirnya dia langsung duduk disamping Marcel. "Gue sampe dimarahin sama Bu Yuni gara-gara lari-larian. Tadi juga gue juga gak sengaja nabrak si murid baru. Jahat lo semua"

Farhan dan Adit keluar dari persembunyiannya dan duduk lalu, mengubah posisi duduknya jadi kebelakang menghadap Rian dan Marcel.

"Namanya kalo gak salah Dinda Dinda gitu ya?" Tanya Farhan. Rian langsung mendelik tidak suka "Giliran masalah cewek aja lu langsung cepet".

"Cel tuh Salsa. Tadi aja lo uring-uringan kaya anak SMP baru ngalamin PMS" Rian menunjuk Salsa dengan dagunya. Marcel merespon ucapan Rian dengan hanya berdecak.

"Sal tuh Marcel" Kayla berbisik ke Salsa yang sedang asik mengobrol dengan Fahmi. "Kata lo pas pulang sekolah aja" Bisik Salsa. "Tapi kan dianya juga lagi ada disini trus belom ada guru juga" Kayla semakin gemas dengan tingkah 2 pasangan ini. Ralat, 2 sahabat ini.

"Lo pada lagi bisik-bisikan apa si?" Fahmi yang merasa dikacangin akhirnya bertanya. "Eh-- enggak kok, cuman Girls secret" Kayla memelankan suara ketika menyebut 'girls secret'. Fahmi hanya mengangguk-ngangguk sebagai respon.

Salsa sebenarnya ingin berbicara dengan Marcel saat ini juga tetapi egonya tidak mengizinkannya karena banyak teman-temannya disini. Biasanya Salsa tidak akan malu jika ingin mengobrol dengan Marcel tetapi entah kenapa kini dia merasa malu.

Marcel juga merasa seperti itu. Marcel ingin sekali berbicara dengan Salsa tetapi egonya tidak mengizinkannya.

Dan disini masalah mereka adalah ego mereka sendiri.

◽◾◽◾

Just A Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang